BerandaHits
Jumat, 9 Mar 2023 19:59

Jelang Ramadan, Jateng Fokus Kendalikan Inflasi dan Pergerakan Pemudik

Ilustrasi: Pengendalian harga beras pasca-panen raya menjadi salah satu fokus Jateng menjelang Ramadan. (Dispertan.bantenprov)

Cuaca ekstrem di Jateng yang berpotensi mengganggu produksi komoditas pertanian berpotensi memicu inflasi. Menjelang Ramadan, Jateng pun fokus mengendalikan inflasi selain pergerakan pemudik yang diperkirakan akan meningkat.

Inibaru.id – Ramadan yang tinggal menghitung hari membuat Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo kembali menyoroti peringatan BMKG terkait cuaca ekstrem yang diperkirakan masih akan berlangsung hingga akhir Maret ini.

Menurutnya, cuaca yang kurang bersahabat ini dikhawatirkan akan mengganggu produksi tanaman pangan di Jateng. Ganjar pun mengumpulkan seluruh sektor pemangku kepentingan terkait isu tersebut.

Dalam pertemuan yang dipusatkan di Hotel Gumaya Semarang, Rabu (8/3/2023), selain fenomena cuaca ekstrem dan produktivitas pangan, politikus PDI-P ini juga menyoroti beberapa isu, di antaranya pencabutan status PPKM, pergerakan pemudik, hingga cuti bersama pada Ramadan dan Idulfitri.

“Cuaca ekstrem yang masih akan terjadi sampai akhir Maret nanti ditakutkan akan mengganggu produktivitas pertanian tanaman pangan di Jateng,” tutur Ganjar seusai pertemuan. “Ini harus jadi perhatian, karena berkaitan dengan kebutuhan masyarakat dan pengendalian inflasi.”

Inflasi Masih Membayangi

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo memastikan panen padi di Kecamatan Ngampel, Kabupaten Kendal, belum lama ini, berlangsung lancar. (Jatengprov)

Ganjar nggak menampik bahwa inflasi masih membayangi Jateng jelang Ramadan dan Idulfitri 1444 H, khususnya berkaitan dengan harga beras yang masih bertahan pada angka Rp11.270 per kilogram. Ini lebih tinggi dari Harga Acuan Pembelian (HAP) Bapanas sebesar Rp9.450.

Sebagai catatan, Badan Pusat Statistik (BPS) Jateng mencatat, inflasi Jateng pada Februari 2023 mencapai 0,29 persen, yang dipicu kenaikan harga di seluruh indeks kelompok pengeluaran, termasuk kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 0,73 persen. Komoditas pemicu inflasi antara lain kenaikan harga rokok, bawang merah dan putih, serta beras.

“Panen raya beras sudah berjalan. Harga mulai turun, tapi jangan sampai petani rugi. Karena itu, kami minta Bulog untuk stand-by,” ucap mantan anggota DPR RI tersebut.

Sejauh ini, dia mengaku telah meminta Bulog untuk siaga dan terus memantau pergerakan harga Gabah Kering Panen di antara para petani. Kalau harganya terus melandai di bawah HAP, Ganjar berharap Bulog bisa mengintervensi.

Meminta BUMD Memantau

Ilustrasi: Potensi kenaikan pemudik ke wilayah Jateng menjadi salah satu fokus utama Jawa Tengah menjelang Ramadan dan Idulfitri. (Antara via Media Indonesia)

Ganjar juga meminta seluruh BUMD di Jateng turut serta dalam persiapan menghadapi situasi ini dengan mendata produktivitas lahan yang ada gangguan yang rawan terjadi sebagai dampak dari cuaca ekstrem di Jateng.

“Kendala yang dihadapi saat ini adalah sulitnya mengetahui pergerakan harga beras dari hasil panen raya. Karena itu, saya meminta BUMD, khususnya yang berurusan dengan pangan melakukan koordinasi untuk mengecek stok, harga, dan distribusinya,” jelasnya.

Lebih lanjut, dalam pertemuan tersebut Ganjar juga menggarisbawahi potensi kenaikan jumlah pemudik di wilayah Jateng yang diprediksi mencapai 13,38 persen. Dia mengungkapkan, diperkirakan ada sekitar 12 juta pemudik yang akan melintas di Jateng.

“Saya harap semua siaga hingga Lebaran nanti dengan membuat simulasi agar bisa mengelola arus mudik yang bisa mencapai 12 juta orang ini. Persiapan yang lebih dini jauh lebih baik,” tegasnya. (Siti Khatijah/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024