Inibaru.id - Pada Selasa, 14 Januari 2025 lalu, telah terjadi bentrok antara dua organisasi masyarakat (ormas), yaitu Pemuda Pancasila (PP) dan Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu (GRIB) Jaya. Insiden itu terjadi di dua lokasi di Kabupaten Blora dan mengakibatkan 12 korban luka.
"Kedua lokasi bentrok berada di wilayah Kelurahan Karangjati, Kecamatan Blora, dan di Jalan Ngawen-Kunduran, Kecamatan Kunduran," kata Kapolres Blora, Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Wawan Andi Susanto.
Sebagai informasi, PP merupakan sebuah organisasi paramiliter Indonesia yang didirikan oleh Jenderal Abdul Haris Nasution pada 28 Oktober 1959. Ormas yang khas dengan warna seragam bercorak loreng warna oranye ini memiliki tujuan menjaga dan mempertahankan NKRI.
Sementara GRIB Jaya adalah ormas yang didirikan oleh Rosario de Marshal alias Hercules, mantan preman Tanah Abang yang cukup terkenal di Indonesia. Berdiri pada 2011, kini GRIB Jaya telah memiliki banyak anggota yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia. GRIB Jaya juga menjadi salah satu ormas pendukung pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka pada Pilpres 2024 lalu.
Alasan Terjadi Bentrok
Melansir keterangan dari Kompas Rabu, (15/1/2025), awal mula bentrokan ini adalah penggerudukan PP ke markas GRIB Jaya Blora pada Senin, 13 Januari 2025. Ketua PP Blora Munaji menjelaskan alasan mereka melakukan penggerudukan karena GRIB Jaya Blora diduga memalaki beberapa minimarket di sana.
Selain itu, Munaji menyebut gesekan tersebut terjadi juga terkait pupuk bersubsidi hingga dugaan penyelewengan gas LPG yang dilakukan sejumlah oknum anggota GRIB Jaya Blora. Munaji juga mempertanyakan izin legalitas surat keterangan terdaftar (SKT) GRIB Jaya Blora yang terlalu cepat dikeluarkan oleh Kesbangpol Blora.
Setelah adanya penggerudukan tersebut, pada Selasa, 14 Januari 2025, anggota GRIB Jaya se-Jawa Tengah mendatangi wilayah Blora dengan berbagai macam kendaraan darat, seperti sepeda motor, mobil, minibus, hingga truk.
Anggota GRIB Jaya se-Jateng itu menggelar apel di Alun-alun Blora, kemudian melaporkan PP ke Polres Blora. Setelah membubarkan diri, seluruh anggota GRIB Jaya pun pulang ke daerah masing-masing. Saat di perjalanan pulang itulah mereka terlibat bentrokan dengan anggota PP di beberapa titik lokasi, yaitu Karangjati Blora dan Jalan Ngawen-Kunduran.
Perjanjian Damai
Dalaam kericuhan tersebut, aparat gabungan dari Kepolisian, TNI, dan Satpol PP segera turun tangan untuk menenangkan situasi dan mencegah eskalasi lebih lanjut. Setelah situasi berhasil dikendalikan, kedua belah pihak dipertemukan dalam mediasi yang dilaksanakan di Pendopo Kabupaten Blora pada Rabu (15/1/2025) pagi.
Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Blora yang memfasilitasi pertemuan tersebut. Selain itu ada juga Bupati, Kapolres, Komandan Kodim, Kepala Kejaksaan, dan Ketua Pengadilan serta Ketua DPRD Blora, serta dua pimpinan ormas yang terlibat perselisihan, yakni Ketua Majelis Pimpinan Cabang (MPC) PP Blora Munaji dan Ketua DPC GRIB Jaya Blora Sugiyanto.
Ketua MPC PP Blora Munaji mengatakan bahwa kejadian ini merupakan yang pertama dan terakhir, sehingga ke depan berjanji nggak akan terulang kembali peristiwa tersebut. "Saya mohon maaf atas tingkah laku PP kemarin, saya berjanji tidak akan kembali terulang peristiwa seperti ini," katanya.
Sementara Ketua DPC GRIB Jaya Blora Sugiyanto mengungkapkan hal senada. Dengan adanya perjanjian yang telah ditandatangani kedua pimpinan ormas ini akan tetap menjaga kondisi Blora tetap kondusif, aman, damai, dan sejuk.
Wah, akhirnya situasi panas dan mencekam yang terjadi beberapa hari lalu di Blora berakhir damai ya, Millens? Semoga ke depan Blora selalu menjadi wilayah yang keamanan dan kenyamanannya terus terjaga. (Siti Khatijah/E07)