BerandaHits
Rabu, 7 Jan 2025 16:18

'Slow Living' di Desa Menuntut Kemampuan Berbaur dengan Masyarakat

Kamu butuh bersosialisasi dengan masyarakat jika mau slow living di desa. (Alodokter)

Apa yang kamu pikirkan tentang slow living di desa? Hidup adem-ayem? Benar, tapi kamu harus mau bergaul dengan masyarakat.

Inibaru.id - Konsep slow living semakin diminati di era modern, terutama oleh mereka yang ingin melarikan diri dari hiruk-pikuk kota dan menjalani hidup yang lebih tenang. Gaya hidup ini sering diasosiasikan dengan tinggal di desa—lingkungan yang jauh dari tekanan kehidupan urban.

Namun, menjalani slow living nggak sesederhana pindah ke desa dan menikmati suasana alam. Ada tantangan sosial yang tidak bisa diabaikan, salah satunya adalah tuntutan untuk bersosialisasi dan berbaur dengan masyarakat sekitar.

Di desa, interaksi sosial merupakan bagian nggak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Masyarakat pedesaan cenderung memiliki budaya gotong royong yang kuat, di mana setiap orang saling mengenal dan mendukung satu sama lain.

Dari kegiatan sehari-hari seperti bekerja di ladang, menghadiri acara keagamaan, hingga sekadar berbincang santai di warung, semua membutuhkan partisipasi aktif dari individu yang tinggal di sana.

Hal ini tentu berbeda dengan kehidupan di kota, di mana orang lebih terbiasa hidup secara individualis. Di kota, seseorang bisa memilih untuk menjaga jarak dari lingkungannya tanpa ada tuntutan sosial yang kuat. Sebaliknya, di desa, jarang berinteraksi dengan tetangga bisa dianggap sebagai sikap tertutup atau bahkan nggak menghargai komunitas.

Ilustrasi bertetangga. (Shutterstock)

Karena itulah, slow living lebih cocok bagi mereka yang siap dan mampu berbaur dengan masyarakat. Tanpa kesiapan untuk bersosialisasi, menjalani kehidupan santai di desa justru bisa menjadi pengalaman yang menegangkan, alih-alih menenangkan. Memilih untuk slow living berarti nggak hanya mencari ketenangan, tetapi juga siap menjadi bagian dari sebuah komunitas kecil dengan segala dinamika sosialnya.

Jika seseorang ingin mencoba gaya hidup ini namun merasa kurang nyaman dengan banyak interaksi sosial, ada baiknya untuk memulai dari hal kecil—misalnya, memperkenalkan diri kepada tetangga, ikut serta dalam acara desa, atau terlibat dalam kegiatan-kegiatan sederhana. Perlahan tapi pasti, membangun hubungan baik dengan masyarakat sekitar akan membuat hidup di desa menjadi lebih nyaman dan bermakna.

Pada akhirnya, slow living bukan sekadar hidup perlahan dan menikmati waktu, tetapi juga tentang memperkaya hidup dengan hubungan sosial yang harmonis.

Siapa pun yang ingin menjalani gaya hidup ini perlu memahami bahwa hidup santai di desa adalah keseimbangan antara menikmati ketenangan alam dan aktif menjalin koneksi dengan sesama.

Gimana, masih mau ber-slow living, Millens? (Siti Zumrokhatun/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: