Inibaru.id - Meski tergolong benda kuno, piringan hitam nggak pernah kehilangan pamornya. Bahkan, di mata pencintanya, benda yang sering disebut vinyl itu tampak mewah, klasik, bernilai tinggi, dan memuat berjuta kenangan.
Dari segi bisnis, piringan hitam juga sangat prospektif. Pada 2022, 41 juta piringan hitam terjual di seluruh dunia, mengalahkan penjualan CD album musik. Nggak nyangka ya format lawas rilisan fisik musik ini merajai kembali industri di tengah era streaming musik?
Penjualan piringan hitam mengambil porsi 70 persen dari total penjualan segala bentuk rilisan fisik musik. Angkanya pun fantastis, mencapai USD1,2 miliar atau sekitar Rp17,8 triliun!
Beberapa musikus Indonesia juga merilis karyanya dalam bentuk piringan hitam. Sayangnya, mereka harus mencetak album versi piringan hitam di luar negeri karena nggak ada lagi pabrik piringan hitam di Indonesia.
Setelah hampir 50 tahun nggak ada pabrik piringan hitam lokal, pada tahun ini resmi beroperasi pabrik piringan hitam di kawasan Cengkareng yang diinisiasi oleh PHR dan Elevation Records.
"Dengan mesin teknologi Italia dan assembly Hong Kong, PHR Pressing mampu menawarkan kapasitas produksi sebanyak 30.000 keping vinyl per bulan, sebuah angka yang masuk akal mengingat makin tingginya permintaan konsumsi vinyl di Indonesia maupun di pasar global," tulis keterangan pers yang dirilis PHR Pressing.
Pabrik Piringan Hitam yang Dulu
Sebenarnya, sejak 1953 terdapat pabrik piringan hitam di Indonesia yang diinisiasi Irama Records. Pada era awal 1960-an, Irama Records dapat mencetak hingga 30.000 keping piringan hitam per bulan.
Namun, zaman berubah. Dekade 70-an hingga 80-an kaset lebih populer dan menjadi cara baru bagi penggemar musik untuk menikmati rilisan fisik. Kaset dianggap lebih praktis, mudah dibawa, dan murah.
Belum lagi pada era 80-an hingga 90-an, CD hadir menjadi alternatif baru rilisan fisik musik karena dapat menghadirkan suara yang sangat jernih dengan ukuran yang compact. Akibatnya, era piringan hitam di Indonesia mengalami senjakala. Banyak mesin pencetak piringan hitam yang dijual ke luar negeri, diganti dengan mesin pengganda pita kaset atau CD.
Jika kamu adalah penggemar atau pengoleksi vinyl, pasti girang dengan berita ini kan, Millens? Ya, semoga saja ini menjadi salah satu motivasi bagi para musikus Indonesia untuk terus berkarya. (Siti Khatijah/E07)