BerandaHits
Jumat, 24 Jul 2025 16:59

Di Tengah Gempuran AI, Media Lokal Asia Pasifik Serukan Solidaritas Global South

Konferensi CTRL+J APAC 2025 digelar di Hotel Le Meridien, Jakarta, pada 22–24 Juli 2025. (AMSI)

Konferensi CTRL+J APAC 2025 di Jakarta menyoroti urgensi kolaborasi antara media, pemerintah, dan platform teknologi untuk menjaga kualitas jurnalisme di era AI. Di tengah tantangan disrupsi digital, negara-negara Global South diajak bersatu memperjuangkan pendanaan berkelanjutan dan regulasi yang adil.

Inibaru.id - Jurnalisme yang kuat, independen, dan berkualitas nggak bisa tumbuh di ruang hampa, apalagi di era Artificial Intelligence (AI) yang kian masif mengubah lanskap media. Hal itulah yang menjadi ruh utama konferensi CTRL+J APAC 2025 yang digelar di Hotel Le Meridien, Jakarta, 22–24 Juli 2025.

Diselenggarakan oleh AMSI, AJI, dan IFPIM, konferensi ini bukan sekadar forum diskusi. Ia menjadi ruang lintas batas negara untuk menjawab tantangan zaman: bagaimana mempertahankan kualitas jurnalisme di tengah gempuran teknologi yang terus bergerak maju, kadang lebih cepat dari etikanya.

Dalam sambutan pembukaan, Wakil Menteri Komunikasi dan Digital RI Nezar Patria mengajak semua pihak untuk memanfaatkan potensi AI, tanpa menutup mata pada bahayanya. Menurutnya, AI bisa mempercepat kerja jurnalis, dari analisis data hingga produksi konten. Tapi jangan lupa, AI juga bisa mempercepat penyebaran hoaks. “AI dapat mempercepat pembuatan dan penyebaran informasi yang salah atau menyesatkan,” katanya

Nezar menekankan pentingnya akuntabilitas teknologi dan keadilan dalam kompensasi untuk para jurnalis. Sebab, dalam sistem yang makin bergeser ke arah otomasi, manusia tetap harus diutamakan.

Sementara itu, Michael Markovitz, Head of GIBS Media Leadership Think Tank Afrika Selatan, menyoroti krisis klasik yang makin mendesak yaitu pendanaan. Menurutnya, berbagai pemangku kepentingan dari media dan perusahaan teknologi perlu duduk bersama untuk menemukan ekosistem ekonomi terbaik yang akan membantu industri media bertahan di tengah disrupsi digital.

Di zaman serba AI, kata Nezar Patria manusia harus diutamakan. (AMSI)

"Hal ini sangat penting untuk dilakukan, karena jurnalisme adalah public goods yang penting dan mempengaruhi kehidupan banyak orang, layaknya makanan atau minuman. Namun barang publik ini tidak didukung oleh infrastruktur pendanaan dan ekosistem yang baik,” katanya.

Dari Brasil, Maia Fortes dari AJOR menegaskan pentingnya pendekatan yang inklusif dalam pengaturan AI dan media digital. Dia menyoroti perlunya kebijakan publik yang mendukung pluralitas dan keberagaman, seraya memperkuat kolaborasi dengan komunitas digital dan aktivis hak digital.

Dari dalam negeri, Ketua Umum AMSI Wahyu Dhyatmika mendorong solidaritas antarnegara Global South. “Media lokal kita tidak punya daya tawar yang seimbang ketika harus berhadapan dengan Google atau Meta. Maka, kita perlu regulasi yang berpihak, dan kolaborasi lintas negara untuk belajar dan saling menguatkan,” tegasnya.

Sorotan lainnya datang dari PR2MEDIA yang menyerahkan Studi Kelayakan Dana Jurnalisme Indonesia ke Dewan Pers, disaksikan langsung oleh Nezar Patria. Masduki, perwakilan PR2Media, menegaskan pentingnya dana abadi untuk jurnalisme publik. Tapi ia juga realistis bahwa kebijakan di Indonesia bisa makan waktu lama. Ditambah lagi, jika pendanaannya bersumber dari negara, maka independensi media pun harus tetap dijaga ketat.

Menutup hari pertama konferensi, semua pihak sepakat: jurnalisme tidak bisa berjalan sendiri di era AI. Ia butuh jejaring pendukung dari pemerintah yang berpihak, platform teknologi yang bertanggung jawab, hingga publik yang sadar akan pentingnya informasi yang bisa dipercaya.

CTRL+J APAC 2025 mungkin baru memasuki hari pertama, Gez. Namun, diskusinya sudah membuka ruang bagi banyak gagasan penting tentang masa depan media di Asia Pasifik. Jika kamu peduli pada nasib jurnalisme independen di era AI dan ingin terlibat lebih jauh, pantau terus perkembangan konferensi ini melalui kanal resmi AMSI atau hubungi narahubung di 0821-2540-3518 (Sarah Ervina). (Siti Zumrokhatun/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: