BerandaHits
Rabu, 30 Okt 2018 13:13

Fakta Kecelakaan Pesawat Lion Air JT-610

Pesawat Lion Air JT 610 yang mengalami kecelakaan di Karawang (Twitter/lionairgroup)

Peristiwa jatuhnya pesawat Lion Air JT-610 mengejutkan banyak pihak. Berikut sejumlah fakta tentang jatuhnya pesawat yang baru tiga bulan beroperasi itu.

Inibaru.id – Pesawat Lion Air JT-610 rute Jakarta-Pangkalpinang jatuh di perairan Karawang, Jawa Barat pada Minggu (29/10/2018) pagi. Pesawat berjenis Boeing 737 Max 8 itu jatuh hanya beberapa menit setelah lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta. Berikut sejumlah fakta tentang peristiwa jatuhnya pesawat Lion Air JT-610.

Pilot Sempat Meminta Kembali ke Bandara

Detik.com, Selasa (30/10), menulis, baru dua menit mengudara, pilot pesawat nahas ini Bahvye Suneja sudah meminta return to base atau kembali ke Bandara Soekarno-Hatta.

“Baru dua menit mengudara, pilot meminta izin kepada menara pengawas untuk kembali mendarat di Cengkareng,” ungkap Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Soerjanto Tjahjono.

Namun, belum jelas apa alasan dari permintaan izin untuk kembali ke bandara ini. Bhavye juga sempat melaporkan adanya masalah flight control saat pesawat berada di ketinggian 1.700 kaki. Saat itu, pilot asal India tersebut meminta izin pesawat naik ketinggian.

Baru Tiga Bulan Beroperasi

Pesawat nahas yang mengalami kecelakaan ini baru beroperasi sejak 15 Agustus 2018. Pesawat itu juga diproduksi di tahun yang sama.

“Pesawat dibuat tahun ini dan baru digunakan Lion Air sejak 15 Agustus 2018. Pesawat juga telah dinyatakan laik operasi,” ungkap Corporate Communications Strategic of Lion Air Danang Mandala Prihantoro.

Pesawat Sempat Bermasalah

Kendati tergolong baru, pesawat ini rupanya sempat mengalami masalah di malam hari sebelum kejadian nahas. Pada Minggu (28/10) malam, pesawat ini melakukan penerbangan dari Denpasar ke Jakarta. Pesawat seharusnya dijadwalkan terbang pukul 19.30 WITA, tapi pesawat ini baru bertolak pada pukul 22.21 WITA dan sampai di Jakarta pukul 22.56 WIB.

“Pesawat ini memang terbang dari Denpasar ke Cengkareng pada Minggu malam. Ada laporan tentang masalah teknis, tapi sudah dikerjakan sesuai dengan prosedur maintenance dari pabrikan pesawat,” jelas Presiden Direktur Lion Air Edward Sirait.

Edward juga memastikan pesawat ini dalam kondisi baik saat terbang dari Denpasar ke Jakarta. Jika tidak, pesawat nggak akan diizinkan terbang.

JT 610 Jatuh dengan Kecepatan Tinggi

Usai meminta kembali ke Bandara Soekarno-Hatta, pesawat ini kemudian menghilang. Saat itu, kecepatan pesawat mencapai 340 knot atau 629,68 km/jam. Untuk jenis pesawat jenis Boeing 737 Max 8, kecepatan ini sangatlah tinggi.

“Kecepatan 340 knot itu kencang sekali. Saya tidak tahu apakah pilot sengaja meningkatkan kecepatan pesawat atau ada masalah lain,” ungkap Kepala KNKT Soerjanto Tjahjono.

Pilot Berpengalaman

Satu hal yang pasti, Captain Bhavye Suneja yang merupakan pilot dari Lion Air JT 610 dikenal sebagai pilot yang berpengalaman dengan lebih dari 6.000 jam terbang.

“Kapten pilot memiliki lebih dari 6.000 jam terbang dan copilot juga memiliki lebih dari 5.000 jam terbang,” jelas Danang Mandala Prihantoro dari Lion Air.

Tidak Meledak di Udara

Sempat beredar isu suara ledakan yang terdengar dari masyakat di kawasan pesisir Karawang. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi justru menduga pesawat Lion Air JT 610 tidak meledak sebelum akhirnya jatuh di perairan.

“Sepertinya tidak meledak (di udara) karena beberapa saksi tidak mendengar suara ledakan sama sekali, tapi melihat pesawat terus kehilangan ketinggian dan terempas ke lautan,” ungkap Budi.

Sementara itu, KNKT menduga pesawat hancur akibat terjatuh ke lautan.

“Kecepatannya sangat tinggi jadi dampaknya sangat keras bagi badan pesawat. Kemungkinan besar badan pesawat sudah tidak lagi utuh. Kalau meledak di udara tidak mungkin. Sebarannya pasti sampai berkilo-kilo. Ini serpihan pesawat di titik itu saja,” jelas Kepala KNKT Soerjanto Tjahjono.

Tidak Ada Jejak Badan Pesawat di Titik Hilang Kontak

Direktur Operasional Badan SAR Nasional (Basarnas) Bambang Suryo menyebut, di lokasi terakhir pesawat hilang kontak, belum ditemukan badan pesawat Lion Air JT 610.

“Lokasi koordinat hilang kontak sudah kami lakukan penyelaman. Tapi badan pesawat belum ketemu. Mungkin di tempat lain karena dipengaruhi arus bawah laut atau koordinat hilang kontak ini kurang tepat,” jelas Bambang.

14 Kapal Dikerahkan untuk Mencari Pesawat

“Kami melakukan proses pencarian badan pesawat dan korban. Setiap 4-5 jam mungkin kami akan terus berganti personel. Tapi kami akan berusaha untuk terus mencarinya selama 24 jam dengan menggunakan 14 kapal,” ungkap Direktur Operasi Basarnas Bambang Suryo.

Telah ada 24 jenazah yang dibawa ke RS Polri

Hingga Senin (29/10) malam, sudah ada 24 kantong jenazah korban kecelakaan pesawat Lion Air JT 610 yang dikirim ke RS Polri.

“Dari data postmortem jenazah, sudah dikirimkan 24 kantong jenazah,” jelas Kepala RS Polri dr. Musyafak.

Semoga badan pesawat dan para korban bisa segera ditemukan, ya, Millens. Ayo, terus doakan yang terbaik bagi penumpang dan awak pesawat. (IB09/E04)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bongkoroti, Salah Satu Penganan Langka di 'Pasar Kuliner Jadul' di Taman Menara Kudus

15 Jan 2025

Sekilas tentang Prompt Engineer, Profesi Anyar yang Muncul dari Perkembangan AI

15 Jan 2025

Kritik Rakyat adalah Hak, Permintaan Maaf adalah Kewajiban Pejabat yang Kelakuannya Nggak Patut

15 Jan 2025

Si-Manis Mart, Inovasi Stabilitas Harga di Jawa Tengah

15 Jan 2025

Uniknya Asal-usul Penamaan Desa Gamer di Kota Pekalongan, Jawa Tengah

15 Jan 2025

Cegah Bunuh Diri, Kafe di Jepang Sediakan Peti Mati untuk Merenung

15 Jan 2025

Meracik Rujak Mitoni di Batang, Kaya Rasa dengan Buah-buahan Belasan Macam

15 Jan 2025

Ipda Bakti Relakan Tabungan Haji Jadi TPA, Wujud Pengabdian Polisi kepada Masyarakat

15 Jan 2025

Buka Sampai Tengah Malam, Nasi Kuning Mbah Jo Yogyakarta Selalu Dijejali Pelanggan

16 Jan 2025

Sepakat Berdamai setelah Seteru Sengit Antara PP dan GRIB Jaya di Blora

16 Jan 2025

Gambaran Keindahan Kepulauan Canaria di Spanyol pada Film 'Killing Crabs'

16 Jan 2025

Kata Orang Tua Siswa tentang Penjual Jajanan di Sekolah

16 Jan 2025

Mulai 1 Februari, KA Sancaka Utara 'Comeback' dengan Relasi Diperpanjang hingga Cilacap

16 Jan 2025

Menghadapi Dilema Bekal vs Jajanan di Sekolah; Bagaimana Sikap Orang Tua?

16 Jan 2025

Rujak Mitoni dan Tradisi 'Gender Reveal' di Batang

16 Jan 2025

Bakal Diisi Siswa Pintar dan Berprestasi, Apa Itu SMA Unggulan Garuda?

17 Jan 2025

Mencari Tahu Sejarah Nama Kecamatan Kunduran di Blora

17 Jan 2025

204 Pendaftar Pelatihan Keterampilan Gratis di BLK Rembang, Bakery Jadi Kejuruan Favorit

17 Jan 2025

Fenomena 'Sad Beige Mom', Benarkah Warna Netral Bisa Mempengaruhi Perkembangan Anak?

17 Jan 2025

Mulai Hari Ini, Kamu Bisa Wisata Perahu di Kali Pepe di Gelaran Grebeg Sudiro Solo!

17 Jan 2025