BerandaHits
Sabtu, 17 Jan 2025 16:39

Fenomena 'Sad Beige Mom', Benarkah Warna Netral Bisa Mempengaruhi Perkembangan Anak?

Tren sad beige disebut menghambat perkembangan anak. (Tirto)

Fenomena sad beige parenting atau pengasuhan dengan warna netral mengemuka dari seorang kreator TikTok bernama Hayley DeRoche. Menurutnya, iklan untuk produk anak-anak semakin bergeser ke ranah absurd karena lebih mengedepankan warna netral dan warna kalem.

Inibaru.id - Belakangan ini, istilah "Sad Beige Mom" menjadi perbincangan di media sosial. Istilah ini merujuk pada tren gaya parenting yang identik dengan penggunaan warna-warna netral dan lembut, seperti beige, krem, putih, dan abu-abu, baik dalam pakaian anak, dekorasi kamar, hingga mainan.

Jadi, para orang tua yang mengikuti tren ini cenderung menghindari warna-warna cerah dan mencolok dalam kehidupan anak mereka.

Namun, ada kasak-kusuk bahwa penggunaan warna netral dapat memengaruhi perkembangan anak. Apa ini benar?

Fenomena sad beige parenting atau pengasuhan dengan warna netral bermula dari pengamatan seorang kreator TikTok bernama Hayley DeRoche. Di akunnya, dia menyadari bahwa iklan untuk produk anak-anak semakin bergeser ke ranah absurd lantaran lebih mengedepankan warna netral dan kalem.

Kebanyakan orang-orang yang mengaplikasikan warna netral ini adalah para konten kreator yang kemudian diikuti secara luas. Tujuan awalnya agar konten tampak estetik. Namun jika dihubungkan dalam psikologi perkembangan, warna memiliki pengaruh terhadap emosi dan stimulasi otak anak.

Nah, warna-warna cerah, seperti merah, kuning, dan biru, diketahui dapat merangsang perkembangan kognitif dan sensorik anak lo. Warna-warna ini juga membantu meningkatkan fokus, kreativitas, serta rasa ingin tahu mereka.

Sebaliknya, warna-warna netral yang terlalu dominan dalam lingkungan anak bisa mengurangi stimulasi visual, sehingga kurang mendukung eksplorasi sensorik mereka. Meskipun warna-warna ini memberikan kesan menenangkan, terlalu sedikit variasi warna bisa membuat anak kurang terpapar simulasi visual yang kaya.

Warna yang terlalu dominan dapat mengurangi simulasi visual anak. (Shutterstock)

Selama ini mungkin kamu juga pernah mendengar bahwa warna-warna cerah sering dikaitkan dengan perasaan bahagia dan semangat. Misalnya, warna kuning dapat meningkatkan energi dan kegembiraan, sementara biru memberikan efek menenangkan. Sebaliknya, dominasi warna beige atau warna pucat lainnya dalam kehidupan sehari-hari anak dapat membuat lingkungan terasa monoton dan kurang merangsang imajinasi mereka.

Anak-anak belajar banyak melalui eksplorasi warna, baik saat menggambar, bermain, atau memilih pakaian mereka sendiri. Jika mereka hanya terpapar warna-warna netral, ada kemungkinan kreativitas mereka dalam berekspresi juga menjadi terbatas.

Apakah Sad Beige Mom Buruk?

Tren "Sad Beige Mom" nggak bisa sepenuhnya dikatakan buruk. Gaya minimalis dan palet warna netral memang memberikan kesan rapi dan estetis, serta dapat membantu menciptakan lingkungan yang lebih tenang bagi anak. Namun, keseimbangan tetap diperlukan ya. Memadukan warna-warna cerah dalam aspek tertentu, seperti mainan, buku, atau aksesoris ruangan, bisa menjadi solusi agar anak tetap mendapatkan stimulasi visual yang optimal.

Warna memang memiliki peran penting dalam perkembangan anak, baik dari segi kognitif, emosional, maupun kreativitas. Meskipun tren "Sad Beige Mom" menawarkan estetika yang menenangkan, penting bagi orang tua untuk tetap menghadirkan variasi warna dalam kehidupan anak mereka. Dengan begitu, anak tetap mendapatkan lingkungan yang seimbang antara ketenangan dan stimulasi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan mereka yang optimal.

Gimana, masih ragu untuk memberi sentuhan beige di rumah? Selama ada penyeimbang, aman kok! (Siti Zumrokhatun/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: