BerandaHits
Sabtu, 15 Des 2017 15:39

Budiyanto Sekeluarga Terpaksa Tinggal di Rumah Pohon

Rumah pohon yang dihuni Budiyanto dan keluarganya di Desa Plesungan, Kecamatan Gondorejo, Kabupaten Karanganyar. (Tempo.co/Bram Selo Agung)

Kemiskinan adalah masalah besar di negeri ini. Banyak yang kesulitan biaya. Nggak sedikit yang bahkan sulit untuk sekadar bernaung, di antaranya Budiyanto yang terpaksa tinggal di "rumah pohon".

Inibaru.id - Tinggal di rumah pohon memang tampak menyenangkan ya, Millens. Namun, nggak demikian yang dirasakan Tri Budiyanto dan keluarganya. Mereka terpaksa mendiami rumah pohon di Desa Plesungan, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar, lantaran nggak punya rumah.

Sudah sejak enam bulan lalu Budiyanto mendiami rumah pohon yang terletak di tengah hutan itu. Senter ponsel menjadi penerang rumah mereka. Mandinya? Mereka harus ke sungai yang letaknya 50 meter dari rumah pohon tersebut. Daun jati menjadi ajang makan mereka. Hu-hu, kasian!

Baca juga:
Bus WNI Terbakar di Malaysia
Kala "Papa" Tampak (Pura-pura) Tertidur di Persidangan

Sebelum tinggal di rumah pohon, Budiyanto tinggal di Desa Kragan, Kecamatan Gondangrejo, rumah istrinya. Namun, lantaran keluarganya bermasalah dengan keluarga sang istri, mereka memutuskan pergi. Tanpa rumah, mereka pun hidup di alam terbuka.

Solopos.com, Kamis (14/12/2017), menulis, Budiyanto sekeluarga kemudian mendiami rumah pohon di Desa Plesungan. Rumah itu merupakan buatan Pemdes Plesungan dibantu warga setempat.

Dua tahun lalu Pemdes Plesungan memang berencana membangun rumah pohon untuk tujuan wisata di lokasi tersebut, tapi belum terlaksana.

Kabar itu mengundang perhatian pelbagai pihak, termasuk Binmas Polres Karanganyar yang datang meninjau lokasi pada Selasa (12/12) lalu.

Baca juga:
Bayi Temuan di Donokerto Itu Jadi Kesayangan Bidan
Sosok Misterius Riana Berjaya di Panggung Asia

Dalam keseharian, Budiyanto bekerja sebagai pemulung. Kedua anaknya pun terpaksa putus sekolah dan belajar alakadarnya di rumah pohon tersebut. (IF/GIL)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024

Menyusuri Perjuangan Ibu Ruswo yang Diabadikan Menjadi Nama Jalan di Yogyakarta

11 Nov 2024

Aksi Bersih Pantai Kartini dan Bandengan, 717,5 Kg Sampah Terkumpul

12 Nov 2024

Mau Berapa Kecelakaan Lagi Sampai Aturan tentang Muatan Truk di Jalan Tol Dipatuhi?

12 Nov 2024

Mulai Sekarang Masyarakat Bisa Laporkan Segala Keluhan ke Lapor Mas Wapres

12 Nov 2024

Musim Gugur, Banyak Tempat di Korea Diselimuti Rerumputan Berwarna Merah Muda

12 Nov 2024

Indonesia Perkuat Layanan Jantung Nasional, 13 Dokter Spesialis Berguru ke Tiongkok

12 Nov 2024

Saatnya Ayah Ambil Peran Mendidik Anak Tanpa Wariskan Patriarki

12 Nov 2024