BerandaHits
Minggu, 20 Apr 2024 11:01

Pink Tax; Produk Barang atau Jasa pun Mendiskriminasi Perempuan

Pink tax adalah bentuk markup atau kenaikan harga khusus pada produk atau jasa yang ditawarkan pada perempuan. (Teammanilalifestyle)

Diskriminasi perempuan menjadi permasalahan klasik yang nggak pernah usai. Ia ada dalam banyak bentuk, salah satunya pink tax. Yuk, sekilas kita mengenal apa itu pink tax!

Inibaru.id - Besok kita akan memperingati Hari Kartini 21 April 2024. Seperti yang sudah kita tahu, dia adalah sosok pahlawan nasional yang berjasa memperjuangan hak perempuan di tengah-tengah budaya patriarki. Perjuangan Kartini memang nggak sia-sia. Terbukti, kini perempuan Indonesia sudah bisa hidup jauh lebih layak dari berbagai segi.

Namun, tahukah kamu bahwa pada zaman sekarang ada diskriminasi terhadap perempuan dari hal yang mungkin nggak kamu sangka. Diskriminasi itu bernama pink tax, sebuah ketidakadilan gender melalui harga produk.

Pink tax adalah bentuk markup atau kenaikan harga khusus pada produk atau jasa yang ditawarkan pada perempuan. Pink tax bukan termasuk pajak sebenarnya, melainkan istilah yang digunakan untuk menggambarkan suatu fenomena dalam pasar.

Kenapa disebut diskriminasi gender? Karena untuk produk atau jasa yang sama, seringkali harga yang ditawarkan kepada perempuan lebih mahal ketimbang laki-laki.

World Economic Forum (WEF) memaparkan bahwa sebanyak 800 produk berbasis gender dari hampir 100 merek yang dianalisis oleh Pemerintah AS menunjukkan, rata-rata produk perawatan pribadi yang ditargetkan untuk perempuan 13 persen lebih mahal daripada produk laki-laki yang sebanding. Sementara aksesori dan pakaian dewasa masing-masing 7 persen dan 8 persen lebih mahal.

Studi tersebut menyimpulkan bahwa perempuan membayar ribuan Dollar AS lebih banyak selama hidup mereka untuk membeli produk yang mirip dengan pria.

Studi lain di AS menemukan bahwa harga dry cleaning untuk kemeja perempuan 90 persen lebih mahal daripada kemeja lelaki. Sementara itu, analisis di Inggris menemukan bahwa deodoran perempuan rata-rata 8,9 persen lebih mahal daripada deodoran laki-laki dan pelembab wajah perempuan 34,28 persen lebih mahal.

Perempuan Dirugikan

Pink tax dapat memperburuk kesenjangan kekayaan berbasis gender dan meningkatkan kemiskinan di kalangan perempuan. (Istimewa)

Pink tax telah lama memberikan beban ekonomi bagi kaum perempuan di seluruh dunia, terutama bagi perempuan yang penghasilannya lebih rendah daripada laki-laki. Jika kaum Hawa membayar lebih mahal untuk produk atau jasa yang sama atau serupa dengan kaum Adam, maka mereka akan memiliki lebih sedikit uang untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan lainnya. Hal ini dapat memperburuk kesenjangan kekayaan berbasis gender dan meningkatkan kemiskinan di kalangan perempuan.

Belum lagi kerugian dari sisi sosial, Millens. Pink tax dapat mencerminkan dan memperkuat stereotip gender yang ada di masyarakat. Membedakan produk atau jasa berdasarkan gender bisa membuat pihak produsen, pengecer, atau penyedia jasa menganggap perempuan dan laki-laki memiliki peran, minat, dan selera yang berbeda.

Akibatnya apa? Hal itu bisa mengurangi kesempatan dan pilihan bagi perempuan. Contohnya, seorang perempuan mungkin merasa terpaksa untuk membeli produk atau jasa yang ditargetkan untuk mereka, meskipun mereka mungkin lebih menyukai produk atau jasa yang ditargetkan untuk lelaki, atau sebaliknya.

Itulah fenomena yang terjadi saat ini di Indonesia maupun di dunia. Perjuangan melawan diskriminasi terhadap perempuan nggak hanya berhenti sejak Kartini menulis kumpulan surat Habis Gelap Terbitlah Terang saja, tapi berlangsung hingga kini, era 5.0. (Siti Khatijah/E07)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: