Inibaru.id – Sebagai sesama orang tua, kita tentu senang melihat cara pengasuhan Gisella Anastasia dan Gading Marten dalam mendampingi sang buah hati Gempita Nora Marten. Kita juga merasa adem ketika melihat Marshanda tampak kompak dengan Ben Kasyafani dalam merawat Sienna Ameerah Kasyafani. Padahal, seperti yang kita tahu, Gisela-Gading serta Marshanda-Ben sempat terikat pernikahan dan kemudian bercerai.
Hal yang sering kita jumpai di masyarakat adalah sebaliknya. Perceraian dua orang dewasa kerapkali memunculkan masalah baru, yakni perselisihan dalam mengurus anak. Karena merasa sudah bercerai, masing-masing individu merasa bisa mengasuh buah hati dengan caranya sendiri-sendiri yang nggak jarang menyebabkan perselisihan.
Pertikaian antara ibu dan ayah tentu saja buruk di mata anak. Dari situ anak bisa memiliki trauma, kebingungan, dan masalah psikologis lainnya. Sepertinya baik Gisela-Gading maupun Marshanda-Ben sama-sama nggak mau buah hatinya mengalami hal buruk itu. Oleh sebab itu, mereka kompak melakukan co-parenting.
Co-parenting adalah ketika kedua orang tua yang sudah bercerai bekerja sama untuk mengasuh anak bersama. Sistem pengasuhan ini mengesampingkan perasaan pribadi orang tua, tetapi berfokus pada kesejahteraan dan kepentingan anak.
Ya, anak-anak mungkin mengalami gejolak emosi ketika orang tuanya bercerai atau berpisah. Nah, parenting bersama ini bisa membantu meminimalkan efek perceraian. Harapannya dengan adanya co-parenting ini, tingkat stres dan kecemasan pada anak akan berkurang serta memberikan stabilitas mental mereka.
Tips Menjalankan Pengasuhan Bersama
Lalu, bagaimana caranya agar kita sebagai orang tua bisa menerapkan prinsip co-parenting yang tentu saja nggak mudah ini? Dikutip dari Halodoc, inilah tips parenting pada orang tua yang bercerai.
1. Berfokus pada Anak
Terlepas dari seberapa besar rasa suka atau nggak suka dengan mantan pasangan, kamu berdua harus sejalan dalam hal mengasuh anak. Hal itu termasuk memutuskan hal-hal baik, seperti perayaan, pesta, liburan, atau hal-hal yang lebih menantang, seperti perilaku, konsekuensi, dan lain-lain.
2. Komunikasi Langsung
Komunikasi yang bebas konflik, teratur, dan konsisten dengan mantan pasangan adalah komponen kunci keberhasilan parenting bersama. Jangan mengirim pesan kepada mantan pasangan melalui anak-anak. Berkomunikasilah secara langsung dengan mantan pasangan dan hindari meminta bantuan anak untuk berkomunikasi. Saat berkomunikasi, pertahankan fakta dan kebutuhan.
3. Kontrol Emosi
Anak-anak dapat merasakan energi. Jika kamu dan mantan pasangan nggak saling berbicara, dingin satu sama lain, marah, maka emosi tersebut dirasakan akan berdampak negatif pada anak. Bangun kerja sama meskipun sudah nggak lagi tinggal serumah. Lakukan yang terbaik untuk orang tua sebagai sebuah tim!
4. Kelola Ekspektasi
Mengelola ekspektasi penting dalam co-parenting karena membantu menghilangkan kemungkinan konflik yang nggak perlu. Pastikan ekspektasimu jelas dan terbuka terkait pengasuhan bersama
5. Aturan dan Jadwal Konsisten
Parenting bersama yang lancar dan sukses membutuhkan pengaturan dan perencanaan, termasuk menetapkan jadwal dan penyelarasan aturan, konsekuensi, dan disiplin. Ayah dan ibu juga perlu menetapkan jadwal rutinitas anak, seperti kapan mereka makan, mengerjakan tugas, hingga pembatasan waktu layar yang sama. Dengan begini, anak nggak kebingungan dan merasa nyaman di kedua rumah.
Begitulah tips-tips jika orang tua akan menjalankan co-parenting demi kebaikan anak. Sudah terlalu banyak anak sengsara akibat menjadi korban perceraian orang tuanya. Yuk, saatnya kita budayakan menjalankan pengasuhan bersama agar mental dan hati anak nggak terluka! (Siti Khatijah/E07)