BerandaHits
Jumat, 20 Nov 2025 11:01

Di Utqiagvik, Matahari Nggak Akan Bersinar Lagi Tahun Ini

Fenomena 'polar night' di Utqiagvik, Alaska. (India.com/

Sejak Selasa (18/11/2025), matahari nggak akan lagi terbit di Utqiagvik hingga 65 hari ke depan. Mereka pun secara resmi mengalami fenomena alam 'polar night' selama musim dingin ini.

Inibaru.id – Karena kita tinggal di Indonesia, sepanjang tahun kita bisa menikmati sinar matahari yang melimpah. Beda cerita kalau kamu tinggal di Utqiagvik, Alaska. Kota mungil di ujung utara Amerika Utara itu baru saja menyaksikan matahari terbenam untuk terakhir kalinya tahun ini pada Selasa (18/11/2025). Setelah momen itu, mereka bakal “puasa matahari” selama kira-kira 65 hari. Yap, dua bulan lebih tanpa matahari!

Utqiagvik, yang dulu dikenal sebagai Barrow, berada sekitar 450 kilometer di utara Lingkar Arktik. Letaknya yang ekstrem membuat kota ini mengalami fenomena tahunan bernama polar night yang bikin matahari nggak bersinar selama lebih dari 2 bulan.

Bukan karena cuacanya buruk atau mendung berkepanjangan, hal ini terjadi murni akibat bergesernya kemiringan Bumi sekitar 23,5 derajat. Selama bulan-bulan musim dingin, bagian utara Bumi miring menjauh dari Matahari sehingga sang surya tetap berada di bawah garis horizon dari wilayah tersebut sepanjang hari.

Tapi jangan bayangkan suasananya gelap gulita seperti tengah malam. Warga masih kebagian sedikit cahaya berupa senja tipis di dekat cakrawala selatan. Terkadang, langit juga dihiasi aurora yang membuat pemandangan malam di tempat ini jauh lebih dramatis daripada yang bisa kita lihat di kota-kota besar di wilayah lain.

Bukannya cahaya matahari, warga Utqiagvik lebih sering melihat aurora selama musim dingin. (LADBible)

Meski begitu, hidup tanpa Matahari selama berbulan-bulan tentu bukan perkara mudah. Suhu bisa turun sangat jauh di bawah nol derajat Celcius. Siklus tidur pun sering berubah karena tubuh kehilangan patokan alami antara siang dan malam.

Tak sedikit warga yang mengalami Seasonal Affective Disorder (SAD), kondisi mirip depresi yang dipicu kurangnya paparan cahaya alami. Makanya, terapi cahaya, lampu-lampu khusus, hingga suplemen vitamin D jadi barang laris manis di sana.

Menariknya, meski gelap panjang menghampiri, kehidupan di Utqiagvik tetap berjalan normal. Sekolah tetap buka, toko tetap ramai, dan warga tetap menjalankan rutinitas sehari-hari. Dalam banyak hal, mereka sudah sangat terbiasa dengan musim ekstrem ini. Makanya, ketika Matahari akhirnya kembali sekitar 22 Januari nanti, ada tradisi kecil untuk merayakan “kembalinya cahaya”. Seakan-akan jadi pengingat bahwa gelap yang panjang selalu diikuti harapan baru.

Yang seru, begitu musim semi lewat, kondisi berbalik total. Mulai pertengahan Mei hingga awal Agustus, Matahari di Utqiagvik justru tak pernah terbenam. Jadi kalau sekarang mereka harus beradaptasi dengan gelap, beberapa bulan lagi mereka harus berhadapan dengan “siang tanpa akhir” meski tentu saja suhu panasnya nggak yang menyengat seperti di Indonesia.

Untuk saat ini, Utqiagvik resmi masuk mode malam panjang. Bagi kita yang tinggal di daerah tropis, fenomena ini jadi pengingat akan betapa uniknya kehidupan di belahan dunia lain. Bumi memang satu, tapi caranya menghadirkan siang dan malam ternyata bisa sangat berbeda, ya Gez? (Arie Widodo/E07)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: