BerandaHits
Senin, 13 Agu 2023 19:00

Cerita Kopi Wonogiri yang Sudah Eksis Sejak 1800-an

Petani kopi Wonogiri. Kebanyakan perkebunannya sudah eksis sejak zaman penjajahan Belanda. (Thejakartapost/Ganug Nugroho Adi)

Kopi Wonogiri sudah eksis sejak 1800-an. Keberadaan kebun-kebun kopi di sana diawali oleh sebuah kebun pembibitan kopi di Gondosini.

Inibaru.id – Sebagai negara produsen kopi terbesar nomor tiga di seluruh dunia setelah Brasil dan Vietnam, Indonesia punya banyak wilayah dengan kebun-kebun kopi yang sangat luas. Nah, di Jawa Tengah, salah satu wilayah yang memilikinya adalah Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah.

Layaknya sebagian besar wilayah penghasil kopi berkualitas tinggi lain di Nusantara, perkebunan-perkebunan kopi yang ada di Wonogiri muncul pada masa penjajahan Belanda, tepatnya pada 1800-an. Saat itu, Wonogiri masih masuk dalam wilayah Kadipaten Mangkunegaran.

Menurut situs resmi Pura Mangkunegaran, kisah kopi Wonogiri bermula dari kebun pembibitan Gondosini yang didirikan di Bulukerto. Dalam situs tersebut, diungkap bahwa setelah proses pembibitan di Gondosini membuahkan hasil, penanaman kopi di Wonogiri dimulai pada 1814.

Meski begitu, penanaman kopi secara masif di banyak lokasi baru dilakukan tatkala Kadipaten Mangkunegaran dipimpin oleh Pangeran Arya Gandakusuma pada 1853 sampai 1881.

Laki-laki yang mendapatkan gelar Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Mangkunegara IV itu memerintahkan penanaman kopi di Kecamatan Tirtomoyo di Wonogiri dan sejumlah wilayah yang nggak jauh dari Kota Solo seperti Keduwang, Honggobayan (Sukoharjo), serta Karangpandan (Karanganyar). Bahkan pada 1850, dari awalnya yang hanya ada di 4 wilayah, perkebunan kopi semakin meluas jadi 24 wilayah.

Kopi Wonogiri mulai ditanam pada masa pemerintahan Mangkunegara IV. (Thejakartapost/Ganug Nugroho Adi)

Karena dianggap menguntungkan karena mampu menghasilkan kopi-kopi berkualitas tinggi, pemerintah Hindia Belanda sampai mendatangkan Rudolf Kampff, seorang administrator kopi dari Eropa untuk mengorganisir perkebunan-perkebunan tersebut. Kampff kemudian menyarankan setiap wilayah perkebunan diawasi oleh Panewu Kopi dan Mantri Kopi yang berperan sebagai kepala dan administrator. Pada setiap wilayah pula, dibangun gudang penyimpanan kopi.

Nah, kepengurusan 24 wilayah perkebunan kopi tersebut diawasi oleh dua inspektur atau penilik dari Eropa, yaitu L. J. Jeanty serta J. B. Vogel. Masing-masing penilik mengurus 12 wilayah perkebunan kopi. Mereka kemudian mempertanggungjawabkan laporannya kepada seorang pengurus yang lebih tinggi, yaitu Raden Mas Wirohasmoro.

Pada 1842, produksi kopi dari wilayah perkebunan-perkebunan tersebut mencapai 1.208 kuintal. Pada 1857, produksinya bahkan melesat tajam sampai 11.145 kuintal!

Meski kemudian mengalami naik turun produksi, perkebunan-perkebunan kopi tersebut terus bertahan hingga sekarang. Bahkan, kini Wonogiri dikenal sebagai salah satu produsen kopi robusta terbaik di Jawa Tengah.

Menarik banget ya sejarah kopi Wonogiri. Semoga saja wilayah tersebut terus menghasilkan kopi berkualitas tinggi, ya, Millens? (Arie Widodo/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024