Inibaru.id - Dari tahun ke tahun Kota Lama menjelma jadi destinasi wisata favorit di Semarang. Berdasarkan rekapan data Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang, sebanyak 120.903 wisatawan berkunjung ke Kota Lama selama periode libur Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
Tapi, keramaian wisatawan itu ternyata tak bikin salah satu pemandu wisata Kota Lama Ahmad Rofiq senang, Millens. Rofiq, begitu dia disapa, khawatir wisata Kota Lama ditinggalkan lantaran minimnya aktivitas yang melibatkan pengunjung.
"Semisal jenengan bawa tamu ke Kota Lama, terus apa yang bisa dilakukan dengan pengunjung? Bisa dilihat sepi nggak ada kegiatan, kan?" kata Rofiq pada Inibaru.id belum lama ini.
Lelaki berusia 47 tahun tersebut menyebut aktivitas seperti melihat bangunan tua lalu diabadikan melalui ponsel adalah hal biasa. Jadi harus ada gebrakan yang bikin wisatawan tertarik datang lagi ke Kota Lama.
"Berbeda dengan orang berwisata ke Kampung Batik. Mereka datang ke sana, selain bisa melihat produk batik, juga bisa sekalian belajar membatik," terangnya.
Konsep Wisata Edukasi
Kegelisahan Rofiq terhadap kondisi Kota Lama itu sudah dia rasakan sejak tahun 2017. Namun, lelaki yang juga menjadi penjual barang-barang antik itu tidak tinggal diam.
Seiring berjalannya waktu, tercetuslah sebuah ide wisata edukasi sekaligus pengenalan terhadap kebudayaan wayang suket. Wisatawan yang tertarik dengan wayang suket akan diajari pembuatannya dari nol.
Oya, perlu kamu ketahui, wayang suket merupakan karya tiruan dari berbagai bentuk wayang kulit yang terbuat dari rumput. Di desa-desa yang ada di Jawa, wayang suket sering dijadikan media permainan maupun penyampaian cerita pewayangan kepada anak-anak.
"Wayang suket ini tumbuh dari bawah di beberapa daerah Jawa Tengah seperti Purbalingga, Purworejo, Klaten," ucap Rofiq. "Setiap daerah memiliki ciri khas yang berbeda-beda".
Kreativitas yang dilakukan Rofiq itu ternyata tidak sia-sia. Karyanya sampai dilirik wisatawan mancanegara seperti Malaysia, Belanda hingga Prancis saat berkunjung ke Kota Lama Semarang.
Mulanya Rofiq hanya bisa membuat beberapa bentuk karakter seperti Semar, Dewi Sri, Petruk, Ramayana. Tapi, banyak wisatawan yang memesan karakter lain misalnya bentuk binatang.
"Sekarang bentuk apapun bisa, karena prosesnya saya dipaksa seseorang yang pesan," imbuhnya.
Harga wayang suket bikinannya berbeda-beda. Semua itu bergantung pada bentuk karakter yang diinginkan wisatawan. Rofiq biasanya mematok tarif dari Rp25 ribu hingga Rp40 ribu.
"Kalau ada yang mengatakan (wayang suket) mahal, silahkan! Saya menghargai waktu ketika mencari bahan dan mengerjakannya," tukas Rofiq.
Kalau kamu tertarik dengan wayang suket ini, jangan lupa mampir ke kios Pasar Barang Antik Kota Lama ya! Kamu bisa belajar proses pembuatan wayang suket dan dibimbing langsung oleh Ahmad Rofiq. (Fitroh Nurikhsan/E10)