BerandaHits
Sabtu, 28 Apr 2023 09:05

Kabar Bahagia, Kini Ada Pabrik Piringan Hitam di Indonesia

Ilustrasi: Kini, Indonesia memiliki pabrik piringan hitam lagi. (Livingonehanded)

Setelah hampir 50 tahun, kini di Indonesia ada pabrik piringan hitam yang siap memproduksi sebanyak 30.000 keping vinyl per bulan. Musikus Indonesia nggak perlu lagi ke luar negeri untuk memesan piringan hitam karya-karyanya.

Inibaru.id - Meski tergolong benda kuno, piringan hitam nggak pernah kehilangan pamornya. Bahkan, di mata pencintanya, benda yang sering disebut vinyl itu tampak mewah, klasik, bernilai tinggi, dan memuat berjuta kenangan.

Dari segi bisnis, piringan hitam juga sangat prospektif. Pada 2022, 41 juta piringan hitam terjual di seluruh dunia, mengalahkan penjualan CD album musik. Nggak nyangka ya format lawas rilisan fisik musik ini merajai kembali industri di tengah era streaming musik?

Penjualan piringan hitam mengambil porsi 70 persen dari total penjualan segala bentuk rilisan fisik musik. Angkanya pun fantastis, mencapai USD1,2 miliar atau sekitar Rp17,8 triliun!

Beberapa musikus Indonesia juga merilis karyanya dalam bentuk piringan hitam. Sayangnya, mereka harus mencetak album versi piringan hitam di luar negeri karena nggak ada lagi pabrik piringan hitam di Indonesia.

Setelah hampir 50 tahun nggak ada pabrik piringan hitam lokal, pada tahun ini resmi beroperasi pabrik piringan hitam di kawasan Cengkareng yang diinisiasi oleh PHR dan Elevation Records.

"Dengan mesin teknologi Italia dan assembly Hong Kong, PHR Pressing mampu menawarkan kapasitas produksi sebanyak 30.000 keping vinyl per bulan, sebuah angka yang masuk akal mengingat makin tingginya permintaan konsumsi vinyl di Indonesia maupun di pasar global," tulis keterangan pers yang dirilis PHR Pressing.

Pabrik Piringan Hitam yang Dulu

Ilustrasi: Banyak musikus Indonesia yang mencetak albumnya dalam bentuk piringan hitam. (Unsplash)

Sebenarnya, sejak 1953 terdapat pabrik piringan hitam di Indonesia yang diinisiasi Irama Records. Pada era awal 1960-an, Irama Records dapat mencetak hingga 30.000 keping piringan hitam per bulan.

Namun, zaman berubah. Dekade 70-an hingga 80-an kaset lebih populer dan menjadi cara baru bagi penggemar musik untuk menikmati rilisan fisik. Kaset dianggap lebih praktis, mudah dibawa, dan murah.

Belum lagi pada era 80-an hingga 90-an, CD hadir menjadi alternatif baru rilisan fisik musik karena dapat menghadirkan suara yang sangat jernih dengan ukuran yang compact. Akibatnya, era piringan hitam di Indonesia mengalami senjakala. Banyak mesin pencetak piringan hitam yang dijual ke luar negeri, diganti dengan mesin pengganda pita kaset atau CD.

Jika kamu adalah penggemar atau pengoleksi vinyl, pasti girang dengan berita ini kan, Millens? Ya, semoga saja ini menjadi salah satu motivasi bagi para musikus Indonesia untuk terus berkarya. (Siti Khatijah/E07)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024