BerandaHits
Senin, 9 Jan 2022 18:45

Sosok Raden Patah; Putra Majapahit Pendiri Kesultanan Islam Demak

Raden Patah, Pendiri Kesultanan Islam Demak (kisahwali9.blogspot.com)

Raden patah adalah pendiri Kesultanan Demak, kerajaan Islam pertama di Jawa. Dia juga merupakan pangeran dari Kerajaan Majapahit yang bercorak Hindhu-Budha.

Inibaru.id - Tahukah kamu siapa pendiri Kesultanan Islam Demak, yang juga merupakan pangeran dari Kerajaan Majapahit yang bercorak Hindu-Buddha? Yap, dia adalah Raden Patah.

Beberapa referensi menjelaskan bahwa Raden Patah itu adalah putra dari Bhre Kertabhumi atau Brawijaya V (1468-1478 M), raja terakhir Majapahit. Saat Raden Patah mendirikan Kesultanan Demak bersama para Wali Songo, Majapahit tengah menanti keruntuhannya.

Silsilah Raden Patah

Raden Patah nggak sepenuhnya berdarah Jawa, Millens. Ibunya, Siu Ban Ci yang merupakan putri dari Tan Go Wat atau Syekh Bentong. Perempuan ini merupakan sosok Tionghoa yang menjadi salah satu perintis terbentuknya Wali Songo sebagai majelis syiar agama islam di Jawa. Babad Tanah Jawi mengisahkan bahwa Siu Ban Ci dipersunting sebagai istri selir oleh Bhre Kertabhumi.

Perkawinan ini ternyata membuat istri Bhre Kertabhumi yaitu Ratu Dwarawati cemburu. Akhirnya Bhre Kertabhumi mengalah dengan menceraikan Siu Ban Ci kemudian mengirimnya ke Palembang. Saat itu, Palembang termasuk wilayah kekuasaan Majapahit. Di bekas Kerajaan Sriwijaya itu, Siu Ban Ci melahirkan Raden Patah pada 1455 M

Nama lahir Raden Patah yaitu Jin Bun. Ada yang menyebutnya dengan nama Senapati Jimbun, Panembahan Jimbun, juga Raden Hassan. Kalau menurut Slamet Muljana dalam Runtuhnya Kerajaan Hindu-Jawa dan Timbulnya Negara-negara Islam di Nusantara (2005) Jin Bun artinya orang kuat.

Makam Raden Patah berada di belakang Masjid Agung Demak. (Republika)<br>

Setelah melahirkan Raden Patah, Siu Ban Ci dipersunting oleh Adipati Palembang, Arya Damar atau Arya Dillar. Kemudian mereka berdua dianugerahi anak laki-laki bernama Kin San atau Raden Kusen atau Raden Husein.

Setelah Raden Hassan dan Raden Husein beranjak dewasa, mereka kompak menolak mewarisi kepemimpinan di Palembang dan memilih merantau ke Jawa. Mereka berguru kepada Sunan Gunung Jati di Cirebon, Sunan Giri di Gresik, dan Sunan Ampel di Surabaya untuk memperdalam ajaran agama Islam.

Bagaimana ceritanya Raden Patah "terdampar" di Demak? Kalau itu ada dua versi, Millens. Pertama, Raden Patah menemui ayahnya yang telah menjadi raja dengan gelar Brawijaya V dan meminta daerah otonom yang diberi nama Demak Bintara, sementara adiknya mengabdi pada Majapahit dan dijadikan Adpati Terung. Kedua, Raden Patah sendiri yang membuka wilayah itu berdasarkan petujuk Sunan Ampel. Dia bersikukuh enggan kembali ke Majapahit jika ayahnya nggak memeluk agama Islam.

Setelah menetap di Demak, Raden Patah mendeklarasikan bahwa wilayah tersebut merupakan bagian dari Majapahit sebagai pemerintahan baru. Kesultanan Demak berdiri pada tahun 1478 M dan Raden Patah bergelar Sultan Syah Alam Akbar al-Fatah. Menurut catatan dari Tiongkok, Raden Patah wafat pada 1518 di usia 63 tahun.

Untuk menduduki tampuk kepemimpinan di Demak, majelis Walisongo menunjuk Pati Unus (menantu Raden Patah) sebagai sultan. Sayang, Pati Unus hanya berkuasa selama tiga tahun. Dia tewas dalam penyerbuan Portugis di Malaka.

Sedangkan, sosok yang mewujudkan impian Raden Patah untuk menaklukkan Majapahit adalah adik menantunya yaitu Sultan Trenggana.

Gimana, menurutmu, Millens? Menarik bukan? (Tir/MG43/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Rampcheck DJKA Rampung, KAI Daop 4 Semarang Pastikan Layanan Aman dan Nyaman Jelang Nataru

4 Des 2025

SAMAN; Tombol Baru Pemerintah untuk Menghapus Konten, Efektif atau Berbahaya?

4 Des 2025

Ketua DPRD Jateng Sumanto Resmikan Jalan Desa Gantiwarno, Warga Rasakan Perubahan Nyata

4 Des 2025

Harga Gabah Naik, Sumanto Ajak Petani Jalan dengan Kepala Tegak

3 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: