BerandaHits
Sabtu, 24 Nov 2017 12:01

Miripkah Kudeta Mugabe di Zimbabwe dengan Peristiwa September 1965?

Robert Mugabe (kiri) dan Emmerson Mnangagwa. (AFP PHOTO/STR via Tempo.co)

Pergantian kekuasaan di Zimbabwe memiliki beberapa kemiripan dengan peristiwa 1965 di Indonesia. Cek saja lima kemiripan itu.

Inibaru.id - Zimbabwe bakal mengangkat Presiden baru setelah Robert Mugabe mundur dari jabatannya, Selasa (21/11/2017). Nama yang muncul adalah Emmerson Mnangagwa, yang sebelumnya menjabat sebagai wakil Presiden namun diberhentikan oleh Mugabe. Sosok Mnangagwa ini banyak dijuluki sebagai “buaya” oleh kalangan pers karena kepiawaiannya berpolitik mirip buaya yang sewaktu-waktu bisa menerkam mangsanya.

Apakah kudeta di Zimbabwe itu mirip dengan yang terjadi di Indonesia semasa pergantian dari Presiden Soekarno ke Presiden Soeharto?

Tempo.co (24/11/2017) menulis bahwa upaya kudeta oleh militer Zimbabwe terhadap Presiden Robert Mugabe memiliki beberapa kesamaan dengan peristiwa Gerakan 30 September 1965 di Indonesia yang juga didalangi kelompok militer yaitu Pasukan Tjakrabirawa. Berikut beberapa kemiripan itu:

1. Orang berseragam militer muncul pada siaran televisi negara Zimbabwe pada Rabu (22/11/2017) pagi. Juru bicara Angkatan Darat, Mayor Jenderal SB Moyo, mengumumkan bahwa militer akan menangkap penjahat di sekeliling Presiden Robert Mugabe, yang telah berkuasa selama 37 tahun. "Kepada rakyat kami dan dunia, kami ingin menyampaikan bahwa ini bukan pengambilalihan kekuasaan," kata SB Moyo.

Baca juga:
Dua Anak dan Keponakan Setya Novanto Jadi Saksi Korupsi KTP-el
Mengenang Benny Panjaitan, Tito Menjadi “Musafir”

 Namun, militer lalu menahan Mugabe di rumah dinasnya dan mendesaknya mengundurkan diri. Di Indonesia, Letnan Kolonel Untung mengumumkan pembentukan Dewan Revolusi Indonesia lewat siaran Radio Republik Indonesia. Dia adalah Komandan Grup I Batalyon Tjakrabirawa, yang merupakan pasukan pengamanan Presiden Sukarno.

2. Robert Mugabe bertemu dengan Kepala Militer, Jenderal Constantino Chiwenga dan menyatakan dia menolak mundur. Chiwenga mendesak Mugabe mundur dan digantikan Presiden interim hingga pemilihan Presiden 2018.

Di Indonesia, Bung Karno berpidato pada Sidang Umum ke-IV MPRS dengan judul “Nawaksara” pada Juni 1966 dan pidato pelengkapnya, “Sukarno mengutuk Gerakan Satu Oktober 1965”. Dia mempertanyakan mengapa Presiden dimintai pertanggungjawaban. Namun pimpinan MPRS menolak pertanggungjawaban ini.

3. Sejumlah tokoh pendukung Mugabe seperti Menteri Keuangan, Ignatius Chombo dan ketua sayap pemuda Partai Zanu-PF, Kudzi Chipanga, ditangkap militer. Begitu juga dengan Deputi Menteri Pendidikan Tinggi, Godfrey Gandawa, Menteri Pertanian, Paddy Zhanda.

Dalam konteks Indonesia, Gerakan 30 September juga melakukan penangkapan dan pembunuhan terhadap enam petinggi militer seperti Jenderal Ahmad Yani, Letjen Suprapto, dan Jenderal MT Haryono dan satu Kapten Pierre Tendean. Mereka ditemukan meninggal dikubur di lobang buaya.

4. Robert Mugabe akhirnya mundur sebagai Presiden setelah parlemen memulai proses pemakzulan. Dia akan digantikan oleh Emmerson Mnangagwa, yang sebelumnya menjabat sebagai wakil Presiden namun diberhentikan Mugabe.

Di Indonesia, MPRS mengambil mandat dari mandataris MPRS yaitu Presiden Sukarno dan kemudian menyerahkan mandat ini kepada Letnan Jenderal Suharto.

5. Juru bicara parlemen Zimbabwe mengumumkan bahwa Presiden Robert Mugabe akhirnya mengundurkan diri lewat sepucuk surat yang dikirimkan ke parlemen negara itu pada 23 Nopember 2017. Parlemen memang memulai proses pemakzulan terhadap Mugabe karena sebelumnya dia menolak untuk mundur.

Dalam konteks Indonesia, Presiden Sukarno menyerahkan surat Surat Perintah 11 Maret 1966, yang diberikan kepada Letjen Soeharto, yang saat itu telah menjadi Menteri Panglima Angkatan Darat untuk menjaga stabilitas politik dan keamanan Sukarno dan keluarganya. Soeharto menggunakan surat ini untuk membubarkan Partai Komunis Indonesia dan semua organisasi bawahannya.

Baca juga:
Jamaika, Negeri Kristen yang Ramah Muslim
"Marlina" juga Berjaya di Polandia

Sukarno mencoba mengigatkan bahwa surat itu bukanlah perintah untuk membubarkan PKI dan penyerahan kekuasaan seperti lewat pidato “Jangan Sekali-sekali Meninggalkan Sejarah”. Namun lewat surat ini, pengaruh politik Soeharto justru menjadi semakin besar dan akhirnya ditunjuk MPRS sebagai Presiden menggantikan Sukarno. Era Sukarno dan Mugabe memiliki kemiripan lainnya yaitu pemimpin nasional yang kuat dan karismatik meskipun dinilai kurang mampu membangun perekonomian negara.

Perlu ditegaskan, kemiripan bukanlah kesamaan karena antara Indonesia dan Zimbabwe berbeda dalam hanya hal seperti pola dan kultur politiknya. (EBC/SA)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024

Menyusuri Perjuangan Ibu Ruswo yang Diabadikan Menjadi Nama Jalan di Yogyakarta

11 Nov 2024

Aksi Bersih Pantai Kartini dan Bandengan, 717,5 Kg Sampah Terkumpul

12 Nov 2024

Mau Berapa Kecelakaan Lagi Sampai Aturan tentang Muatan Truk di Jalan Tol Dipatuhi?

12 Nov 2024

Mulai Sekarang Masyarakat Bisa Laporkan Segala Keluhan ke Lapor Mas Wapres

12 Nov 2024

Musim Gugur, Banyak Tempat di Korea Diselimuti Rerumputan Berwarna Merah Muda

12 Nov 2024

Indonesia Perkuat Layanan Jantung Nasional, 13 Dokter Spesialis Berguru ke Tiongkok

12 Nov 2024

Saatnya Ayah Ambil Peran Mendidik Anak Tanpa Wariskan Patriarki

12 Nov 2024