Inibaru.id – Kleopas Danang Bintoroyakti menjadi perwakilan Indonesia pada acara "International Civil Aviation Organization (ICAO) Next Generation Aviation Professional Global Summit" yang diadakan di Montreal, Kanada. Danang juga menjadi orang pertama dan satu-satunya dari Indonesia yang terpilih menjadi bagian Young Aviation Professional Program setelah mengikuti prosesnya sejak Oktober 2016.
ICAO mengadakan program ini bersama dengan dua badan penerbangan internasional yakni Airport Council International (ACI) dan International Air Transport Association (IATA).
“Jadi kami diperlakukan sebagai Young Professional Officer, bekerja dengan Subject Matter Expert di dunia penerbangan,” ucap Danang sebagaimana dikutip dari Kompas.com (27/11/2017).
Baca juga:
Tara Adia, Lebih dari Sekadar Penyanyi
Kampanye Tolak Kantong Plastik, Dua Remaja Bali Ini Mendapat Penghargaan di Jerman
Danang menjelaskan ICAO sebagai Agency United Nations yang berperan sebagai regulator industri penerbangan dunia. Hal ini berarti, seluruh peraturan di dunia penerbangan internasional dipegang oleh ICAO. Sementara itu, ACI adalah Trade Organization yang membawahi semua bandara yang ada di seluruh dunia, termasuk bandara-bandara di Indonesia yang dikelola Angkasa Pura 1 dan Angkasa Pura 2. Sedangkan IATA adalah Trade Organization yang membawahi semua maskapai penerbangan di seluruh dunia. Hal ini berarti, Garuda Indonesia juga masuk sebagai anggota IATA.
“Saya salah satu yang terpilih dari 3 tahun dan orang Indonesia pertama yang terpilih untuk program ini dari 550 pelamar global,” ungkap Danang.
Sebelum mengikuti program ini, Danang sudah berpengalaman selama 7 tahun menjadi staf Hubungan Masyarakat (Humas) di salah satu maskapai penerbangan Indonesia. Karena kini menjadi salah satu tim analis kebijakan ekonomi penerbangan di seluruh dunia, karirnya sebagai staf Humas pun dilepasnya.
Baca juga:
Mahasiswa Unwahas Jadi Satu-satunya Wakil Indonesia di IYLA 2017
Griselda Sastrawinata WNI Pertama yang Tembus Disney
Dalam forum ini, Danang membagikan pandangan serta proyeksinya tentang industri penerbangan internasional, khususnya dalam hal manfaat dan tantangan yang akan dihadapi layaknya minimnya tenaga ahli penerbangan hingga 10 tahun mendatang.
“Industri ini membutuhkan lebih dari 255.000 pilot dan 180.000 kapten sampai tahun 2027,” lanjutnya.
Danang juga membagikan pengalaman karier aviasi sebagai staf Humas muda yang berkaitan dengan krisis yang pernah Ia hadapi sebelumnya. (AW/SA)