BerandaHits
Jumat, 21 Jul 2022 11:18

Tagar di Twitter, Sarana untuk Viral atau Menyampaikan Aspirasi?

Tagar dengan pengguna yang tinggi akan menjadi trendin topic di Twitter dan dilirik oleh waganet Indonesia. (Banjirembun)

Berkat tagar di Twitter, sebuah peristiwa menjadi perhatian masyarakat Indonesia. Namun, benarkah tagar berguna untuk menyampaikan aspirasi kita?

Inibaru.id – #WadasMelawan, #GejayanMemanggil, #dijebakuinws adalah sejumlah tagar yang digunakan warganet untuk menyampaikan informasi, aspirasi, hingga memengaruhi massa. Apakah sebenarnya tagar memang cukup efektif dipakai untuk kebutuhan tersebut?

Media sosial kini lebih dari sekadar tempat untuk sharing. Realitanya, media sosial juga jadi tempat untuk menyampaikan aspirasi hingga memengaruhi massa, salah satunya dengan memakai tagar. Tapi, apakah benar tagar cukup efektif sebagai cara menyampaikan aspirasi?

Contoh dari penyampaian aspirasi lewat tagar media sosial adalah hastag #dijebakuinws yang sempat viral pada Selasa (19/7) lalu. Tagar ini dinaikkan media sosial sebagai cara untuk memprotes Uang Kuliah Tunggal (UKT) di Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang.

Viralnya tagar ini sampai membuat Badan Eksekutif Mahasiswa dan Aliansi Mahasiswa Walisongo di kampus tersebut bereaksi. Bahkan, pada Rabu (20/7), audiensi dilakukan oleh Senat Mahasiswa kampus tersebut dari sejumlah fakultas dengan Dewan Mahasiswa.

Tagar dan Demonstrasi

Kamu tentu masih ingat demo besar-besaran menolak RKUHP dan sejumlah RUU lainnya pada September 2019 lalu. Salah satu penyebab banyaknya massa dari kalangan mahasiswa mengikuti aksi demonstrasi tersebut adalah tagar #gejayanmemanggil.

Gejayan pada #gejayanmemanggil mengacu pada Jalan Gejayan, salah satu jalan di Yogyakarta yang menghubungkan Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Sanata Dharma, dan Universitas Atma Jaya. Letak jalan tersebut strategis dan mudah diakses mahasiswa dari kampus-kampus besar lain di kota tersebut.

Tagar Efektif atau Nggak?

Contoh tagar yang sempat viral dan membuat banyak orang jadi penasaran dengan kasus Wadas. (Twitter)

Banyak orang menganggap tagar yang viral di media sosial sebagai salah satu tanda kesuksesan kampanye dari sebuah isu. Tapi, terkadang tagar yang viral tersebut berasal dari akun-akun bot, bukannya dari akun-akun organik. Jadi, apakah sebenarnya tagar masih efektif sebagai sarana untuk menyampaikan aspirasi?

Country Industry Head Twitter Indonesia Dwi berpendapat bahwa tagar sebenarnya mempunyai fungsi untuk melakukan cuitan dengan tema yang sama.

“Poin dari tagar itu sebenarnya untuk melakukan grouping pembicaraan,” jelas Dwi.

Selain itu, tagar juga bisa dipakai pengguna untuk memudahkan pencarian akan sesuatu hal dengan lebih mudah di media sosial. Meski begitu, khusus untuk Twitter, kamu nggak perlu menuliskan tagar untuk mencari sesuatu. Cukup memasukkan kata kunci, cuitan yang kamu cari bakal keluar.

Bukan Cara untuk Viral

Menurut Dwi, warganet Twitter Indonesia menyalahpahami tagar sebagai cara untuk viral. Nggak heran jika dalam sebuah cuitan, ada banyak tagar yang disematkan.

Bagi Dwi, hal itu nggak efektif untuk promosi, karenaa pada saat warganet meng-klik tagar yang disematkan, yang keluar justru cuitan-cuitan dengan tagar atau kata kunci tersebut, bukannya situs atau tautan lain yang sebenarnya harus dipromosikan.

Meski begitu, jika sebuah tagar menjadi viral, banyak warganet yang mencari tahu tentang hal tersebut. Informasi-informasi dari cuitan itu pun bisa dibaca oleh banyak warganet. Contohnya, berkat #dijebakuinws banyak orang yang tahu tentang polemik UKT UIN Walisongo Semarang.

Kalau menurutmu, apakah tagar masih cukup efektif dipakai di media sosial, Millens? (Kom,Ama,Jus/IB09/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024