Inibaru.id - Bayangkan langit malam tiba-tiba jadi kanvas raksasa. Bukan bintang-bintang yang menyala, tapi pita cahaya menari, berwarna hijau, ungu, merah, bahkan kuning keemasan. Itulah aurora, salah satu pertunjukan alam paling memukau yang pernah diciptakan alam semesta.
Fenomena ini sebenarnya lahir dari “surat cinta” Matahari untuk Bumi. Saat badai matahari melepaskan partikel bermuatan, mereka meluncur dengan kecepatan luar biasa menuju planet kita. Untungnya, Bumi punya perisai alamiah bernama medan magnet. Partikel-partikel ini terbawa menuju kutub, lalu bertemu dengan molekul gas di atmosfer. Dari pertemuan inilah lahir cahaya yang melayang-layang di angkasa.
Warna-warninya? Ternyata tergantung siapa “teman dansa” si partikel. Kalau bertemu oksigen di ketinggian sekitar 100 km, biasanya cahaya hijau yang mendominasi. Di ketinggian lebih tinggi, oksigen bisa memancarkan warna merah. Sementara nitrogen memberikan nuansa ungu atau biru. Jadi, langit bisa berubah jadi “pesta” warna-warni sesuai siapa yang kebetulan hadir di “panggung”.
Aurora paling terkenal adalah Aurora Borealis di kutub utara dan Aurora Australis di kutub selatan. Untuk menikmatinya, orang rela terbang jauh ke Norwegia, Islandia, Kanada, atau Selandia Baru. Bahkan, ada tur khusus yang menjamin pengalaman menonton aurora lengkap dengan selimut tebal, cokelat panas, dan panduan fotografi.
Meski begitu, aurora kadang bisa “nyasar” ke lintang yang lebih rendah. Tahun-tahun tertentu, ketika badai matahari sangat kuat, cahaya ini bisa terlihat sampai wilayah yang biasanya nggak kebagian jatah, bahkan di dekat khatulistiwa. Fenomena langka ini selalu bikin media sosial heboh dan kamera ponsel bekerja lembur.
Baca Juga:
Tangga Spiral di Poster Film 'SORE: Istri dari Masa Depan' Ternyata Beneran Ada, Ini Lokasinya!Yang menarik, aurora bukan cuma indah dipandang, tapi juga jadi “alarm” ilmiah. Intensitas dan frekuensinya bisa memberi petunjuk soal aktivitas matahari dan kondisi medan magnet Bumi. Makanya, para ilmuwan sering memantaunya, bukan cuma untuk keindahan, tapi juga untuk memahami “mood” bintang terdekat kita.
Jadi, kalau suatu saat kamu beruntung melihat langit malam menari dengan warna-warna lembut atau mencolok, ingatlah: kamu sedang menyaksikan tarian kosmik yang jaraknya puluhan juta kilometer dari sumbernya.
Siapa tahu, di daftar “bucket list” perjalananmu, nonton aurora layak ada di urutan atas. Yuk ah nabung banyak-banyak biar kesampaian lihat aurora secara langsung, Gez! (Siti Zumrokhatun/E05)
