BerandaHits
Selasa, 16 Okt 2023 18:00

Daftar Pemimpin Negara Berpengaruh yang Menjabat di Usia Kurang dari 40 Tahun

Daftar Pemimpin Negara Berpengaruh yang Menjabat di Usia Kurang dari 40 Tahun

Sanna Marin menjabat sebagai Perdana Menteri Finlandia di usia 34 tahun. (1lurer.am)

MK memutuskan kalau calon presiden dan wakil presiden di Indonesia harus berusia 40 tahun atau lebih, kecuali bagi mereka yang sudah menjadi pejabat publik sebelumnya. Nah, di luar negeri, ternyata sudah ada beberapa pemimpin berpengaruh yang menjabat di usia kurang dari 40 tahun, lo. Siapa saja, ya, mereka?

Inibaru.id – Tok Tok! Keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) sudah bulat. Gugatan Uji Materi Terhadap Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum yang mengatur tentang batas usia calon presiden dan calon presiden yang sebelumnya diajukan oleh Partai Solidaritas Indonesia (PSI) ditolak.

Artinya, siapapun yang mencalonkan diri atau dicalonkan menjadi presiden atau wakil presiden di Indonesia tetap harus berusia 40 tahun atau lebih, kecuali bagi mereka yang sudah terpilih menjadi pejabat publik sebelumnya.

Beda dengan Indonesia yang masih menetapkan batas usia paling muda bagi pemimpinnya.

Di negara-negara lain, sudah ada banyak pemimpin negara yang menjabat di usia kurang dari 40 tahun, lo. Siapa saja ya, mereka?

1.       Mohammed bin Salman (Arab Saudi)

Mohammed bin Salman. (Getty Images).

Salah satu nama pemimpin muda paling populer dalam beberapa waktu belakangan adalah Putra Mahkota Arab Saudi sekaligus menjabat sebagai perdana menteri, Mohammed bin Salman (MBS). Laki-laki kelahiran 31 Agustus 1985 ini menjabat sebagai perdana menteri ke-6 negara tersebut sejak 27 September 2022. Artinya, dia sudah menjabat di usia 37 tahun.

Meski dipenuhi kontroversi, banyak pihak yang menyebut Arab Saudi menyongsong masa depan modern dengan lebih baik di bawah kepemimpinan MBS. Tapi, negara ini masih nggak meninggalkan budaya Timur Tengahnya.

2.       Kim Jong-un (Korea Utara)

Kim Jong-un menjadi Pemimpin Besar Korea Utara di usia 30 tahun. (Fajar/iml/JPC)

Sang pemimpin besar Korea Utara yang ditakuti banyak orang ini mulai menjabat sejak 11 April 2012, alias saat usianya baru 30 tahun. Dia membuat sejumlah kebijakan yang nggak biasa untuk negara tesebut seperti menunjuk Choe Sun-hui sebagai Menteri Luar Negeri perempuan pertama dalam sejarah negara tersebut pada 11 Juni 2022 lalu.

Dia juga sempat menemui Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in pada April 2018 lalu. Banyak pihak yang memuji pertemuan tersebut sebagai awal dari perdamaian kedua negara bersaudara itu meski belum ada kemajuan apapun hingga sekarang.

3.       Sanna Marin (Finlandia)

Sanna Marin mampu menjaga kestabilan di Finlandia meski dihantam pandemi Covid-19. (visegradinsight)

Sanna Marin menjabat sebagai Perdana Menteri ke-46 Finlandia dari 10 Desember 2019 sampai 20 Juni 2023. Saat kali pertama menjabat, usianya masih 34 tahun. Meski memiliki jabatan politik yang mentereng, Marin sering terlihat masih menikmati dunia anak muda di waktu luangnya.

Banyak pihak yang menyebut Marin sebagai contoh pemimpin di usia muda yang bisa memberikan pengaruh besar. Apalagi, bisa dikatakan Marin cukup berhasil mempertahankan kondisi negara tetap stabil di tengah pandemi Covid-19 dan perang Rusia – Ukraina.

4.       Jacinda Ardern (Selandia Baru)

Jacinda Ardern menjabat sebagai Perdana Menteri Selandia Baru di usia 37 tahun. (AFP / Marty Melville)

Perempuan kelahiran 26 Juli 1980 itu menjabat sebagai Perdana Menteri Selandia Baru ke-40 pada 26 Oktober 2017 sampai 25 Januari 2023. Dia dikenal sebagai perdana menteri yang memperjuangkan isu-isu nggak populer namun penting seperti lingkungan, perubahan iklim, anak-anak, hingga keseteraan gender.

Ternyata, di luar negeri usia pemimpin nggak dipermasalahkan terlalu besar layaknya di Indonesia, Millens. Nyatanya, empat pemimpin di atas mampu memberikan pengaruh besar di negaranya.

Kalau menurut kamu, apakah memang sebaiknya tetap ada batasan usia termuda bagi calon presiden dan calon wakil presiden nggak sih? (Arie Widodo/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Mengenal Getuk Kethek, Apakah Terkait dengan Monyet?

13 Apr 2025

Di Balik Mitos Suami Nggak Boleh Membunuh Hewan saat Istri sedang Hamil

13 Apr 2025

Kisah Kampung Laut di Cilacap; Dulu Permukiman Prajurit Mataram

13 Apr 2025

Mengapa Manusia Takut Ular?

13 Apr 2025

Nilai Tukar Rupiah Lebih Tinggi, Kita Bisa Liburan Murah di Negara-Negara Ini

13 Apr 2025

Perlu Nggak sih Matikan AC Sebelum Matikan Mesin Mobil?

14 Apr 2025

Antrean Panjang Fenomena 'War' Emas; Fomo atau Memang Melek Investasi?

14 Apr 2025

Tentang Mbah Alian, Inspirasi Nama Kecamatan Ngaliyan di Kota Semarang

14 Apr 2025

Mengenal Oman, Negeri Kaya Tanpa Gedung Pencakar Angkasa

14 Apr 2025

Farikha Sukrotun, Wasit Internasional Bulu Tangkis yang Berawal dari Kasir Toko Bangunan Kudus

14 Apr 2025

Haruskah Tetap Bekerja saat Masalah Pribadi Mengganggu Mood?

14 Apr 2025

Grebeg Getuk 2025 Sukses Meriahkan Hari Jadi ke-1.119 Kota Magelang

14 Apr 2025

Tradisi Bawa Kopi dan Santan dalam Pendakian Gunung Sumbing, Untuk Apa?

15 Apr 2025

Keindahan yang Menakutkan, Salju Turun saat Sakura Mekar di Korea Selatan

15 Apr 2025

Mereka yang Terlibat dalam Suap Putusan 'Onslag' Kasus Korupsi Minyak Goreng

15 Apr 2025

Harus Bagaimana Agar Ambulans Nggak Lagi Kena Tilang ETLE?

15 Apr 2025

Warga Semarang Sambut Gembira Penghapusan Denda Pajak Kendaraan

15 Apr 2025

Berasal dari Tradisi Eropa, Kelinci Paskah Jadi Simbol Kesuburan

15 Apr 2025

Alasan Sejumlah Asosiasi Jurnalis Menolak Program Rumah Subsidi Wartawan

16 Apr 2025

'Burning'; Ketika Ending Sebuah Film Justru Bikin Bingung Penontonnya

16 Apr 2025