BerandaHits
Minggu, 8 Feb 2025 15:09

Berkat Gas Rawa, Warga Grobogan Tetap Tenang saat Elpiji Langka

Warga Desa Rajek, Kecamatan Godong, Kabupaten Grobogan, memasak dengan memakai gas rawa. (Antara)

Ditemukan karena ketidaksengajaan, gas rawa di Desa Rajek, Kecamatan Godong, Kabupaten Grobogan kini dimanfaatkan warga untuk memasak dan kebutuhan lainnya.

Inibaru.id - Tatkala Susi Sekarwati kali pertama pindah ke Desa Rajek, Kecamatan Godong, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah dua tahun lalu, dia keheranan karena tetangga-tetangganya jarang yang mencari tabung gas elpiji 3 kg untuk memasak. Maklum, dia terbiasa menggunakan tabung gas melon tersebut tatkala masih tinggal di Kota Semarang.

Usut punya usut, hal ini disebabkan oleh adanya privilege yang didapat desa tersebut, yaitu adanya gas rawa yang kemudian dimanfaatkan oleh warga setempat. Dengan memakai pipa-pipa khusus, gas rawa ini kemudian disalurkan ke rumah-rumah dan jadi sumber energi warga untuk memasak.

"Ada sih yang masih memakai tabung gas elpiji 3 kg. Tapi di lingkungan tempat saya tinggal, lebih banyak yang sudah dialiri gas rawa. Jadi pas kemarin di daerah-daerah lain heboh gas langka, di sini malah ga begitu mempermasalahkannya," ucap Susi, Sabtu (8/2/2025).

Kok bisa ditemukan gas rawa di Desa Rajek? Semua bermula gara-gara proses penggalian sumur di rumah salah seorang warga yang dikenal sebagai Mbah Kiai pada 2013. Kala itu, selain air yang keluar, terlihat gelembung-gelembung gas yang juga ikutan menyembur.

Warga pun langsung melaporkan hal ini ke pemerintah daerah setempat yang kemudian menggandeng pemerintah provinsi (Pemprov) Jawa Tengah. Setelah melakukan pengecekan, pemprov pun memutuskan untuk memanfaatkan gas rawa ini untuk kebutuhan warga sekitar.

"Proses penggalian sumur dilakukan pada 2013. Barulah pengeboran dilakukan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Pemprov Jateng pada 2017. Pemprov juga kemudian memfasilitasi penyaluran gas rawa ini ke rumah-rumah warga," ungkap salah seorang pengurus distribusi gas rawa di Desa Rajek bernama Sarmadi sebagaimana dinukil dari Tribunnews, Jumat (7/2).

Keberadaan gas rawa bikin warga nggak lagi perlu memakai tabung gas elpiji untuk memasak. (Radarpati/Intan Maylani)

Hingga sekarang, setidaknya 18-20 rumah warga yang masih aktif menggunakannya. Masih banyak warga yang belum benar-benar menggunakan gas rawa ini karena masih ada anggapan bahwa gas ini bikin proses memasak lebih lama. Namun, sebenarnya asal digunakan dengan cepat, bisa kok dipakai memasak seperti biasa.

Yang pasti, sebagaimana yang Susi ungkapkan sebelumnya, sebagian warga Desa Rajek jadi nggak lagi kebingungan dengan distribusi gas elpiji 3 kg yang nggak selalu lancar. Apalagi, biaya penggunaan gas rawa ini juga nggak semahal penggunaan tabung gas elpiji.

"Kalau pakai gas rawa, biayanya jadi lebih murah dari menggunakan gas elpiji yang bisa habis 2 sampai tiga tabung per bulan, ujar Susi.

O ya, kalau menurut pakar geologi yang dulu sempat meneliti keberadaan gas rawa di Desa Rajek, gas tersebut ada di kedalaman 30 sampai 40 meter di bawah permukaan tanah. Cukup dangkal jika dibandingkan dengan kantung gas alam yang biasanya berada jauh di kedalaman.

Meski dangkal, pasokan gas di sana cukup banyak. Bahkan, diperkirakan baru akan habis 100 tahun setelah kali pertama dipakai. Jadi, warga desa Rajek pun bisa tenang.

Hm, menarik juga. Ada nggak sih daerah lain di Indonesia yang seberuntung nasibnya dengan Desa Rajek karena punya sumber energi murah yang bisa digunakan warga untuk kebutuhan sehari-hari? Kalau di tempatmu, ada nggak, Millens? (Arie Widodo/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: