BerandaHits
Sabtu, 30 Agu 2024 14:00

Maikeli Lomu; Warga Biasa di Amerika, Pemain Timnas Sepak Bola di Tonga

Maikeli Lomu, memilih untuk pindah negara demi bisa jadi pemain timnas sepak bola Tonga. (IG/@maikeli_lomu)

Impian Maikeli Lomu sederhana, yaitu pengin jadi pemain timnas sepak bola yang bertanding di kualifikasi Piala Dunia. Dia pun mewujudkannya dengan pindah dari Amerika Serikat ke Tonga, negara kecil di tengah Samudra Pasifik.

Inibaru.id – Saya masih ingat betul obrolan singkat pada 2011 lalu dengan seorang teman, Aditya, yang kini sudah bekerja sebagai pegawai negeri sipil di Yogyakarta. Katanya, dia punya cita-cita pindah kewarganegaraan ke San Marino biar bisa masuk Tim Nasional (Timnas) sepak bola negara mini yang dikelilingi Italia tersebut. Cita-cita ini memang nggak pernah terwujud. Tapi, di belahan dunia lain, cita-cita yang mirip diwujudkan Maikeli Lomu.

Meski Timnas Indonesia masih belum masuk level tim kuat dunia atau bahkan Asia, setidaknya pemain timnasnya sudah di level profesional. Persaingan agar bisa masuk timnas pun sangat ketat. Timnas juga sudah di peringkat 131 dunia. Hal berbeda dialami San Marino yang ada di peringkat 210 per 18 Juli 2024 alias terburuk di dunia.

Sebagian besar pemain Timnas San Marino bukanlah pemain profesional. Bahkan, dulu ada kelakar yang menyebut penyerang andalannya adalah seorang pembuat lilin yang iseng main bola di waktu luang. Gara-gara hal itulah, Aditya merasa punya kans untuk gabung di timnasnya.

“Bayangkan saja kalau habis pindah ke sana, bisa masuk Timnasnya, lalu pas kualifikasi Euro atau Piala Dunia ternyata satu grup dengan Jerman, Inggris, Prancis, atau Spanyol. Bisa main lawan Rooney, bro!,” cerita Aditya yang memang punya skill bermain sepak bola cukup lumayan meski hanya di level amatir.

Nah, hal itu pulalah yang ternyata dipikirkan oleh Maikeli Lomu. Dia memang punya darah keturunan Tonga. Tapi, laki-laki berusia 26 tahun ini berasal dari Utah, Amerika Serikat. Layaknya Aditya rekan saya dari Yogyakarta itu, dia punya skill sepak bola yang lebih bagus dari orang biasa. Tapi, pengalamannya bermain sepakbolanya hanyalah kompetisi di level sekolah.

Maikeli Lomu dan skuad Timnas Tonga. (IG/@maikeli_lomu).

Setelah lulus sekolah, kerjaannya juga jauh banget urusannya dari sepak bola, yaitu jadi pembuat gerabah di Spanish Fork Utah. Tapi, dasarnya memang sudah gila bola, dia nggak pengin melewatkan kesempatan saat Tonga membuka lowongan jadi pemain timnas sepak bola pada 21 Mei 2024 lalu di akun Facebook Tonga Football.

Dalam lowongan tersebut, dibuka seleksi untuk pemain U-16, U-19, U-23, dan tim senior. Nah, Lomu yang pengin banget jadi pemain sepak bola langsung ambil keputusan gila; menjual semua yang dia miliki di Amerika Serikat untuk pindah ke Tonga, menjalani seleksi, dan memulai hidup baru di sana sebagai atlet.

Aku menjual semuanya untuk pindah ke Tonga dan berusaha agar bisa bermain di kualifikasi Piala Dunia 2026. Bisa bermain satu pertandingan saja sudah membuat impianku selama ini terwujud, ucapnya di akun Instagramnya @maikeli_lomu.

Setelah mendapatkan paspor Tonga, Lomu berusaha menurunkan berat badannya sampai 13 kilogram selama 3 bulan agar fisiknya bisa benar-benar sekuat atlet sungguhan. Usahanya berhasil dan dia masuk skuad Timnas Tonga melawan Cook Island dan Samoa Amerika yang terjadwal dalam FIFA Matchday mulai 6 September 2024 nanti.

Timnas Tonga memang ada di peringkat 200 dunia, sangat jauh dari peringkat Amerika Serikat yang ada di peringkat 16 dunia. Pemain profesionalnya juga cuma satu, yaitu Ata Aina yang bermain di klub level kedua Liga Thailand Chantaburi. Tapi, kisah Maikeli Lomu yang masuk squad timnas tersebut bisa jadi inspirasi siapa saja yang pengin memenuhi impiannya, meski dengan cara yang nggak biasa.

Hm, kamu juga pernah punya cita-cita mirip Maikeli Lomu atau rekan saya di Yogyakarta, Aditya, Millens? (Arie Widodo/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Polda Jateng Perkuat Pengamanan Logistik Pemilu di KPU

7 Nov 2024

Secuil Sejarah Kesultanan Cirebon di Candi Poh Brebes

7 Nov 2024

Sejarah Unik Lokasi dengan Nama Terpanjang di Dunia yang ada di Selandia Baru

7 Nov 2024

November Awal Musim Hujan, BMKG: Waspada Ancaman Banjir!

7 Nov 2024

Alasan Lagu 'APT' Rose dan Bruno Mars Haram Diputar Pelajar di Korea

7 Nov 2024

Keseriusan Langkah Pemerintah dalam Menangani Judi Online Masih Dipertanyakan

7 Nov 2024

Bersantai Sore di 'Comfort Zone' Taman Balai Jagong Kudus

7 Nov 2024

Andal dan Ramah Lingkungan, Layanan Logistik KAI Daop 4 Semarang

7 Nov 2024

Apakah Pasangan dengan Love Language Berbeda Bisa Langgeng?

7 Nov 2024

Cantiknya Deburan Ombak Berpadu Sunset di Pantai Midodaren Gunungkidul

8 Nov 2024

Mengapa Nggak Ada Bagian Bendera Wales di Bendera Union Jack Inggris Raya?

8 Nov 2024

Jadi Kabupaten dengan Angka Kemiskinan Terendah, Berapa Jumlah Orang Miskin di Jepara?

8 Nov 2024

Banyak Pasangan Sulit Mengakhiri Hubungan yang Nggak Sehat, Mengapa?

8 Nov 2024

Tanpa Gajih, Kesegaran Luar Biasa di Setiap Suapan Sop Sapi Bu Murah Kudus Hanya Rp10 Ribu!

8 Nov 2024

Kenakan Toga, Puluhan Lansia di Jepara Diwisuda

8 Nov 2024

Keseruan Pati Playon Ikuti 'The Big Tour'; Pemanasan sebelum Borobudur Marathon 2024

8 Nov 2024

Sarapan Lima Ribu, Cara Unik Warga Bulustalan Semarang Berbagi dengan Sesama

8 Nov 2024

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024