BerandaHits
Rabu, 26 Nov 2019 15:12

Bikin Ngilu, LaMPu Perlihatkan Benda-Benda yang Digunakan untuk Menyiksa Perempuan

Terong dan mentimun yang turut dipamerkan. (Inibaru.id/ Zulfa Anisah)

Aliansi mendukung Keadilan Perempuan (LaMPu) menggelar Forum Kesaksian Korban untuk memperingati rangkaian 16 Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan. Nggak cuma menyaksikan kesaksian korban, berbagai peranti yang dipamerkan punya ceritanya sendiri.

Inibaru.id - Rangkaian 16 hari antikekerasan terhadap perempuan (16 HAKTP) Kota Semarang yang masih berlangsung hinga 10 Desember, diisi dengan berbagai kegiatan. Salah satunya adalah Forum Kesaksian Korban oleh Aliansi Mendukung Keadilan Perempuan (LaMPu) yang digelar, Kamis (22/11) di Taman Indonesia Kaya.

Nggak cuma berdiskusi, berbagai benda turut didisplai bikin merinding setengah mati. Catatan kecil nan singkat cukup bikin perasaan ngeri sekaligus marah. Yap, benda-benda yang dipamerkan ini merupakan duplikat yang dibuat untuk mengedukasi publik terkait kekerasan terhadap perempuan. Selain itu, apa saja yang ditampilkan dalam peringatan 16 HAKTP?

Aneka Poster

Poster. (Inibaru.id/ Zulfa Anisah)

Poster jadi peranti pendukung ketika demonstrasi. Selain mudah dibuat, poster juga lebih eye catching . Berbeda dengan berbagai poster yang dipakai untuk turun aksi, mereka memakai berbagai poster untuk menunjukkan perjuangan perempuan di berbagai aksi.

Kesaksian Korban

Kesaksian korban kekerasan. (Inibaru.id/ Zulfa Anisah)

Kekerasan terhadap perempuan bukan isapan jempol belaka. Selain menyajikan data, LaMPu juga menghadirkan perempuan korban kekerasan. Mereka terdiri atas perempuan disabilitas, perempuan pesisir, petani, pekerja rumahan, dan lingkungan. Dalam forum tersebut, penyintas kekerasan berbagi kisah pilu yang pernah mereka alami. Nggak heran, sesi ini berhasil membuat peserta terenyuh.

Benda yang Digunakan untuk Melakukan Pelanggaran

Benda yang digunakan pelaku untuk melakukan kekerasan. (Inibaru.id/ Zulfa Anisah)

Bensin, korek, terong, permen, hingga makanan kecil warna warni turut dipamerkan di sudut-sudut panggung. Benda-benda ini diberi catatan kecil yang dijamin bisa bikin siapa saja yang melihatnya merasa ngilu. Koordinator Acara Nihayatul Mukaromah mengatakan benda-benda ini merupakan duplikat alat yang digunakan pelaku kekerasan ketika melakukan pelanggaran.

“Raket dan timun sepertinya biasa saja, ketika digunakan oleh pelaku itu bisa sangat menyakiti perempuan,” terang Nihayatul yang akrab dipanggil Niha ini.

Pakaian Korban

Pakaian korban. (Inibaru.id/ Zulfa Anisah)

Berbagai pakaian yang digantung menggunakan hanger sekilas seperti jemuran biasa. Namun ternyata pakaian ini merupakan duplikat pakaian korban ketika mengalami kekerasan seksual. Jika selama ini publik mengira pakaian seksi menjadi penyebab kekerasan seksual, kali ini pakaian yang ditampilkan justru berbanding terbalik. Baju anak-anak yang lucu hingga gamis besar yang tertutup jadi bukti yang tragis.

Niha mengungkapkan bahwa displai dan aksi kreatifnya ini merupakan caranya untuk memperlihatkan kepada masyarakat apa saja alat yang digunakan pelaku ketika dia melakukan pelanggaran.

Niha menambahkan, duplikat barang-barang yang ditampilkan merupakan kasus kekerasan perempuan yang terjadi di Jawa Tengah. Menurut data yang masuk ke LRC-KJHAM, selama Oktober 2018 hingga Oktober 2019 terjadi sebanyak 96 kasus kekerasan terhadap perempuan.

Semoga publik dan pemerintah bisa bekerja sama dalam mengurangi kasus kekerasan terhadap perempuan ya, Millens! (Zulfa Anisah/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: