BerandaHits
Rabu, 21 Nov 2023 17:59

Mengapa Shibuya Crossing Populer Jadi Persimpangan Tersibuk di Dunia?

Shibuya Crossing di Tokyo, Jepang. (Julian Peters Photography)

Foto-foto orang yang menyeberang di Shibuya Crossing sangat populer di dunia maya. Pernah terpikir nggak sejak kapan sih area tersebut bisa begitu ramai?

Inibaru.id – Shibuya Crossing menjadi salah satu tempat paling ikonik untuk menggambarkan Jepang. Biasanya, persimpangan tersibuk di Negeri Sakura ini digambarkan penuh dengan orang-orang yang berpapasan melintasi zebra cross dengan cara jalan yang cepat khas orang Negeri Sakura.

Kenapa Shibuya Crossing bisa begitu terkenal? Sebelumnya, perlu kamu tahu bahwa Shibuya adalah salah satu distrik di Tokyo yang menjadi pusat komersial, keuangan, dan fesyen terbesar di sana. Luas wilayah ini hanya 15 kilometer persegi dengan populasi mencapai 200 ribu jiwa.

Saking "hidup"-nya wilayah ini, dua stasiun kereta utama mereka, yakni Stasiun Shinjuku dan Shibuya, disebut sebagai yang tersibuk di dunia. Jutaan orang keluar masuk distrik khusus itu setiap hari. Bahkan, Shibuya Crossing diyakini bisa dilewati hingga lebih dari 2,4 juta orang setiap hari.

Ramainya Shibuya juga dipengaruhi oleh anak muda yang menjadikan wilayah tersebut sebagai kiblat fesyen dan budaya, sekaligus pusat menghabiskan dunia malam, baik bagi warga setempat, turis lokal, maupun wisatawan asing.

Menjadi Pusat Jalur Kereta

Shibuya dikenal sebagai pusat ekonomi, keuangan, dan fesyen Tokyo. (Cnn/Joshua Mellin)

Ihwal mula Shibuya menjadi salah satu wilayah paling ramai di Jepang dimulai sejak stasiun beroperasi di desa itu pada 1885, sebagai bagian dari Jalur Shinagawa. Namun, seiring berjalannya waktu, stasiun ini jadi pusat pemberhentian delapan jalur kereta di Tokyo dan kota-kota satelit di sekitarnya.

Pada 1889, Shibuya digabung dengan desa-desa di sekitarnya menjadi Minami-Toshima County. Pada 1909, statusnya berubah jadi “Town” atau kota kecil, yang meliputi Harajuku, Sendagaya, Jingumae, dan Yoyohata.

Pada 1932, Shibuya resmi menjadi bagian dari wilayah Tokyo. Jumlah penduduk yang meningkat dan perekonomian yang berkembang membuat pemerintah membuka jalur Tokyo Toyoko Line pada 1932, menjadikan Stasiun Shibuya sebagai salah satu pemberhentian terpenting antara Tokyo-Yokohama.

Pada jalur ini pula, kemudian muncul sebuah kisah sedih yang populer di seluruh dunia, tentang seekor anjing setia bernama Hachiko. Selama 12 tahun (1923-1935), ia menunggu tuannya yang sebetulnya telah meninggal.

Menjadi Pusat Wisata

Kemasyhuran Shibuya sebagai pusat wisata di Jepang nggak lepas dari keberadaan patung Hachiko sebagai simbol kesetiaan yang dibangun di dekat stasiun. (EPA/Franck Robichon via EFE)

Kesetiaan Hachiko terhadap tuannya menginspirasi pemerintah setempat untuk mengabadikannya dengan membangun patung anjing jenis akita itu di dekat stasiun pada April 1934. Patung tersebut rupanya begitu terkenal di seluruh dunia, sehingga menjadikannya sebagai daya tarik wisata di Jepang.

Shibuya kian ramai dikunjungi wisatawan setelah banyak mal didirikan di kawasan tersebut sekitar dekade 1970-an. Salah satunya adalah Shibuya 109 yang dikenal karena menyediakan barang fesyen dari berbagai jenama terkenal.

Tingkat popularitas Shibuya sebagai destinasi wisata fesyen semakin meledak setelah daerah yang cukup dekat dengan Stasiun Shibuya, yakni Harujuku, berkembang menjadi salah satu pusat fesyen dan etalase kreasi busana paling terkenal di kalangan anak muda di seluruh Jepang.

Hal itulah yang menjadikan Shibuya Crossing begitu ramai dilalui orang sampai sekarang. Kalau ada kesempatan ke Jepang, jangan lupa mampir ke persimpangan ikonik ini ya, Millens! (Arie Widodo/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: