Berlokasi di Dusun Cemanggal, Air Terjun Tirto Wening bisa
kamu capai setelah berkendara kurang lebih 1,5 kilometer setelah melalui
perkampungan padat penduduk. Jalanannya memang menanjak cukup ekstrem dan
sempit. 

Tapi, kamu nggak perlu khawatir karena pintu masuk penanda
air terjun ini cukup jelas di pinggir jalan dengan bangunan loket berwarna
cokelat di pinggir jalan. Usai memarkir kendaraan, kamu juga nggak perlu
trekking jauh-jauh untuk mencapai air terjunnya.

“Sayangnya, pas saya ke sana, sepertinya air terjunnya sudah
nggak diurus lagi ya. Jadi beberapa fasilitas seperti musala dan dekorasi
payungnya sudah rusak. Untungnya, air terjunnya bersih dan bagus meski nggak
begitu tinggi,” cerita Beni pada Minggu, (8/6/2025).

Hal lain yang bikin Beni cukup lega adalah toiletnya masih
bisa berfungsi meski sudah terlihat nggak terawat. Ditambah dengan jalur jalan
kakinya yang cenderung masih aman untuk siapa saja, dia pun merasa wisata ke
air terjun ini cukup layak dilakukan.

“Untuk wisata murah meriah dan nggak jauh dari rumah, tentu
saja sudah cukup bikin puas. Apalagi pemandangannya juga cukup asri,” ungkapnya.

Di bawah air terjun, terdapat kolam alami dan beberapa kolam
buatan yang bisa dipakai siapa saja untuk basah-basahan. Aliran airnya nggak
begitu deras sehingga aman untuk digunakan siapa saja, termasuk anak-anak.

Nggak jauh dari Air Terjun Tirto Wening yang segar ini, ada
juga tempat wisata lain yang nggak kalah menarik di Desa Munding, yaitu Bukit
Kembar Cemanggal. Dari bukit ini, terlihat pemandangan perbukitan yang cukup
spektakuler. Tapi, untuk mencapainya, harus berkendara lagi ke atas. Untuk tempat
wisata ini, Beni memilih untuk mengunjunginya lain waktu saja.

“Lain kali saja. Sudah cukup puas kok dengan air terjunnya,”
pungkas Beni.

Hm, jadi pengin melihat sendiri ya, seperti apa keindahan
Air Terjun Tirto Wening yang jarang terjamah wisatawan ini. Kamu sendiri,
apakah juga pengin ke sana, Millens? (Arie Widodo/E05)

Inibaru.id – Hampir setiap hari turun dari Bandungan
ke tempat kerjanya di Kota Semarang, Beni sering penasaran dengan satu gang dengan
gapura khas berwarna abu-abu bertuliskan “Selamat Datang di Desa Munding”. Lokasi
gang tersebut ada di Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang dan berjarak sekitar
200 meter dari SPBU Pakopen di lereng tenggara Gunung Ungaran.

Awalnya, dia mengira jika gang tersebut hanyalah gang menuju
desa pada umumnya. Tapi, dia sempat curiga karena sering banget ada angkutan
umum berhenti di depannya. Banyak pula muda-mudi dengan membawa kendaraan
berpelat luar kota yang masuk ke dalam gang tersebut. Usut punya usut, ternyata
ada beberapa tempat wisata yang menarik di Desa Munding. Salah satunya adalah
Air Terjun Tirto Wening.

Saking jarangnya dikunjungi wisatawan, Air Terjun Tirto Wening kini bahkan nggak lagi diurus dengan serius. Padahal, air terjun ini punya pemandangan yang cukup indah.&nbsp;

Masih Sepi Wisatawan, Air Terjun Tirto Wening Indahnya Kebangetan

Sedikit gambaran, untuk ukuran rata-rata di Indonesia, data center berpendingin air yang mengandalkan menara pendingin memerlukan listrik sebanding 1.000 rumah dan menghabiskan air hingga 26 juta liter per tahun per MW kapasitas .

Ya, di balik layar kecanggihan teknologi AI, terdapat ironi besar dan dampak lingkungan yang tampak menganga: jutaan liter air dan energi diperlukan sebagai tumbal untuk mendinginkan pusat data mereka. Inilah yang acap nggak disadari oleh kita, para pengguna teknologi ini.

Pernahkah kamu iseng menggunakan ChatGPT untuk sekadar lucu-lucuan atau curhat nggak penting, bahkan menambahkan kata "terima kasih" setelah prompt&nbsp;yang kamu berikan mendapatkan respons yang memuaskan? Terlihat sederhana, tapi sejatinya secara nggak langung kamu telah menghamburkan air di bumi.

Perlu kamu tahu bahwa data center AI membutuhkan air dalam volume raksasa. Menurut Investopedia, pelatihan model besar dapat menguapkan hingga 185.000 galon atau sekitar 700.000 liter air per sesi. Angka itu akan lebih besar saat musim panas.

Situasi ini menjadi semakin memprihatinkan jika data center ditempatkan di wilayah yang rawan kekeringan. Virginia, misalnya, tengah menyusun regulasi untuk menuntut estimasi penggunaan air di pusat data karena kekhawatiran tersebut.

Pada 2024 lalu,&nbsp;Times melaporkan, protes dan tekanan hukum sempat muncul Di Texas dan Chile terkait rencana pendirian pusat data sementara krisis air saat itu tengah terjadi. Protes terhadap Google juga sempat dilayangkan oleh para aktivis di Santiago, Ibu Kota Chile, meminta mereka mengubah sistem pendinginan air ke udara.

Pusat data adalah inti dari teknologi digital, termasuk AI; karena di situlah data diproses dan sistem dijalankan. Server di pusat data yang beroperasi terus-menerus bisa membuat suhu ruangan naik. Jika terlalu tinggi, perangkat bisa melambat atau rusak. 

Nah, untuk mencegah overheating,&nbsp;pusat data membutuhkan sistem pendingin yang stabil, efisien, dan beroperasi 24/7. Sistem pendingin ini biasanya menggunakan cooling tower yang berbasis air.&nbsp;Sistem ini bekerja dengan prinsip penguapan.

Air panas dari sistem pendingin server (biasanya berupa cairan yang menyerap panas dari server) dipompa ke bagian atas cooling tower, lalu disiram ke dalam menara melalui nozel hingga menyebar ke area yang lebih luas untuk mendinginkan ruangan.

Karena menguap, air yang digunakan nggak akan sepenuhnya kembali. Maka, pusat data harus terus-menerus menyedot suplai air baru dari sumber-sumber yang ada di sekitar kawasan pusat data. Kebutuhannya pun luar biasa, yang bahkan bisa mengakibatkan kekeringan di wilayah sekitarnya. Inilah yang mengkhawatirkan.

Nggak cuma air, penggunaan listrik dari data center juga menyumbang karbon dioksida (CO₂) yang cukup besar. Perusahaan seperti Amazon, Microsoft, Alphabet, dan Meta mencatat kenaikan emisi nggak langsung hingga 150 persen selama periode 2020–2023, yang diyakini karena meningkatnya aktivitas operasi AI.

Sektor digital, termasuk di dalamnya pusat data, menyumbang 2–4 persen emisi global. Ini belum termasuk emisi dari penggunaan listrik dunia yang tentu saja meningkat. Diperkirakan, emisi AI global akan mencapai 245 juta ton CO₂ per tahun pada 2035.

Lebih jauh dari itu, ekspansi pesat AI berarti perangkat keras seperti chip dan server akan cepat usang. Artinya, akan ada lebih banyak limbah elektronik yang dihasilkan oleh teknologi ini.

Teknologi AI diperkirakan akan menghasilkan 1,2–5 juta ton limbah yang dikenal sebagai e-waste itu pada 2030 atau setara 12 persen dari total e-waste dunia. Ini belum termasuk bahan mentah yang diperlukan dalam proses produksi chip dan perangkat keras lain untuk kebutuhan AI. Wah!

Harus diakui, kecerdasan buatan adalah sebuah lompatan besar dalam dunia teknologi. Namun, perlu dipahami bahwa dalam prosesnya, teknologi ini juga membebani bumi. Menurutmu, adakah hal yang kita bisa lakukan untuk mengurangi beban ini? (Siti Khatijah/E07)

Inibaru.id - Sebuah riset di University of California Riverside menemukan bahwa satu sesi tanya jawab atau sekitar 10-50 pertanyaan dalam platform kecerdasan buatan (AI) nyaris menghabiskan 2 liter air. Kebutuhan air ini digunakan untuk&nbsp;mendinginkan pusat data melalui cooling tower.

Pada 2027, kebutuhan air untuk melepas "dahaga" seluruh teknologi berbasis AI di dunia diperkirakan akan mencapai 4,2-6,6 miliar meter kubik per tahunnya. Kurang lebih ini setara dengan kebutuhan air di Denmark selama empat tahun, menurut penelitian yang dipublikasikan Cornell University.

Tanpa langkah antisipasi yang tepat, miliaran meter kubik air per tahun diperkirakan akan diperlukan sebagai 'tumbal' teknologi AI pada 2027; yang nilainya setara dengan kebutuhan air selama empat tahun di Denmark.

'Tumbal' Teknologi AI: Krisis Air dan Ledakan Emisi

“Ini adalah tindakan yang paling kompleks untuk masyarakat, dan RSUP Dr Hasan Sadikin mampu melakukannya. Saya bangga karena tindakan ini berhasil dengan hasil yang luar biasa,” tuturnya.

Sebagai informasi, sejak 2010, RS Hasan Sadikin sudah menangani 33 kasus kembar siam. Dari jumlah itu, 13 berhasil melalui proses pemisahan. Itu bukan sekadar angka, tapi deretan nyawa yang diberi harapan baru, serta cermin dari kemajuan layanan dan kapasitas rumah sakit rujukan tingkat nasional.

Namun, Menkes juga menyentil soal pembiayaan yang kerap jadi tantangan tersendiri. Dia menegaskan bahwa rumah sakit ke depan harus bisa menjalankan model subsidi silang agar layanan semacam ini tetap bisa diberikan tanpa membebani masyarakat.

“Karena itu saya bilang, rumah sakit harus punya model yang bisa subsidi silang, supaya kasus-kasus seperti ini tetap bisa ditangani dan masyarakat tidak terbebani,” tegasnya.

Sementara itu, Direktur Utama RS Hasan Sadikin dr Rachim Dinata Marsidi menekankan bahwa keberhasilan ini lahir dari kerja tim yang sangat solid. Mulai dari dokter berbagai spesialisasi, perawat, farmasi, ahli gizi, radiologi, psikolog, hingga tim manajemen rumah sakit, semuanya punya andil besar.

“Kami menjalankan pendekatan tiga tahap—praoperatif, intraoperatif, dan pascaoperatif—dengan perencanaan matang, simulasi berulang, teknologi terkini, dan pemantauan intensif di masa kritis,” jelasnya.

Tapi, lebih dari sekadar keberhasilan medis, dr Rachim mengingatkan bahwa kisah Nadia dan Nadira adalah alarm bagi pentingnya akses kehamilan yang berkualitas, edukasi yang menyeluruh, serta deteksi dini terhadap kondisi kehamilan khusus.

“Keberhasilan ini adalah simbol bahwa sistem rujukan nasional kita mampu menjawab tantangan medis kompleks dengan hasil optimal,” tambahnya.

Kisah dua bayi ini bukan cuma catatan medis. Ini adalah gambaran nyata bahwa setiap anak Indonesia berhak mendapatkan kesempatan untuk hidup dan tumbuh, apapun kondisi yang mereka bawa sejak lahir.

“Kami berharap kisah Nadia dan Nadira menjadi inspirasi dan harapan bagi banyak keluarga di seluruh Indonesia. Seiring akan dikembalikannya Nadia dan Nadira ke pangkuan keluarga tercinta, kami juga melepaskan harapan bahwa setiap anak Indonesia, betapapun kompleks kondisi medisnya, memiliki kesempatan yang adil untuk hidup, tumbuh, dan berkembang,” pungkas dr Rachim.

Terharu banget ya, Millens? Jika kamu percaya bahwa harapan bisa lahir dari ruang operasi, kisah Nadia dan Nadira adalah buktinya. Bahwa di tengah tantangan, selalu ada secercah cahaya yang mungkin akan terlihat. (Siti Zumrokhatun/E10)&nbsp;

Inibaru.id - Bandung kembali mencatatkan kisah yang menggetarkan hati dari ruang bedah. Bayi kembar siam asal Jawa Barat, Nadia dan Nadira, akhirnya bisa menatap dunia sebagai dua individu yang terpisah, berkat tangan-tangan hebat di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. Hasan Sadikin, Bandung.

Bukan perkara mudah. Pemisahan bayi kembar siam adalah salah satu prosedur medis paling kompleks dalam layanan kesehatan ibu dan anak. Tapi tim medis RS Hasan Sadikin membuktikan bahwa Indonesia bisa. Operasi berjalan sukses, dan kini kedua bayi mungil itu tengah menjalani masa pemulihan dalam kondisi stabil.

Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin pun memberi apresiasi tinggi. Dalam sambutannya pada acara Kick Off Intervensi Pencegahan dan Penurunan Kematian Ibu dan Bayi, Selasa (10/6), Menkes menegaskan betapa krusialnya capaian ini dalam dunia kesehatan nasional.

Operasi pemisahan bayi kembar siam di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung nggak hanya menyelamatkan nyawa, tapi juga menegaskan kemajuan layanan medis Indonesia. Kisah Nadia dan Nadira pun jadi simbol harapan baru bagi banyak keluarga.&nbsp;

Kemajuan di Ruang Bedah; Nadia dan Nadira Kini Punya Tubuh Sendiri-Sendiri

Dwi bukanlah satu-satunya UMKM yang mengalami masalah ini. Banyak pelaku UMKM lainnya juga. Satu sisi mereka ingin adil terhadap karyawan, tapi di sisi lain, realitas usaha kecil nggak semulus yang dibayangkan.

"Mereka ada keluarga yang harus dibiayai; saya juga. Sementara, penghasilan nggak tetap. Sulit," keluhnya.

Layaknya keluhan Dwi terkait dengan menurunnya penjualan, sebenarnya dia nggak diwajibkan untuk memberikan upah UMR bagi karyawannya. Nggak percaya? Dalam Undang-undang Cipta Kerja Pasal 90B, ada ketentuan yang memungkinkan pelaku UMKM untuk memberikan upah di bawah upah minimum dalam kondisi tertentu. Regulasi ini memang menuai pro-kontra, namun dimaksudkan untuk memberi kelonggaran bagi pelaku UMKM agar tetap bisa bertahan.

Syaratnya, UMKM harus mempertimbangkan kemampuan usaha dan harus ada kesepakatan dengan pekerja. Jadi, bukan serta-merta menggaji rendah tanpa persetujuan.

Lebih dari itu, mereka harus memenuhi syarat sebagai UMKM sesuai dengan UU Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. 

Nah, berikut adalah klasifikasi UMKM dibagi berdasarkan jumlah kekayaan bersih dan hasil penjualan tahunan.

"Kalau dari aturan itu, saya hitungannya masuk usaha mikro," ungkap Dwi.

Sejauh ini, karyawannya mengerti alasan mengapa dia hanya bisa menggaji mereka dengan upah di bawah UMR. Apalagi, keduanya sama-sama tahu sebanyak apa pemasukan bulanan dari lapak es durian yang mereka gelar.

"Karyawan saya ngerti kok kondisinya. Tapi ya tetap saja, rasanya berat bagi saya. Penginnya ya penjualan melimpah dan mereka bisa saya gaji dengan layak," pungkasnya.

Harapan Dwi juga jadi harapan semua pelaku UMKM di seluruh negeri. Semoga kondisi ekonomi Tanah Air membaik sehingga pelaku UMKM dan karyawannya bisa sejahtera. Setuju, Millens? (Arie Widodo/E10)

Inibaru.id - Sudah sekitar satu 8 tahun Dwi Kurnianto berjualan es durian di Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah. Tapi, dalam tiga tahun belakangan, bisnisnya semakin berat untuk dijalani, seiring dengan semakin lesunya roda ekonomi.

Makanya, pas ada perdebatan sengit di media sosial terkait gaji karyawan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang masih di bawah upah minimum regional (UMR) dia bingung menanggapinya.

“Saya ini sebenarnya pengin banget ngegaji anak-anak sesuai UMR. Tapi ya gimana, penjualan makin sepi. Terkadang buat nutup modal saja ngos-ngosan. Tahun ini lapak saya bahkan hanya nyisa 2. Jadi penghasilan satu lapak buat karyawan, sisanya buat saya,” ucap laki-laki berusia 40 tahun tersebut pada Jumat (13/6/2025).

Sudah jadi rahasia umum kalau banyak karyawan UMKM nggak digaji setara UMR. Apakah berarti mereka melanggar aturan? Yuk simak sejumlah fakta-faktanya.

Dilema Pelaku UMKM; Pengin Menggaji Karyawan sesuai UMR, tapi Omzet Mepet

Tapi, apa sih yang dimaksud dengan transit bebas visa?

Jadi begini, semisal kamu bepergian dengan pesawat ke suatu negara yang dalam perjalanannya transit dulu di Tiongkok, kamu diperbolehkan keluar bandara untuk sekadar jalan-jalan, berwisata kuliner, atau melakukan hal lain di negeri tersebut untuk sementara sebelum melanjutkan perjalanan ke negara tujuan.

Saat transit, kamu nggak perlu mengurus visa lagi, dengan batas maksimal 10 hari. Namun, karena sifatnya adalah hanya bebas visa transit, kamu harus memastikan diri untuk melanjutkan perjalanan ke negara tujuan alih-alih kembali ke Tanah Air.&nbsp;

Lebih dari itu, hal ini juga hanya berlaku kalau kamu memasuki Tiongkok lewat 60 pelabuhan laut ataupun bandara yang memang masuk dalam program ini. Kalau soal di mana saja daftarnya, bisa kamu cari kok di internet.

Kalau kamu pengin mencoba menggunakan program transit bebas visa di Tiongkok, pastikan dulu memenuhi persyaratan berikut ini ya. Simak baik-baik!

Kalau semua persyaratan sudah siap, petugas imigrasi bakal memperbolehkanmu masuk ke Tiongkok dan melakukan aktivitas apa pun baik itu jalan-jalan, bisnis ringan, hingga mengunjungi rekan atau keluarga.

"Sebagai orang yang sering ada urusan bisnis ke luar negeri, kabar ini bagus buat saya karena berarti saya punya kesempatan jalan-jalan ke Tiongkok sembari transit di sana. Sudah lama saya pengin main ke Shanghai atau Beijing," ucap salah seorang pebisnis furniture dari Kota Semarang, Wisnu, menanggapi program baru ini pada Kamis (12/6/2025).

Yap, program transit bebas visa di Tiongkok ini memang cukup menarik, ya, meski baru bisa didapat kalau kita transit di sana sebelum ke negara lain. Tapi, kepikiran nggak untuk mencobanya agar bisa jalan-jalan di sana, Millens? (Arie Widodo/E10)

Inibaru.id - Mulai Kamis, 12 Juni 2025 kemarin, pemerintah Tiongkok resmi memasukkan Indonesia dalam daftar negara yang mendapatkan fasilitas transit bebas visa selama maksimal 240 jam (10 hari).

Aturan baru ini berlaku di 60 pelabuhan laut dan bandara di 24 provinsi Negeri Tirai Bambu, termasuk Beijing, Shanghai, Yunnan, Sichuan, dan provinsi strategis lainnya.&nbsp;

Menurut kantor berita setempat,&nbsp;Xinhua, kebijakan ini didukung oleh National Immigration Administration (NIA) Tiongkok dan bertujuan untuk meningkatkan arus turis, budaya, serta mempererat hubungan antarnegara.&nbsp;

Kalau kebetulan penerbanganmu transit di Tiongkok, kamu bisa lo memaksimalkan transit bebas visa di negara tersebut dan jalan-jalan di sana sampai 10 hari. Bagaimana cara agar bisa mendapatkannya, ya?

Begini Cara Mendapatkan Transit Bebas Visa ke Tiongkok

Tapi, kepikiran nggak, sejak kapan ya, tradisi menyanyikan lagu kebangsaan sebelum pertandingan yang menggetarkan jiwa ini dimulai?

Bagi penikmat sepak bola internasional, momen paling menggetarkan sebelum kick-off bukan hanya deretan pemain bintang yang berdiri sejajar siap untuk berlaga, melainkan ketika lagu kebangsaan mulai berkumandang. Ada rasa haru, semangat nasionalisme, bahkan terkadang air mata yang tumpah. Tapi, tahukah kamu sejak kapan tradisi ini dimulai?

Tradisi menyanyikan lagu kebangsaan sebelum pertandingan sepak bola dimulai pertama kali tercatat pada tahun 1905, saat pertandingan antara Inggris dan Irlandia dalam British Home Championship. Saat itu, "God Save the King" dikumandangkan sebagai bentuk penghormatan terhadap raja, sekaligus simbol identitas nasional yang mulai tumbuh kuat seiring merebaknya popularitas sepak bola di kalangan masyarakat Eropa.

Namun, tradisi ini benar-benar menjadi standar global sejak perhelatan Piala Dunia FIFA pertama pada 1930 di Uruguay. Ketika negara-negara datang membawa bukan hanya pemain, melainkan juga semangat kebangsaan, maka lagu kebangsaan dijadikan semacam "senjata pembakar semangat". Sejak saat itu, FIFA secara resmi mewajibkan lagu kebangsaan dikumandangkan sebelum pertandingan internasional dimulai.

Uniknya, tiap negara punya cara tersendiri mengekspresikan lagu kebangsaan mereka. Ambil contoh Italia. Lagu "Il Canto degli Italiani" atau yang akrab disebut "Fratelli d’Italia" selalu dinyanyikan penuh semangat. Bahkan terkadang suara pemain dan penonton lebih keras dari suara speaker stadion. Para pemain dan fans seolah menumpahkan semua rasa bangga dan cinta tanah air lewat bait-baitnya.

Lain halnya dengan Spanyol. Lagu kebangsaannya yang berjudul "Marcha Real" termasuk salah satu dari sedikit lagu kebangsaan di dunia yang tidak memiliki lirik. Jadi, jangan heran kalau para pemain hanya berdiri diam atau bersenandung tanpa suara. Meski tanpa kata-kata, momen ini tetap khidmat dan membangkitkan emosi.

Sementara itu, Brasil punya tradisi yang tak kalah menarik. Jika lagu "Hino Nacional Brasileiro" dimainkan dua baitnya, hanya satu bait yang diiringi dengan instrumen musik. Sementara sisa satu bait lainnya dinyanyikan oleh para pemain dan penonton dengan penuh penghayatan tanpa iringan musik sama sekali, seakan jadi pemanasan batin sebelum pertempuran di lapangan.

Dewasa ini, lagu kebangsaan dalam sepak bola tak hanya jadi ritual formal, tapi juga elemen emosional yang bisa membakar semangat pemain, menyatukan suporter, dan mempertegas bahwa sepak bola bukan sekadar olah raga, melainkan juga soal jati diri bangsa. Setuju, Millens? (Arie Widodo/E05)

Inibaru.id - Hingga beberapa hari setelah kekalahan Timnas Indonesia melawan Jepang yang digelar pada Selasa (11/6/2025), timeline media sosial X saya masih sering dijejali unggahan akun berbahasa Jepang yang mengunggah video lagu kebangsaan Indonesia Raya yang dikumandangkan sebelum pertandingan.

Nggak hanya akun-akun orang Jepang. Akun orang Indonesia di Jepang seperti @petitestardust juga mengunggah video dengan tema yang sama. Dia sampai membandingkan kerasnya suara penonton Timnas yang menyanyikan lagu tersebut di Osaka dengan suara warga Jepang asli yang nggak sekeras itu saat menyanyikan lagu kebangsaan Jepang Kimigayo.

Dikenal sebagai salah satu momen paling mengharukan saat pertandingan sepak bola internasional, kapan ya lagu kebangsaan kali pertama didendangkan sebelum pertandingan?

Lagu Kebangsaan di Lapangan Hijau; Sebuah Tradisi yang Menggetarkan Jiwa

Memang, hal ini nggak menganulir kelolosan Timnas Indonesia
ke ronde keempat kualifikasi. Tapi, banyak yang khawatir kekalahan telak ini
bisa mempengaruhi mental pemain Indonesia ke depannya.

“Di awal-awal laga, kami baik-baik saja. Tapi Jepang memang
punya kualitas dan level Piala Dunia. Baik itu secara individu maupun kolektif,
mereka sangat hebat. Saya sangat kecewa dengan hasilnya dan kami harus belajar
dari situasi ini,” ucap pelatih Timnas Indonesia Patrick Kluivert di konferensi
pers pasca-pertandingan pada Selasa (10/6/2025).

Tantangan Timnas Indonesia di Ronde Keempat Kualifiksai
Piala Dunia

Layaknya yang Kluivert ungkap, evaluasi memang harus
dilakukan karena selain Indonesia, lima tim lain yang lolos ke ronde keempat di
atas kertas cukup berat. Mereka adalah Qatar, Arab Saudi, Uni Emirat Arab,
Irak, dan Oman. Lebih dari itu, ronde keempat Piala Dunia 2025 nanti juga punya
format yang cukup tricky dari format ronde ketiga yang sudah dilalui.

Berikut adalah sejumlah tantangan yang patut diwaspadai Timnas
Indonesia di ronde keempat nanti.

Jika di ronde ketiga empat kekalahan Timnas masih bisa ditutup
dengan tiga kemenangan dan tiga hasil seri yang meloloskan Indonesia, di ronde
keempat nanti, hanya dua pertandingan yang digelar di satu jendela FIFA
Matchday, yaitu pada 8 hingga 14 Oktober 2025. Sementara, hanya juara grup yang
dipastikan lolos Piala Dunia 2026. Artinya, Timnas harus berusaha memenangi dua
pertandingan tersebut jika pengin mewujudkannya.

Qatar, Saudi, UEA, Irak, dan Oman adalah tim-tim dari Timur
Tengah yang sudah biasa bersaing di level top Asia. Sementara ini adalah untuk
kali pertama Timnas Indonesia melaju sejauh ini di babak kualifikasi. Persiapan
harus dilakukan dengan matang mengingat Timnas jadi tim yang paling nggak
diunggulkan.

Besar kemungkinan dua pertandingan di ronde keempat nanti
dilakukan di luar Indonesia, bahkan bisa jadi di salah satu negara di Timur
Tengah. Mental dan adaptasi untuk berlaga di sana harus disiapkan mengingat
pada ronde ketiga, 10 dari 12 poin yang Timnas dapat dikumpulkan di Stadion
Gelora Bung Karno.

Untungnya, ronde keempat kualifikasi Piala Dunia 2026 masih
cukup lama sehingga Timnas Indonesia punya waktu mempersiapkan diri sebaik mungkin. Yuk kasih semangat membara buat mereka, Millens!&nbsp;(Arie Widodo/E05)

Inibaru.id – Meski sebagian besar penggemar Timnas
Indonesia memprediksi Timnas akan kalah saat melakoni laga terakhir Ronde Ketiga
Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia Grup C melawan Jepang, nggak ada yang
menyangka Timnas dibantai dengan skor telak 0-6 atas Jepang. Yang lebih
mengenaskan, Timnas bahkan nggak bisa mencatatkan satu pun tendangan ke arah
gawang Negeri Matahari Terbit!

Kekalahan ini juga bikin rangking FIFA Timnas yang
sebelumnya nangkring di peringkat ke-116 dunia jadi 118.

Ronde keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia baru berlangsung pada 8-14 Oktober 2025 nanti. Timnas Indonesia harus benar-benar mempersiapkannya sebaik mungkin agar bisa memenangi dua pertandingan dan lolos Piala Dunia.

Dibantai Jepang 0-6, Timnas Indonesia Harus Bangkit di Ronde Keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026

Namun, bukan itu yang akan kita bahas sekarang. Di balik persiapan pertandingan Jepang vs Indonesia
sore ini, ada satu hal yang menarik. Kiper nomor satu Timnas, Maarten Paes,
mengungkap kekagumannya pada lagu "Rumah Kita" milik God Bless.

Sebelum pertandingan Timnas Indonesia vs Tiongkok di Stadion
Gelora Bung Karno digelar pada Kamis (5/6) kemarin, band legendaris God Bless
jadi bintang tamu yang mendendangkan lagu tersebut. Hampir semua penonton di stadion
ikut menyanyikannya, sekompak saat mereka menyanyikan "Tanah Airku" pascalaga.

Paes yang nggak ikut bertanding karena akumulasi kartu dan
digantikan Emil Audero Mulyadi pada pertandingan tersebut penasaran dengan lagu ini dan mencari tahu
arti dari liriknya. Dia mengaku merinding saat mengetahuinya.

“Mendengarkan lagu ini di stadion membuat saya merinding.
Apalagi setelah saya tahu arti di setiap lirik. Maknanya sangat dalam. Rasanya
seperti seisi stadion menyanyikan mimpi dan perjalanan kita semua. Tak
terlupakan!” tulisnya di Instagram Story pribadinya.

FYI aja nih, "Rumah Kita" adalah lagu yang dirilis God Bless
pada 1988 lalu lewat album berjudul Semut Hitam. Lagu ini diciptakan
gitaris legendaris Ian Antono dan Theodore KS.

Lirik dan nada lagu "Rumah Kita" memang sangat mudah
diikuti karena memakai kata-kata yang cenderung sederhana tapi punya makna
yang dalam, yaitu tentang indahnya hidup di rumah yang sederhana dan dipenuhi rasa bahagia.

Meski sudah berusia lebih dari 3 dekade, lagu ini masih
sering diperdengarkan di berbagai event Tanah Air. Makanya, nggak hanya
generasi tua yang mengetahuinya. Banyak generasi milenial, bahkan Gen-Z, yang tahu
dan suka dengan lagu ini. Wajar pula kalau Maarten Paes pada akhirnya
juga ikut menyukainya.

Semoga lagu itu kian menyemangati Maarten Paes dalam mengawal gawang Indonesia pertandingan melawan Jepang sore ini, ya!&nbsp;(Arie Widodo/E10)

Inibaru.id – Meski sudah lolos ke ronde keempat
kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia Grup C, Timnas Indonesia masih
menyisakan satu pertandingan tandang melawan Jepang yang digelar hari ini, Selasa
(10/6/2025).

Semua pihak, termasuk supporter di Tanah Air, tahu bahwa
kans untuk menang melawan Jepang sangat kecil. Di media sosial, banyak yang
bahkan menyarankan Timnas untuk memainkan pemain-pemain yang selama ini lebih
sering menghangatkan bangku cadangan.

Tujuannya, agar para pemain cadangan ini bisa merasakan atmosfer pertandingan kualifikasi
sekaligus mencegah terjadinya akumulasi kartu pada pemain-pemain penting yang
berpotensi bikin mereka absen di ronde keempat kualifikasi nanti.

Maarten Paes penasaran dengan lagu 'Rumah Kita' yang didendangkan God Bless sebelum pertandingan Timnas Indonesia vs Tiongkok pada Kamis (5/6/2025) kemarin. Dia sampai mencari tahu arti liriknya, lo!

Jelang Jepang vs Indonesia, Maarten Paes Ungkap Makna Lagu 'Rumah Kita' Baginya

Nggak hanya di Ibu Kota euforia kemenangan Timnas Indonesia
jadi bahasan warga, di pelosok desa seperti di Kecamatan Sumowono, Kabupaten
Semarang, pembicaraan tentang hal ini juga berlangsung dengan meriah. Apalagi, banyak warga yang sampai sengaja memasang layar tancap
untuk nonton bareng sembari mempersiapkan lokasi penyembelihan hewan kurban
untuk keesokan harinya.

“Semenjak antena UHF bisa menangkap sinyal, kini kami bisa
menonton pertandingan Timnas Indonesia dengan mudah di televisi. Makanya, banyak
yang mengadakan nonton bareng,” ungkap warga setempat Zamzuri.

Laki-laki yang sempat bermain di Liga Indonesia bersama klub
Persikota itu juga membahas kemenangan Timnas dengan warga lainnya pada
Jumat pagi, tepatnya di dekat masjid sebelum salat Iduladha dimulai. Banyak yang
mengaku puas dengan performa Timnas meski masih belum bisa lolos langsung ke Piala
Dunia 2026.

“Sudah lama Timnas nggak mampu bersaing sejauh ini dengan
negara-negara Asia. Jadi, semua orang sudah menanti pertandingan-pertandingan
di ronde keempat nanti,” ucapnya.

Sama sekali nggak diunggulkan dan paling nggak berpengalaman
melakoni kualifikasi ronde ketiga kualifikasi Piala Dunia zona Asia grup C, nyatanya
Indonesia sudah memastikan diri lolos ke ronde keempat meski masih menyisakan satu pertandingan melawan Jepang. Poin 12 yang diraup Timnas sejauh ini sudah nggak
mungkin disamai Bahrain maupun Tiongkok.

Di ronde keempat nanti, Indonesia besar kemungkinan akan
memperebutkan dua tiket lolos langsung yang tersisa melawan tim-tim kuat dari Timur Tengah
seperti Arab Saudi, Qatar, Uni Emirat Arab, Irak, Qatar, dan salah satu di
antara Palestina atau Oman. Layaknya pada ronde-ronde sebelumnya, Timnas yang
peringkatnya lebih rendah tentu nggak diunggulkan. 

“Setelah undian ronde ketiga dulu, Timnas juga paling nggak
diunggulkan. Banyak yang pesimistis akan bisa berbicara banyak, tapi ternyata berhasil mencapai target lolos ronde keempat. Semoga
saja sih nanti bisa kesampaian lolos Piala Dunia 2026,” harap Aldi.

Yap, perjuangan Timnas Indonesia yang dimulai dari ronde pertama kualifikasi yang hanya diisi negara-negara paling nggak diunggulkan di Asia terus berlanjut sampai
ke ronde keempat. Semoga saja&nbsp;kita bisa lolos ke Piala Dunia
nanti!&nbsp;(Arie Widodo/E10)

Inibaru.id – Hari sudah berganti menjadi Jumat (6/6/2025),
tapi Aldi masih belum bisa terlelap seusai pulang ke kamar kosnya di wilayah Kemayoran,
Jakarta. Suasana hatinya masih terbawa euforia kemenangan Timnas Indonesia atas
Tiongkok. Apalagi, dia menonton pertandingan tersebut secara langsung di Stadion
Utama Gelora Bung Karno (SUGBK).

Ini adalah kali ketiga dia menonton langsung pertandingan
Timnas Indonesia setelah sebelumnya menyaksikan kemenangan atas Arab Saudi dan
Bahrain.

“Kebetulan di ketiga pertandingan tersebut, golnya selalu
dicetak di gawang yang ada di tribun dekat saya menonton. Ditambah dengan suara
gemuruh penonton setelah gol dan setelah pertandingan, rasanya luar biasa bisa
melihatnya secara langsung. Pas balik keluar dari stadion, semua orang senyumnya
cerah dan membicarakan kemenangan tadi,” ungkapnya pada Jumat (6/6) dini hari
via pesan WhatsApp.

Baik itu di Ibu Kota maupun di daerah, kemenangan Timnas Indonesia atas Tiongkok jadi pembicaraan masyarakat Tanah Air di tengah-tengan suasana meriah Iduladha.

Iduladha Makin Bahagia Berkat Kemenangan Timnas Indonesia

Direktur Operasi KAI Wisata Eko Januardi menyampaikan bahwa penonton cukup membayar tiket seharga Rp50.000.

“Dengan harga tersebut, penonton sudah bisa mengikuti acara nonton bareng dan mendapatkan akses masuk ke area heritage Lawang Sewu,” terangnya.

Tiket dapat dibeli secara daring melalui situs resmi bit.ly/nobarlawangsewu. Acara ini akan mulai dibuka melalui pintu Hall Utama Lawang Sewu pada pukul 16.00 WIB.

KAI Wisata berharap kegiatan ini dapat mendorong masyarakat untuk lebih mengenal dan mencintai tempat-tempat bersejarah, karena dari ruang-ruang bersejarah inilah semangat kebersamaan dan cinta Tanah Air bisa tumbuh.

Eko juga berharap kegiatan ini menjadi pengalaman yang nggak hanya menyenangkan, tetapi juga berkesan, serta mampu menumbuhkan kebanggaan terhadap kekayaan budaya Indonesia.

Kegiatan ini sekaligus menjadi wujud nyata transformasi ruang heritage sebagai pusat aktivitas publik yang dinamis, inklusif, dan menumbuhkan rasa memiliki terhadap sejarah bangsa.

“Kami ingin memberikan cara baru dalam menikmati Lawang Sewu, bukan hanya sebagai tempat wisata sejarah, tetapi juga sebagai ruang kebersamaan dan hiburan yang membangkitkan semangat nasionalisme,” tutup Eko.

Nah, barangkali masih sempat, silakan buka laman yang dimaksud untuk memesan tiket masuk nobar timnas di Lawang Sewu ya. (Murjangkung/E10)

Inibaru.id – PT Kereta Api Pariwisata (KAI Wisata), anak perusahaan dari PT Kereta Api Indonesia (Persero), kembali menghadirkan pengalaman wisata budaya yang unik melalui kegiatan “Nonton Bareng di Lawang Sewu” guna mendukung semangat sepak bola nasional menuju Piala Dunia 2026.

Kegiatan ini akan digelar di Hall Utama Lawang Sewu dan menayangkan pertandingan Kualifikasi Piala Asia AFC antara Timnas Indonesia melawan Tiongkok pada 5 Juni 2025 serta melawan Jepang pada 10 Juni 2025.

Nggak hanya menyuguhkan keseruan nonton bareng, acara ini juga akan dilengkapi dengan festival kuliner, gim dan kuis, serta penampilan musik akustik yang dapat dinikmati mulai pukul 16.00 WIB.

Lawang Sewu akan menayangkan pertandingan AFC Asian Qualifiers Timnas Indonesia melawan Tiongkok dan Jepang. Bagaimana cara menonton dan berapa harga tiketnya?

Nobar Timnas Indonesia di Lawang Sewu: Harga Tiket dan Cara Pembelian

“Kalau untuk lolos langsung sepertinya sulit karena Timnas
sudah ketinggalan 4 poin dari Australia yang ada di peringkat kedua. Di peringkat
ketiga juga ada Arab Saudi yang mengumpulkan 1 poin lebih banyak dari Timnas
(9). Jadi harapannya Timnas bisa menang atas Tiongkok agar bisa lolos ke ronde
keempat,” ucap Aldi pada Rabu (4/6).

Asal kamu tahu, Indonesia masih menyisakan dua pertandingan
di ronde ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia Grup C, yaitu melawan
Tiongkok di Jakarta dan bertandang ke Jepang pada 10 Juni nanti. Di sisi lain, Australia
tinggal menyisakan pertandingan kandang melawan Jepang sebelum bertanding
melawan Arab Saudi. Arab Saudi sendiri sebelum menjamu Australia akan melawan
Bahrain.

Di sisi lain, Tiongkok dan Bahrain bakal bertemu pada 10
Juni nanti. Kedua tim inilah yang masih punya potensi menjegal peluang
Indonesia masuk ke ronde keempat, apalagi jika sampai Indonesia sampai kalah
melawan Tiongkok dan Jepang.

“Pas pertandingan terakhir melawan Jepang nanti, sulit buat
mencuri poin. Jadi proyeksi saya poin timnas maksimal 12 kalau mampu menang
atas Tiongkok,” ucap Bagus.

Kalau sudah begitu, poin Tiongkok (6) nggak akan lagi mampu
melampuai poin Timnas. Bahkan, andai Bahrain menang melawan Arab Saudi sekali
pun, poin Bahrain akan jadi 9 dan masih belum bisa menyalip poin Arab Saudi
(10). Peluang Timnas untuk lolos ronde keempat masih terbuka lebar karena di
pertandingan terakhir, Bahrain bertandang ke Tiongkok.

Beda cerita jika Arab dan Saudi berbagi satu poin, Arab Saudi
akan punya poin 11, sementara Bahrain poinnya akan jadi 7, nggak mungkin
melampaui poin Timnas. Kalau sudah begitu, Indonesia sudah dipastikan lolos ke ronde
keempat meski belum melakoni pertandingan terakhir.

Jika Arab Saudi menang atas Bahrain, poin Arab Saudi jadi 13
dan Bahrain dan Tiongkok sama-sama hanya mengumpulkan 6 poin. Indonesia juga
dipastikan lolos ke ronde keempat sebelum pertandingan melawan Jepang.

“Makanya, kami bakal beri dukungan semaksimal mungkin.
Pertandingan ini harus dimenangkan Timnas demi menjaga asa lolos ke Piala Dunia,
meski kami tahu, di ronde keempat nanti, harus melakoni banyak pertandingan
berat, juga. Kalau sampai seri atau kalah, peluang lolos ke ronde keempat bakal tipis,” terang Aldi.

Yap, semoga saja dukungan Aldi, Bagus, dan puluhan ribu
penonton lainnya bakal mampu meningkatkan semangat para pemain Timnas Indonesia
saat berlaga melawan Tiongkok, ya, Millens? (Arie Widodo/E05)

Inibaru.id – Bukannya mudik ke Kota Semarang, Aldi memutuskan
untuk tetap di Jakarta untuk menonton pertandingan Timnas Indonesia melawan
Tiongkok pada Kamis (5/6/2025) malam. Dia akan melakukannya bersama dengan teman
sesama rekan perantau dari Kota Atlas, Bagus.

Keduanya tahu kalau peluang Timnas Indonesia lolos langsung
Piala Dunia 2026 sudah cukup tipis. Tapi, mereka tetap pengin memberikan
dukungan ke Timnas agar peluang lolos ke ronde keempat kualifikasi terbuka
lebar.

Jika Timnas Indonesia menang melawan Tiongkok, apakah peluang lolos Piala Dunia 2026 terbuka lebar? Lantas, bagaimana jika timnas hanya bermain seri atau bahkan kalah? Berikut analisanya.

Analisis Peluang Timnas Indonesia Lolos Piala Dunia 2026 Andai Menang Lawan Tiongkok

Pesepak bola yang akrab disapa Arho itu kembali ngampus di Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Udinus setelah sebelumnya rutin mengikuti perkuliahan secara daring.

Arhan pun berkesempatan mengikuti kelas mata kuliah Pemasaran Digital yang diampu oleh Roymon Panjaitan, S.E., Ak., M.M., pada Kamis, (8/5/2025).

Perlu kamu tahu, perkuliahan daring memang disediakan Udinus bagi para atlet. Khusus untuk Arhan, dia jadi bisa tetap kuliah di tengah-tengah kesibukannya berlaga bersama Bangkok United di Thai Premier League. 

Sejauh ini, pemain berposisi bek kiri itu sudah mengantongi 11 kali pertandingan dan menyumbangkan 1 kali umpan gol di klub tersebut.


Kembalinya mahasiswa peraih medali SEA Games 2023 ke kampus menunjukkan komitmennya dalam menjaga keseimbangan antara pendidikan dan karier profesionalnya sebagai atlet nasional. 

Dia juga menjaga rekam jejaknya yang dikenal tetap mengutamakan pentingnya melanjutkan pendidikan di kampus berakreditasi Unggul itu.


“Tentu saya sangat senang bisa kembali ke kampus dan bertemu teman-teman sekelas saya yang juga para atlet. Bisa bertemu rektor dan juga dosen pembimbing untuk memantapkan tugas akhir saya. Semoga bisa berusaha semaksimal mungkin untuk lulus secepatnya,” ungkap pria kelahiran Blora, 21 Desember 2001 itu.

Di sisi lain, Udinus juga konsisten memberikan dukungan khusus kepada mahasiswanya yang mengejar prestasi sebagai seorang atlet. 


Rektor Udinus, Prof. Dr. Pulung Nurtantio Andono, S.T., M.Kom., berharap dukungan itu mampu menggiring mahasiswa untuk memiliki prestasi akademik dan juga non-akademik yang seimbang.


“Kalau kami lihat Arhan ini nilainya bagus, jadi kami juga senang bisa mendukung dia untuk segera menyelesaikan masa studinya. Dengan datang langsung ke kampus tentu menjadi bukti nyata bahwa Arhan ini serius melanjutkan studinya, dan Udinus memberikan dukungan semaksimal mungkin,” terang laki-laki yang akrab disapa dengan Mas Rektor tersebut.


Menurut Mas Rektor, kehadiran Arhan di ruang-ruang kuliah sekaligus menginspirasi mahasiswa lainnya. Dengan manajemen waktu yang baik dan diimbangi dengan dukungan dari kampus, pendidikan tetap bisa ditempuh meski disibukkan dengan karier di luar negeri.


“Bahkan Arhan juga sudah kami bekali dengan beasiswa S-2 sehingga bisa terus melanjutkan studinya di Udinus. Harapannya setelah berhenti bermain bola bisa menjadi bekal untuk ke depannya. Semoga bisa terus berguna untuk masyarakat,” pungkas Prof. Pulung.

Momen tersebut sekaligus memperkuat pesan pentingnya pendidikan formal untuk masa depan siapa saja. Tidak terkecuali bagi para atlet yang sedang mengembangkan kariernya hingga ke level nasional maupun internasional. (Murjangkung/E07)

Inibaru.id - Pemain Timnas Indonesia Pratama Arhan Alif meluangkan waktu untuk mengikuti perkuliahan tatap muka sekaligus bimbingan tugas di kampusnya, Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) Semarang.

Seperti yang diketahui, saat ini Arhan tercatat sebagai mahasiswa Program Sarjana Manajemen Udinus. Masa kuliahnya kini sudah memasuki semester akhir. Dia juga hampir selesai mengerjakan tugas akhirnya.

Saat ini Arhan tercatat sebagai mahasiswa Program Sarjana Manajemen Udinus. Masa kuliahnya kini sudah memasuki semester akhir.

Ngampus di Udinus, Pratama Arhan Ingin Cepat Selesaikan Tugas Akhir

Namun, kali ini kita nggak akan membahas soal timnas sepak bola yang
ada di ujung timur Semenanjung Arab ini ya. Kita bakal mengulas bab keunikan negara dengan pendapatan per kapita lebih dari 18 ribu dollar ini, yang berarti hampir 4 kali lipat pendapatan kita.

Salah satu keunikan Oman adalah nggak ada gedung pencakar langit di sana. Ini tentu berbeda dengan negara-negara tajir lain seperti Arab Saudi, UEA, Qatar, atau Bahrain, yang dihiasi pelbagai gedung menjulang dengan desain futuristik. Mengapa begitu?

Semua bermula saat Oman berada di bawah pemerintahan Sultan
Qaboos bin Said al-Said, pendahulu Sultan Oman sekarang, Haitham bin Tariq. Saat
memerintah dari 1970 sampai 2020, Sultan Qaboos bertekad untuk memajukan Oman,
menyejahterakan warganya, dan nggak mau merusak alam.

Salah satu cara untuk nggak merusak alam adalah
dengan membuat peraturan melarang pembangunan gedung lebih tinggi dari lima
lantai. Sultan Qaboos percaya. pembangunan gedung pencakar langit hanya
akan merusak lingkungan.

Sultan Qaboos selalu menganggap gedung tinggi hanya akan dinikmati kalangan kelas atas. Maka, keberadaannya&nbsp;justru akan membuat ketimpangan ekonomi dan sosial di antara kalangan kelas atas, menengah, dan
bawah semakin kentara.

"Menurut cerita teman saya yang orang tuanya staf Kedutaan Oman di Doha, Qatar, Sultan Qaboos lebih suka uang negara
dipakai untuk kesejahteraan rakyat seperti infrastruktur, sekolah, perumahan, atau rumah sakit," tutur Arum Setyaningsih yang pernah tiga tahun mengenyam pendidikan di Doha, Sabtu (12/4/2025).

Lebih dari itu, Sultan Qaboos juga lebih suka mengedepankan
bangunan-bangunan khas Arab yang dikenal punya arsitektur lebih sederhana, ramah lingkungan, dan nggak berbentuk menjulang sebagaimana bangunan modern saat ini,

Meski bikin negaranya jadi nggak punya penampilan futuristik
atau superkeren, Sultan Qaboos dicintai warganya karena bikin mereka hidup makmur.
Pendidikan dan layanan kesehatan di sana gratis, sejalan dengan tingkat kemiskinan dan kriminalitas yang juga sangat rendah.

Ternyata begini ya, Millens, jika negara diurus
dengan benar dan mengedepankan kesejahteraan warganya. Nggak harus terlihat megah,
padahal aslinya malah lebih dari berkecukupan. Jadi kepikiran untuk main ke
Oman dan melihat keindahan negara tanpa gedung pencakar langit ini, nggak? (Arie
Widodo/E10)

Inibaru.id – Dari sekian banyak negara maju yang ada
di Timur Tengah, barangkali Oman adalah yang paling nggak populer bagi orang
Indonesia. Alasannya banyak, tapi barangkali salah satunya adalah karena tim
nasional sepak bolanya sudah lama nggak bertanding melawan Timnas Indonesia.

Hal ini tentu berbeda dengan timnas di negara-negara Timur
Tengah lain seperti Irak, Bahrain, Qatar, Arab Saudi, Qatar, Kuwait, Palestina,
Yordania, atau Yaman yang kerap masuk berita olahraga Indonesia dalam beberapa
waktu belakangan. Negara-negara itu tentu lebih akrab di telinga kita.

Alih-alih bikin gedung pencakar angkasa nan megah, pemerintah Kesultanan Oman lebih suka menyejahterakan warganya dan membikin bangunan dengan arsitektur Arab yang lebih berguna.

Mengenal Oman, Negeri Kaya Tanpa Gedung Pencakar Angkasa

Dengan raupan 6 poin, Timnas nggak hanya memastikan
diri lolos ke babak perempat final Piala Asia U-17 2025, tapi juga lolos ke
Piala Dunia U-17 2025 berkat keunggulan&nbsp;head to head dari Yaman ataupun Korea
Selatan.

Sekalipun Indonesia kalah pada pertandingan terakhir kontra Afghanistan serta saat bersamaan Yaman atau Korea Selatan yang melakoni laga hidup-mati meraih kemenangan yang membuat mereka meraup 6
poin seperti Indonesia, Timnas dianggap lebih unggul karena memenangi pertandingan
melawan mereka sebelumnya. Artinya, Timnas memang sudah dipastikan menjadi
juara Grup C, Millens.

O ya, Piala Dunia U-17 yang akan digelar pada 3-27
November 2025 di Qatar nanti bakal diikuti 48 negara dari 6 konfederasi. Nah,
kebetulan, dari konfederasi Asia (AFC), selain tuan rumah, jatahnya 8 negara.
Yang lolos adalah mereka yang jadi juara atau runner-up grup pada gelaran
Piala Asia U-17 2025 ini.

Sejauh ini, selain Indonesia dan Qatar sebagai tuan rumah,
yang lolos Piala Dunia U-17 dari zona Asia adalah Saudi Arabia dan Uzbekistan. Kalau
dari konfederasi lain, ada negara-negara kuat sepak bola seperti Brasil,
Maroko, Pantai Gading, Inggris, Jerman, Prancis, Italia, dan Portugal yang
sudah dipastikan bakal ambil bagian.

Prestasi ini sangatlah membanggakan karena Timnas U-17 untuk
kali pertama lolos Piala Dunia U-17 lewat jalur kualifikasi. Sebelumnya, pada
2023 lalu, Timnas ambil bagian karena ditunjuk menjadi tuan rumah. Sayangnya,
kala itu Timnas tampil kurang menggigit karena hanya meraih 2 hasil imbang dan
1 kekalahan sehingga nggak lolos fase grup.

Lebih dari itu, pelatih Timnas U-17, Nova Arianto, memegang
rekor jadi orang Indonesia pertama dalam sejarah yang mengasuh Timnas sektor kelompok umur maupun senior dan meloloskannya ke Piala Dunia lewat jalur
kualifikasi.

“Saya berterima kasih kepada pemain yang memberikan kerja
keras yang sangat luar biasa. Semoga saja, pemain bisa lebih berkembang lagi ke
depan,” ucap Nova Arianto mengomentari kelolosan Timnas ke Piala Dunia U-17 ini
usai pertandingan melawan Yaman pada Senin (7/4) waktu setempat.

Kelolosan Timnas Indonesia ke Piala Dunia U-17 ini sangatlah
patut disyukuri, ya, Millens. Semoga saja bisa jadi penambah semangat
bagi timnas senior untuk mendapatkan hasil serupa nantinya. Setuju? (Arie
Widodo/E10)

Inibaru.id – Saat&nbsp;Timnas Indonesia senior masih
berusaha menjaga mimpi untuk lolos kualifikasi Piala Dunia 2026, para Junior mereka yakni Timnas U-17 justru sudah lebih dulu mewujudkan mimpi untuk lolos Piala Dunia U-17
2025.

Garuda Muda melakukannya setelah membabat Yaman dengan skor telak 4-1 dalam gelaran
Piala Asia U-17 2025 Grup C pada Senin (7/4/2025) malam.

Dalam dua pertandingan, Timnas U-17 selalu meraup kemenangan.
Sebelumnya, Indonesia dengan luar biasa mengandaskan perlawanan raksasa Asia Korea
Selatan dengan skor 1-0.

Nggak hanya lolos ke babak perempat final Piala Asia U-17, Timnas Indonesia juga memastikan diri ambil bagian di Piala Dunia U-17 2025 nanti. Berikut adalah sejumlah fakta menarik tentang kelolosan tersebut.

Fakta Unik di Balik Kelolosan Timnas U-17 Indonesia ke Piala Dunia 2025

Pesannya nggak hanya berisikan ungkapan kebahagiaan setelah gol itu,
tapi juga sebuah rekaman video yang menunjukkan betapa meriahnya reaksi
penonton di stadion usai gol tersebut tercipta. Apalagi, tribun tempat Aldi
menonton persis di samping gawang yang dijebol pemain yang kini merumput di
klub divisi Championship Inggris Oxford United tersebut.

“Dari awal pertandingan, banyak orang pesimistis bisa menang; apalagi kemarin pas lawan Australia kalahnya telak meski mainnya bagus. Nggak
disangka sekarang malah mainnya dominan banget. Seharusnya nambah dua gol lagi tadi
sayangnya Eliano dan Marselino gagal memanfaatkan peluang emas,” tulis Aldi
menceritakan pertandingan yang dia tonton tersebut.

Seingat saya, Aldi nggak mengatakan bahwa dirinya akan menonton pertandingan Indonesia vs Bahrain secara langsung. Kali terakhir kami cuma berbincang tentang keinginannya untuk mudik pada H-3 Lebaran. Itu pun sudah kami lakukan sebelum masuk bulan Ramadan.

Meski saya tahu dia adalah maniak sepak bola, saya sengaja nggak membahas tentang pertandingan kandang timnas lantaran dia sempat mengungkapkan kekecewaan saat pelatih timnas Shin Tae-yong dicopot, lalu digantikan Patrick Kluivert.

Namun, sepertinya nonton timnas adalah candu dan dia mengaku sudah kadung ketagihan dengan atmosfer
GBK yang benar-benar riuh, yang dia alami&nbsp;saat menonton Timnas menang kontra Arab Saudi beberapa
bulan lalu. Pada akhirnya, keputusannya kembali menonton Timnas kali ini berbuah manis.

Kemenangan Timnas Indonesia atas Bahrain bikin banyak warga Indonesia merasa happy jelang mudik Lebaran. Hal inilah yang dirasakan saat menonton pertandingan ini langsung di SUGBK