BerandaHits
Selasa, 1 Des 2025 11:00

Bukan Jepang, Gelar Negeri Matahari Terbit Seharusnya Disandang Kiribati

Jepang dikenal sebagai Negeri Matahari Terbit. (Thatree)

Warga Kiribati melihat sunrise pertama di seluruh dunia setiap hari. Mereka juga merayakan pergantian tahun paling awal jika dibandingkan dengan di negara-negara lain di seluruh dunia.

Inibaru.id - Berhubung Jepang sering dijuluki The Land of the Rising Sun alias Negeri Matahari Terbit, banyak orang otomatis mengira bahwa warga Negeri Sakura-lah yang pertama melihat matahari terbit setiap hari di seluruh dunia. Padahal, ini nggak tepat, lo.

Zona Waktu di Jepang itu sama saja dengan Waktu Indonesia Timur (WIT). Artinya, kita yang di Papua pun merasakan terbitnya matahari di waktu yang sama dengan warga Tokyo. Lantas, di mana ya negara yang benar-benar pertama melihat cahaya pagi setiap hari?

Jawabannya ternyata adalah Kiribati, negara kecil yang letaknya jauh di tengah Samudra Pasifik. Pernah denger belum nih namanya, Gez?

Kiribati (dibaca: Kiribas) mungkin bukan nama yang sering kita dengar. Tapi negara ini punya “keistimewaan langka” karena mereka berada di salah satu zona waktu paling maju di dunia, yaitu UTC+14. Bayangin, ketika kita masih menikmati kegelapan malam, mereka sudah bersiap menyambut hari berikutnya.

Bahkan, menjelang pergantian tahun, saat sebagian besar dunia masih menunggu hitungan mundur tahun baru, penduduk Kiribati sudah duluan pesta seru-seruan.

Kiribati sendiri terdiri atas 33 atol dan pulau karang rendah yang tersebar di area laut raksasa dengan luas sekitar 3,5 juta kilometer persegi. Wilayahnya terbagi dalam tiga kelompok pulau yaitu Gilbert, Phoenix, dan Line Islands. Nah, Line Islands inilah yang berada sangat jauh di sisi timur dan bikin Kiribati lebih cepat melihat matahari daripada negara lain.

Kenapa bisa begitu?

Kiribati, negara yang ada di tengah Samudra Pasifik. (UNCTAD)

Kuncinya ada di Garis Tanggal Internasional alias International Date Line. Banyak orang membayangkan garis ini lurus seperti garis bujur biasa, tapi kenyataannya, bentuknya zigzag dan pernah digeser-geser karena alasan politik maupun ekonomi.

Sebelum 1995, Kiribati malah “terbelah dua” oleh garis ini. Pulau-pulau bagian barat dan timur punya selisih waktu 24 jam. Bayangkan harus mengurus administrasi antarwilayah yang harinya berbeda!

Pemerintah Kiribati akhirnya mengambil langkah berani: mereka memindahkan garis tanggal ke arah timur, sehingga seluruh negara berada pada hari yang sama.

Keputusan ini bukan hanya memudahkan urusan pemerintahan, tapi juga bikin Kiribati menjadi negara pertama yang menyapa matahari pada awal milenium tahun 2000. Bahkan, salah satu pulaunya, Caroline Island, sempat diubah namanya menjadi Millennium Island untuk merayakan momen bersejarah itu.

Efek domino di Pasifik

Langkah Kiribati bikin beberapa negara lain di sekitarnya melakukan penyesuaian serupa. Tonga ikut memajukan garis waktunya ke UTC+14, sementara Samoa dan Tokelau pada 2011 juga “melompati” garis tanggal agar ekonominya lebih sinkron dengan Australia dan Selandia Baru.

Meski begitu, tak semua pihak mengakui perubahan ini secara formal. Garis Tanggal Internasional memang tidak diatur oleh perjanjian resmi. Jadi negara bebas menentukan zona waktanya sendiri. Inilah yang bikin muncul perdebatan soal siapa yang benar-benar pertama menyambut tahun baru.

Untungnya, secara umum, daftar terdepan negara yang kali pertama melihat matahari setiap hari tetap sama, yaitu Kiribati, disusul Tonga, lalu Samoa dan Tokelau. Jadi, cocok deh kalau Kiribati selalu jadi yang nomor satu dalam hal melihat matahari terbit setiap hari.

Melihat fakta ini, kalau bicara soal negara pertama melihat matahari terbit, Jepang bukanlah jawabannya. Gelar itu secara sah, dan secara geografis serta politik punya Kiribati. Unik banget ya negara ini, Gez? (Arie Widodo/E07)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: