Inibaru.id - Di sebuah ruang belajar sederhana di Desa Senenan, Jepara, suara ketukan kecil menggema dari papan kayu. Bukan bunyi pahat para pengrajin senior, melainkan bunyi palu mungil di tangan anak-anak usia sekolah dasar yang sedang belajar membuat pola ukiran bunga dan daun.
Minggu pagi (5/10/2025) itu di Ruang Belajar Ukir Jepara Desa Senenan, Jepara, mereka mengikuti Pelatihan Seni Budaya Ukir Kayu Jepara untuk Anak Usia 10–12 Tahun yang digelar para anak muda yang peduli dengan budaya seni ukir di Jepara bersama dengan Sahabat Lestari.
Baca Juga:
Bertemu Lestari Moerdijat, Dubes Bosnia-Herzegovina Siap Dukung Seni Ukir Jepara ke UNESCOKegiatan ini bertujuan menanamkan cinta terhadap seni ukir sejak dini. Bukan sekadar belajar keterampilan teknis, tapi juga mengenal makna kesabaran dan kebanggaan yang tersimpan di balik setiap guratan kayu.
“Anak-anak sekarang lebih akrab dengan gawai daripada pahat,” tutur Afwan Idzil Akbar Syah, ketua pelaksana kegiatan, sambil tersenyum. “Melalui pelatihan ini, kami ingin mereka tahu bahwa Jepara punya warisan hebat yang tidak boleh hilang.”
Dalam kegiatan ini, anak-anak tidak hanya menggambar pola dan mencoba mengukir media kayu lunak, tapi juga berkunjung ke studio ukir, mendengar kisah para pengrajin, dan menampilkan hasil karyanya dalam pameran mini.
Di sela kegiatan, seorang peserta bernama Fara (10) tampak bangga menunjukkan ukiran kecil berbentuk daun buatannya. “Ternyata susah tapi seru! Aku mau bikin lagi di rumah,” ujarnya antusias.
Bagi para pengrajin, kegiatan seperti ini menjadi harapan baru agar tradisi ukir tidak berhenti di generasi mereka. “Kalau anak-anak mau mencoba, berarti seni ukir Jepara masih punya masa depan,” kata Sutrisno, salah satu pengrajin yang menjadi mentor.
Lebih dari sekadar acara sehari, pelatihan ini adalah upaya menyambung kembali jarak antara tradisi dan masa kini. Di tengah derasnya arus digitalisasi, tangan-tangan kecil di Senenan membuktikan bahwa kearifan lokal bisa tetap hidup selama ada yang mau belajar, berkarya, dan mencintainya.
Wah, bangga banget ya melihat anak-anak di Jepara masih antusias mempelajari keseniannya, Gez? (Siti Zumrokhatun/E05)
