Inibaru.id - Belakangan ini, istilah "Sad Beige Mom" menjadi perbincangan di media sosial. Istilah ini merujuk pada tren gaya parenting yang identik dengan penggunaan warna-warna netral dan lembut, seperti beige, krem, putih, dan abu-abu, baik dalam pakaian anak, dekorasi kamar, hingga mainan.
Jadi, para orang tua yang mengikuti tren ini cenderung menghindari warna-warna cerah dan mencolok dalam kehidupan anak mereka.
Baca Juga:
Tahun 2025, Generasi Beta LahirNamun, ada kasak-kusuk bahwa penggunaan warna netral dapat memengaruhi perkembangan anak. Apa ini benar?
Fenomena sad beige parenting atau pengasuhan dengan warna netral bermula dari pengamatan seorang kreator TikTok bernama Hayley DeRoche. Di akunnya, dia menyadari bahwa iklan untuk produk anak-anak semakin bergeser ke ranah absurd lantaran lebih mengedepankan warna netral dan kalem.
Kebanyakan orang-orang yang mengaplikasikan warna netral ini adalah para konten kreator yang kemudian diikuti secara luas. Tujuan awalnya agar konten tampak estetik. Namun jika dihubungkan dalam psikologi perkembangan, warna memiliki pengaruh terhadap emosi dan stimulasi otak anak.
Nah, warna-warna cerah, seperti merah, kuning, dan biru, diketahui dapat merangsang perkembangan kognitif dan sensorik anak lo. Warna-warna ini juga membantu meningkatkan fokus, kreativitas, serta rasa ingin tahu mereka.
Sebaliknya, warna-warna netral yang terlalu dominan dalam lingkungan anak bisa mengurangi stimulasi visual, sehingga kurang mendukung eksplorasi sensorik mereka. Meskipun warna-warna ini memberikan kesan menenangkan, terlalu sedikit variasi warna bisa membuat anak kurang terpapar simulasi visual yang kaya.
Selama ini mungkin kamu juga pernah mendengar bahwa warna-warna cerah sering dikaitkan dengan perasaan bahagia dan semangat. Misalnya, warna kuning dapat meningkatkan energi dan kegembiraan, sementara biru memberikan efek menenangkan. Sebaliknya, dominasi warna beige atau warna pucat lainnya dalam kehidupan sehari-hari anak dapat membuat lingkungan terasa monoton dan kurang merangsang imajinasi mereka.
Anak-anak belajar banyak melalui eksplorasi warna, baik saat menggambar, bermain, atau memilih pakaian mereka sendiri. Jika mereka hanya terpapar warna-warna netral, ada kemungkinan kreativitas mereka dalam berekspresi juga menjadi terbatas.
Apakah Sad Beige Mom Buruk?
Tren "Sad Beige Mom" nggak bisa sepenuhnya dikatakan buruk. Gaya minimalis dan palet warna netral memang memberikan kesan rapi dan estetis, serta dapat membantu menciptakan lingkungan yang lebih tenang bagi anak. Namun, keseimbangan tetap diperlukan ya. Memadukan warna-warna cerah dalam aspek tertentu, seperti mainan, buku, atau aksesoris ruangan, bisa menjadi solusi agar anak tetap mendapatkan stimulasi visual yang optimal.
Warna memang memiliki peran penting dalam perkembangan anak, baik dari segi kognitif, emosional, maupun kreativitas. Meskipun tren "Sad Beige Mom" menawarkan estetika yang menenangkan, penting bagi orang tua untuk tetap menghadirkan variasi warna dalam kehidupan anak mereka. Dengan begitu, anak tetap mendapatkan lingkungan yang seimbang antara ketenangan dan stimulasi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan mereka yang optimal.
Gimana, masih ragu untuk memberi sentuhan beige di rumah? Selama ada penyeimbang, aman kok! (Siti Zumrokhatun/E05)