BerandaInspirasi Indonesia
Jumat, 14 Des 2017 21:06

Dari Hobi, Jutaan Rupiah ke Saku Valkrisda

Valskrida dan scrapbook kreasinya. (Bernas.id)

Awalnya nggak mau menjadikan hobi sebagai bisnis. Begitu sadar bisnis bisa menciptakan pekerjaan untuk orang lain, Valskrida mantap kibarkan merek Syawnscrap.

Inibaru.id – Namanya Valkrisda Caresti Botha. Masih berusia 21 tahun. Semuda itu, dari tangan gadis kelahiran Surabaya, 14 September 1996 ini mengalir pundi-pundi jutaan rupiah ke tabungannya setiap bulannya.

Valskrida tercatat sebagai pebisnis muda yang sukses. Itu berkat “tangan emas”-nya menyulap limbah kain dan kertas jadi scrapbook yang cantik, menarik, indah, dan bisa dijual. Dan tahukah Sobat Millens, dia memulai bisnisnya dari hobi sejak dirinya masih berseragam abu-abu putih alias SMA.

Ya, tahun 2012, saat itu Valkrisda masih duduk di bangku SMA. Dia demen memberikan kado unik untuk teman-temannya, entah ketika mereka berulang tahun atau hari spesial lain. Dan itu harus buatannya sendiri.

 Dia yakin, pemberian dari buatan tangan sendiri akan lebih spesial bagi yang menerima.

“Menurut aku, itu lebih berharga dan bernilai karena itu adalah jerih payah tangan saya sendiri. Setelah saya membuatkan kado handmade untuk sahabat, banyak teman yang lihat dan suka. Terus, mereka mau pesan,” kenang Valkrisda seperti dikutip dari Bernas.id.

Baca juga:
Sudiarto dan Hidro Socio di Tanah Sulit Air
Penyandang Disabilitas Itu Menaklukkan Selat Madura

Benar banget, teman-temannya menyukai perhiasan buatannya. Seiring dengan waktu, yang suka kreasi Valskrida semakin banyak. Namun dia masih ogah menjadikan kesukaannya itu sebagai bisnis. Dia beranggapan, membuat kerajinan itu semata hobi. Dia khawatir nggak bisa lagi menikmati hobinya lantaran kalau bisnis dia akan lebih memikirkan keuntungan ketimbang kesenangan.

Memberdayakan Banyak Orang

Selama beberapa waktu, Valskrida keukeuh nggak mengembangkan hobinya sebagai bisnis. Lantas timbul gagasan dalam dirinya bahwa bila hobinya bikin kerajinan jadi bisnis, dia bisa memberdayakan banyak orang.  Maksudnya, dia bisa menciptakan pekerjaan untuk orang lain.

Itulah titik kuat yang mendorong Valskrida menekuni kerajinan scrapbook sebagai bisnis. Nama Syawnscrap dia jadikan mereka. Katanya, nama itu punya makna filosofis. Nama itu diambil dari kata “Syawnlight”: “syawn” adalah “suara perempuan terbang”, dan “light” itu “cahaya” atau “sinar”. Jadi, makna keseluruhannya “perempuan yang bersinar terbang untuk mencapai cita-citanya”.  Hmm,  inspiratif banget dan ideal, ya….

Bendera bisnis sudah dikibarkan. Jadilah Valskrida memanfaatkan limbah kain dan kertas untuk sesuatu yang bernilai jual.

Selama berbisnis itu, beberapa pengalaman unik dia catat. Ada pembeli yang membayar secara mencicil selama dua bulan. Tapi ada juga yang berani membayar sangat mahal untuk memikat seorang cewek. Berhasil?

Baca juga:
Plastik Meleleh di Kanvas Masari
Orang Indonesia Pertama Jadi Young Aviation Professional di ICAO

“Ceweknya malah kepincut sama cowok lain,” cerita Valskrida diiringi derai tawa.

Ya, kini jutaan rupiah mengalir ke sakunya dari Syawnscrap. Kreasinya disukai lantaran scrapbook buatanya mengikuti keinginan pemesan. Kalau pemesan belum punya konsep, Valskridalah yang memberi usulan.

Nah Millens, memang sudah banyak yang kayak Valskrida: dari hobi jadi rezeki. Nggak ingin ikutan? (EBC/SA)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024