BerandaHits
Minggu, 18 Jun 2022 13:55

Ringin Sepuh, Penjaga Mata Air Kotagede yang Ditanam Sunan Kalijaga

Ringin Sepuh, pohon beringin yang ditanam Sunan Kalijaga di Kotagede. (Kumparan/Widi Erha Pradana)

Kalau mampir ke Kotagede Yogyakarta, pasti kamu bakal melihat pohon raksasa. Pohon ini adalah Ringin Sepuh yang konon ditanam Sunan Kalijaga. Berkat pohon inilah, mata air di sekitarnya terus melimpah meski di musim kemarau.

Inibaru.id – Di mana pohon beringin berdiri, di situ pula sumber air melimpah. Agaknya, hal ini memang benar adanya. Realitanya pohon beringin memang dikenal sebagai penahan air yang sangat baik.

Pengetahuan ini pun telah diterapkan Sunan Kalijaga. Menurut cerita yang dipercaya masyarakat, ialah yang menanam Ringin Sepuh yang ada di dekat pintu masuk utama Masjid Ageng Kotagede, Yogyakarta.

Budi Raharjo atau Mas Panewu Hastono menjelaskan kalau nggak ada catatan resmi kapan pohon beringin berukuran raksasa ini ditanam. Namun, ada cerita turun-temurun kalau pohon ini ditanam Sunan Kalijaga sebelum Kerajaan Mataram Islam berdiri.

“Dari turun-temurun, dari bapak saya, dari kakek saya, semuanya kan juga Abdi Dalem. Di buku sejarah singkat Makam Kotagede ini juga ditulis kalau yang menanam itu Kanjeng Sunan Kalijaga,” ungkap Budi, (14/8/2020).

Sunan Kalijaga memang dikenal suka berkelana ke berbagai daerah untuk melakukan syiar agama. Ia tercatat pernah tinggal di Alas Mentaok yang kini jadi lokasi tempat Kotagede berada. Di sinilah, ia menanam pohon beringin yang kemudian dikenal dengan nama Ringin Sepuh.

“Beliau menaman sambil berkata bahwa besok tempat ini akan menjadi rejo (makmur),” lanjut Budi.

Alas Mentaok kemudian diserahkan kepengurusannya kepada Ki Ageng Pamanahan. Nah, waktu itu, Sunan Kalijaga berpesan kepadanya untuk membangun pemerintahan di dekat pohon tersebut. Saran itu dipenuhi sehingga Kotagede jadi lokasi pendirian Kerajaan Mataram pada 1556, Millens.

Sendang Seliran, mata airnya terus melimpah berkat keberadaan Ringin Sepuh. (Kumparan/Widi Erha Pradana)

Masyarakat Kotagede modern merasakan betul manfaat dari keberadaan Ringin Sepuh. Mata air di sekitarnya selalu melimpah, nggak terkecuali saat kemarau panjang. Karena alasan inilah, nggak ada satupun warga yang mau mengusik keberadaan pohon yang kerap dikeramatkan orang Jawa ini.

“Kalau sampai ditebang, saya jamin mata air di sekitar sini mati semua. Akarnya kan ke mana-mana. Pas musim hujan banyak menyerap air dan disimpan sehingga saat kemarau ketersediaan air tetap aman,” kata Budi.

Di dekat pohon ini, ada dua sendang besar dengan air yang melimpah, yaitu Sendang Seliran dan Sendang Kemuning. Menurut juru kunci Sendang Seliran Pujohastono, Sunan Kalijaga dulu sengaja menanamnya sebagai penjaga mata air.

“(Ringin Sepuh) memang ditanam istilahnya untuk sumber mata air di sekitar sini,” jelasnya.

Di Sendang Seliran, ada Sendang Putri dan Sendang Kakung yang dulu hanya dipakai keluarga kerajaan. Tapi, kini masyarakat umum bisa menggunakannya. Sementara itu, Sendang Kemuning berada di luar benteng. Airnya dipakai masyarakat sekitar untuk kebutuhan harian.

Rimbunnya dedaunan Ringin Sepuh membuatnya jadi tempat hewan seperti burung, tupai, dan bunglon tinggal. Saat malam hari, banyak juga kelelawar pemakan buah yang singgah. Budi pun percaya jika kehadiran pohon beringin ini memang memberi berkah bagi manusia, hewan, dan alam sekitarnya.

Duh, jadi pengin menikmati rindangnya suasana di bawah Ringin Sepuh Kotagede, ya Millens? (Kum/IB09/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024