BerandaHits
Minggu, 4 Mar 2023 09:02

Hindari Macet Lebih dari 24 Jam di Pati, Ini Jalur Alternatifnya

Kemacetan yang terjadi di JLS Pati-Rembang dikarenakan perbaikan Jembatan Juwana. (Tvonenews)

Banyak sopir truk mengeluhkan kemacetan yang panjang dan lama di area Pati-Rembang yang disebabkan oleh perbaikan Jembatan Juwana. Kamu pasti nggak mau merasakan kemacetan yang sama, kan? Nah, ini jalur alternatif agar terhindar dari kemacetan.

Inibaru.id - Sudah beberapa hari ini, Jalan Pantura, khususnya di jalur Pati-Rembang terjadi kemacetan parah. Kendaraan-kendaraan besar nyaris nggak bisa bergerak dalam kurun waktu 24 jam. Para sopir pun mengeluhkan kehabisan uang untuk membeli bahan bakar, muatan yang hampir busuk, hingga terpaksa menahan lapar dan tidur di dalam kendaraan.

Seberapa parahkah kemacetan yang terjadi di sana? Dari laporan Radarkudus, Kamis (2/3/2023) truk-truk berada dalam kemacetan yang nggak terurai itu selama lebih dari sehari semalam.

Panca, seorang sopir truk dari Pasuruan mengaku mulai masuk Rembang pada Selasa (28/2) pukul 22.00 WIB. Namun hingga Rabu (1/3) pukul 11.30 WIB, truk dengan tujuan Semarang itu baru sampai daerah Kelurahan Purworejo, Kaliori. Padahal jika lancar, waktu tempuh yang dibutuhkan waktu kurang dari 10 menit.

Keluhan yang sama juga dirasakan Wahyu, sopir asal Sampang, Madura. Dia mulai melakukan perjalanan dari Sampang pada Rabu (1/3) malam pukul 17.00 WIB dan masuk Rembang pada Kamis (2/3) pukul 05.00 WIB. Setelah itu, hingga pukul 10.30 WIB, kendaraan nggak bergerak.

"Ikan nyaris busuk. Ya bagaimana, pendinginnya kan mencair. Ya, mau apa dikata," katanya.

Penyebab Kemacetan

Kendaraan besar terjebak dalam kemacetan selama sehari semalam sehingga menyebabkan banyak barang muatan nyaris busuk. (Radarkudus/Wisnu Aji)

Antrean arus lalu lintas truk yang menumpuk dari Jalan Lingkar Selatan (JLS) Pati hingga Rembang sepanjang 30 kilometer itu disebabkan oleh perbaikan Jembatan Juwana.

"Ada proyek pembangunan Jembatan Juwana dan perbaikan jalan Batangan, berupa ganti beton, di mana satu lajur dibongkar untuk dilakukan pekerjaan secara bergantian dan simultan. Sehingga arus satu arah masih bisa melintas di beton sedangkan dari arah yang berlawanan terpaksa harus melintas di bahu jalan," terang Kepala Satlantas Polresta Pati Kompol Asfuri, dikutip dari Kompas, Jumat (3/3).

Selain itu, sambung Asfauri, faktor cuaca ekstrem selama ini juga memengaruhi kondisi akses jalur Pantura Pati-Rembang.

"Curah hujan sangat tinggi memperparah kondisi jalan Juwana-Batangan yang kondisinya sudah rusak, termasuk bahu jalan yang menjadi lintasan kendaraan juga menjadi ambles. Ini menimbulkan perlambatan arus lalu lintas," terang Asfauri.

Jalur Alternatif

Untuk sekarang ini, sebaiknya kamu menghindari titik kemacetan kalau nggak punya cukup kesabaran ya, Millens. Tapi, buat kamu yang terpaksa banget ada urusan yang mengharuskan melintasi kawasan macet, cobalah lewat jalur alternatif.

Kepolisian menempatkan anggota Satlantas bersiaga 24 jam untuk mengatur lalu lintas. Polisi melakukan rekayasa lalu lintas dengan mengalihkan kendaraan kecil atau mobil pribadi lewat jalur alternatif: Sampang-Glonggong-Jakenan-Jaken-Pantura Rembang.

Ketika di jalur alternatif pertigaan Glonggong, Kecamatan Jakenan terjadi banjir, maka jalur alternatif yang dipergunakan adalah: JLS Ngantru-Gabus-Winong-Pucakwangi-Jakenan-Jaken-Pantura Rembang.

Satlantas Polresta Pati juga menggencarkan sosialisasi secara masif melalui media sosial, termasuk media massa agar kendaraan dari luar kota Semarang-Surabaya atau sebaliknya supaya menghindari jalur Pantura Pati. Kendaraan-kendaraan itu disarankan untuk lewat jalur tengah atau Solo-Ngawi.

Semoga perbaikan jembatan dan infrastruktur jalan di sana segera selesai dengan baik ya, Millens. Kita semua berharap kemacetan ini nggak terjadi sampai musim mudik Lebaran nanti. (Siti Khatijah/E07)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: