BerandaHits
Sabtu, 28 Jul 2023 18:00

Yogyakarta Darurat Sampah, Apa Solusinya?

Jogja darurat sampah setelah TPA Piyungan ditutup. (VOA/Nurhadi)

Ditutupnya TPA Piyungan membuat warga dari tiga kawasan, yaitu Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman, dan Kabupaten Bantul kebingungan membuang sampah. Solusi pun dibuat pemerintah provinsi (Pemprov) Yogyakarta. Seperti apa ya solusinya?

Inibaru.id – Jogja darurat sampah! Penutupan tempat pembuangan akhir (TPA) Piyungan dari 23 Juli sampai 5 September 2023 karena sudah terlalu penuh bikin kelimpungan banyak pihak. Nggak hanya warga yang bingung ke mana harus membuang sampah, pemerintah setempat juga kesulitan untuk mengatasi masalah serupa.

Saking kacaunya kondisi sampah di Yogyakarta, kini kamu bisa melihat spot-spot yang dipenuhi dengan tumpukan kantong sampah, termasuk di sejumlah lokasi wisata urban populer. Salah satunya adalah Alun-alun Selatan alias Alkid.

Per Jumat (28/7/2023) siang, kawasan yang biasanya dipenuhi wisatawan ini kini dijejali aroma nggak sedap. Hal ini dikeluhkan sejumlah pedagang makanan dan minuman karena tentu membuat wisatawan merasa nggak nyaman.

“Kemarin (Kamis) perasaan sampahnya nggak ada. Tapi sekarang menumpuk sampahnya. Kalau ada angin bau banget,” keluh penjual kopi bernama Rizki sebagaimana dilansir dari KRJogja, Jumat (28/7).

Solusi Sudah Didapat Pemkab Sleman

Sejumlah sampah dari Kota Yogyakarta dialihkan ke TPA yang ada di Kulonprogo. (Sampahlaut.id)

Tahu masalah ini nggak mungkin dibiarkan berlarut-larut, Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pun mencari Solusi. Khusus untuk Kabupaten Sleman, sudah bisa dipastikan kalau sampah warga bisa dikirim ke Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Tamanmartani yang ada di Kecamatan Kalasan.

“Iya, atas perintah Gubernur Sri Sultan Hamengku Buwono X, Sleman bisa mengurus sampahnya secara mandiri di Tamanmartani,” ungkap Sekda DIY Beny Suahrsono sebagaimana dilansir dari CNN, Jumat (28/7).

Lantas, bagaimana dengan wilayah lain seperti Kabupaten Bantul dan Kota Yogyakarta? Khusus untuk Kabupaten Bantul yang memroduksi sampah harian sampai 200-an ton, setiap kelurahan diminta untuk mengurus sendiri sampahnya. Soalnya, di bantul sudah ada program ‘Sampah Selesai di Kelurahan’. Salah satu contoh pelaksanaan program ini yang berhasil adalah di Kelurahan Bangunharjo, Sewon.

Di sisi lain, sampah dari Kota Yogyakarta kembali dikirim ke TPA Piyungan. Meski statusnya ditutup, landflill zona 1 dari TPA tersebut dikabarkan masih memungkinkan untuk menampung maksimal 100 ton sampah dari Kota Gudeg per hari.

Lantas, bagaimana dengan 110 ton sampah per hari lainnya dari Kota Yogyakarta? Setidaknya 15 ton nantinya bakal dialihkan ke TPA yang ada di Kabupaten Kulon Progo. Selain itu, Pemda DIY bakal mempercepat proyek pembangunan landfill zona 2 transisi di TPA Piyungan sehingga bisa segera dipakai untuk menampung sampah secara keseluruhan.

Solusi ini hanya berlaku sementara. Bahkan, Benny mengaku pihaknya akan terus mengevaluasinya setiap tiga hari. Kalau masih belum mampu mengatasi masalah darurat sampah, akan dicari solusi lain. Kalau berhasil, bakal diteruskan sampai TPA Piyungan bisa kembali dibuka secara penuh.

Hm, semoga saja ke depannya masalah sampah di Yogyakarta dan tempat-tempat lainnya ini bisa segera teratasi dengan cara yang lebih baik, termasuk dengan mengelolanya menjadi sumber energi terbarukan atau mendaur ulangnya, ya, Millens? (Arie Widodo/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: