BerandaHits
Jumat, 13 Jul 2023 17:19

Banyak Marga 'Kim' di Korea; Berhubungan dengan Gelar Bangsawan?

Kim Seon-ho, pemilik marga Kim di Korea Selatan. (Soompi via Medcom)

Pemilik marga Kim di Korea Selatan mencapai lebih dari 20 persen dari total populasi, termasuk para pesohor dan petinggi negara. Adakah hubungannya dengan gelar kebangsawanan di sana?

Inibaru.id – "Kim" menjadi salah satu marga paling populer di Korea. Mereka acap menempati posisi penting di sana. Korea Utara misalnya, sejak merdeka pada 1948 telah dipimpin tiga generasi bermarga Kim, hingga sekarang. Setali tiga uang, istri presiden Korea Selatan juga bermarga Kim.

Menilik hasil survei penduduk Korsel pada 2015, setidaknya 10,7 juta warga atau sekitar 21 persen populasi di Negeri Ginseng bermarga Kim. Maka, jangan heran kalau banyak orang penting di sana ditempati oleh orang-orang bermarga Kim, nggak terkecuali para selebritasnya.

Pemeran utama The Heirs Kim Ji-won, aktris The Handmaiden Kim Tae-ri, bintang Crash Landing on You Kim Soo-hyun, dan aktor Hometown Cha-Cha-Cha Kim Seon-ho adalah sederet pesohor di Korsel yang menyandang marga Kim.

Tiga anggota boyband kenamaan Korsel BTS bahkan memiliki marga yang konon telah menjadi bagian dari masyarakat sejak seribu tahun lalu tersebut, yakni Jin (Kim Seok-jin), RM (Kim Nam-joon) dan V (Kim Tae-hyung).

Marga Berusia Seribu Tahun

Kim Tae-ri. (Soompi via Medcom)

Dalam bahasa Korea, Kim berarti "emas". Menurut catatan sejarah, marga ini diyakini sudah dipakai sejak pertengahan abad ke-6. Nama tersebut tersemat dalam marga pemimpin ke-24 Kerajaan Silla, yakni Kim Sammaekjong (540-576).

Pada 668, Kerajaan Silla yang berhasil menyatukan tiga kerajaan kuno di Semenanjung Korea itu pun membentuk Dinasti Goryeo. Selama berjaya pada kurun 918 hingga 1392, marga Kim pun mulai banyak dipakai oleh keluarga kerajaan dan bangsawan.

Dinasti Goryeo digantikan oleh Dinasti Joseon pada 1392 setelah seorang jenderal benama Yi (Lee) Seonggye mengambil alih kekuasaan. Dinasti ini terus memerintah hingga 1897.

Menjelang akhir pemerintahan Joseon atau pengujung abad ke-19, negara di Asia Timur itu terus-menerus mengalami peperangan. Perseteruan dengan Jepang dan Dinasti Qing dari Tiongkok itu benar-benar menguras keuangan negara.

Kaum Jelata Bermarga Kim

Untuk mendapatkan suntikan dana yang terkuras habis karena peperangan, Joseon memutuskan untuk meningkatkan pendapatan dari pajak. Caranya, dengan mengubah aturan penggunaan marga yang sebelumnya hanya boleh disempatkan untuk mereka yang terlahir sebagai bangsawan.

Aturan yang berlaku saat itu adalah hanya mereka yang punya nama keluarga yang diwajibkan membayar pajak. Padahal, budak tanpa marga di Korea kala itu mencapai 60 persen dari total penduduk.

Nah, untuk meningkatkan pendapatan dari pajak, pemerintah pun mendorong rakyat jelata, termasuk para budak, untuk memiliki nama keluarga. Strategi itu sukses dan keuangan negara yang didapatkan dari penerimaan pajak pun meningkat.

Yang menarik, para budak dan rakyat jelata yang diperbolehkan memiliki nama keluarga nggak sedikir yang memilih marga Kim. Alasannya, untuk menaikkan derajat karena marga ini dianggap sebagai nama bangsawan.

Saat Jepang menjajah Korea pada 1910, seluruh penduduk Korea harus melaporkan nama keluarganya untuk keperluan administrasi. Warga yang sebelumnya enggan punya nama keluarga agar nggak kena pajak pun terpaksa memiliki nama belakang. Lagi-lagi, nama Kim jadi pilihan utama.

Nah, sejak saat itu, nama Kim pun menjadi marga paling populer di Korea. Namun, tentu saja, berbeda dengan masa Dinasti Joseon atau sebelumnya, sekarang ini nggak semua orang bermarga Kim adalah bangsawan. (Arie Widodo/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: