BerandaHits
Minggu, 10 Feb 2018 12:49

Kudapan-kudapan Favorit Imlek Selain Kue Keranjang

Pedagang camilan Imlek di Kawasan Pecinan, Pasar Petak Sembilan, Glodok, Jakarta Barat. (Myfunfoodyari.com)

Kue keranjang sudah lama dikenal sebagai makanan khas Imlek. Namun, kuliner pas perayaan Imlek ternyata nggak cuma itu. Selain kue lengket tersebut, masih banyak camilan favorit Imlek lain yang juga kudu kamu buru. Apa saja?

Inibaru.id – Nggak jauh beda dengan Idul Fitri, warga Tionghoa juga menjadikan tradisi kumpul keluarga sebagai bagian dari Perayaan Imlek. Dalam kebersamaan itu, mereka acap kali berbelanja pernak-pernik, aksesori, pakaian berwarna dominan merah, hingga aneka camilan khas seperti kue keranjang.

Di Indonesia, warga keturunan Tionghoa biasa membanjiri kawasan pecinan untuk berbelanja menjelang Imlek seperti ini. Salah satu yang paling ramai adalah di Pasar Petak Sembilan, Glodok, Jakarta Barat. Camilan khas menjadi item yang paling banyak diburu masyarakat, karena memiliki folosofi tersendiri bagi warga "keturunan", seperti halnya Kue Keranjang.

Seperti ditulis Tempo.co, Kamis (8/2/2018), seorang pedagang makanan ringan yang sudah membuka lapaknya selama 10 tahun, Mario, mengungkapkan, nggak cuma kue keranjang yang jadi buruan. Setidaknya ada empat jenis camilan yang paling banyak dicari pembeli menjelang Tahun Baru Imlek.

Menurut Mario, Teng-teng Kacang menjadi buruan pertama setelah kue keranjang. Dia mengungkapkan, makanan berbahan dasar gula merah dan kacang tanah ini didatangkan langsung dari Tiongkok. Ada beberapa varian rasa teng-teng, yakni rasa kopi, mede, mistacius, dan almond. Teng-teng ini dikemas kecil-kecil dan dibungkus dalam plastik dan berbentuk mirip permen.

Baca juga:
Makanan Khas Imlek dan Maknanya
Tanpa Kembang Api, Tahun Baru Imlek Solo Tetap Meriah

"Dibanding hari biasa, teng-teng bisa laku tiga sampai empat kali lipat,” ucap Mario di Pasar Glodok, "Harganya Rp 100 ribu per kilogram."

Selanjutnya, ada Emping Pedas Manis. Emping khas Imlek ini didatangkan dari berbagai wilayah. Mario mengklaim, kualitas emping yang paling bagus adalah dari Bali.

“Meski ukurannya kecil, emping dari Bali empuk. Harganya Rp 100 ribu per kilo,” ujar Mario. 

Nah, karena harganya yang lumayan mahal, dia juga mengaku menyediakan emping dengan kualitas yang lebih rendah. Mario mencontohkan, emping dari Bandung harganya sekitar Rp 60-80 ribu per kilogram.

"Bentuknya lebih lebar, tapi nggak seempuk emping Bali," ungkapnya.

Simbolis

Manisan Segi Delapan menjadi item ketiga yang paling banyak dicari pembeli. Manisan yang dijual di lapak penganan ringan ini terbilang khusus. Selain enak, manisan yang diletakkan pada kotak segi delapan tersebut memiliki makna simbolis, yakni laksana biji teratai yang melambangkan kesuburan, dan leci sebagai ikatan keluarga. Sementara, bentuk segi delapan melambangkan keberuntungan.

Seperti halnya teng-teng kacang, manisan segi delapan juga didatangkan langsung dari Negeri Tirai Bambu dengan kemasan serupa permen. Rasa dari manisan ini juga beraneka macam, mulai dari rasa buah-buahan seperti plum, ceri, dan apel, hingga rasa yang kekinian seperti green tea.

“Pembeli biasanya memilih rasa acak saja karena boleh dicampur,” ucap Mario.

Perayaan Imlek adalah satu-satunya momen kamu bisa mendapatkan camilan manis ini, karena pada hari-hari biasa, manisan khusus Imlek tersebut nggak dijual di Indonesia.

“Iya, jadi menjelang Imlek saja, didatangkan sekali dalam setahun," terangnya.

Baca juga:
Tahun Baru Imlek: Barongsai yang Mampu Satukan Perbedaan
Solo Jadi Kota Paling Layak Huni di Indonesia

Nah, jenis makanan yang juga nggak bisa dilupakan menjelang Imlek adalah cokelat koin. Pada perayaan apapun, cokelat memang acap digunakan sebagai pelengkap atau hidangan penutup dalam perhelatan-perhelatan penting, termasuk saat Imlek.

Setali tiga uang, cokelat ini juga didatangkan langsung dari Tiongkok. Dikemas menyerupai koin dengan huruf mandarin “Fu”, cokelat yang berdiameter hingga delapan sentimeter itu merupakan perlambang hoki atau keberuntungan.

Hm, perayaan Imlek memang seru. Sebentar lagi nih, Millens. Ikutan berburu kuliner-kuliner manis itu yuk!  (LIF/GIL)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024