BerandaHits
Sabtu, 25 Feb 2022 19:00

Asal-usul Sokka, Jenama Genteng dari Kebumen yang Melegenda

Genteng Sokka Kebumen yang melegenda dan banyak dipakai di Indonesia. (apiliana.blogspot)

Kamu pasti sering melihat jenama genteng Sokka di rumah-rumah orang Indonesia. Genteng Sokka Kebumen ini memang sudah melegenda. Sejarah dan asal-usulnya juga menarik untuk disimak.

Inibaru.id – Nggak semua rumah memiliki langit-langit atau plafon. Kalau seperti ini, kamu pasti langsung bisa melihat genteng rumah, bukan? Nah, kalau kamu cermat, pasti sering melihat genteng dengan jenama Sokka. Yap, genteng sokka Kebumen memang banyak dipakai rumah-rumah di Indonesia.

Sebenarnya, Sokka bukanlah berasal dari satu jenama saja. Ada banyak sekali perajin genteng yang berasal dari Desa Kedawung, Kecamatan Pejagoan, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Setiap perajin punya jenamanya sendiri-sendiri. Namun, mereka pasti menyematkan jenama ‘Sokka’ besar-besar sebagai penanda bahwa genteng ini berasal dari wilayah yang memang sudah dikenal sebagai produsen genteng ini.

Salah seorang perajin genteng Sokka, Nur Ali, sebenarnya memiliki jemana untuk produk gentengnya, yakni HMS. Namun, sebagaimana para pengrajin genteng lain yang merupakan tetangganya, dia juga memberikan label Sokka sebelum jenama HMS nya. Nah, dia pun membeberkan dari mana asal nama Sokka ini.

“Sebenarnya, Sokka itu nama stasiun di sini,” ujar Nur Ali,” ungkap Nur Ali, Rabu (7/7/2021).

Sejarah Genteng Sokka

Kalau membahas soal sejarah genteng Sokka, maka kita akan ditarik jauh pada zaman penjajahan Belanda. Jadi, pada 1920-an, Banyak warga Desa Kedawung yang sakit akibat banyaknya kotoran tikus yang ada di atap rumah berdaun rumbia. Padahal, orang-orang ini dibutuhkan untuk mengurus perkebunan dan pertanian.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat menilik sentra genteng Sokka di Kebumen. (jatengprov.go.id)

Belanda tahu kalau di Desa Kedawung, tanah liatnya berkualitas tinggi. Ditambah dengan kebiasaan warga desa yang suka membuat gerabah, pemerintah Hindia Belanda pun memutuskan untuk mendirikan pabrik genteng di sana.

Tercatat, orang pribumi pertama yang kemudian mendirikan pabrik genteng sendiri adalah H. Ahmad. Nah, jenama paling terkemuka pada saat itu adalah AB Sokka. Lokasi pabrik genteng ini sangat dekat dengan Stasiun Kereta Sokka.

Awalnya, genteng ini dipakai oleh pabrik gula yang saat itu ada banyak di Pulau Jawa. Lambat laun, banyak warga yang juga memakainya sebagai atap rumah. Menariknya, pada 1955, pabrik genteng AB Sokka justru menyuplai batu bata saat Masjid Istiqlal dibangun.

Saat pemerintahan Orde Baru di bawah Presiden Soeharto menjabat, popularitas genteng ini terus meningkat. Bahkan, di hampir setiap proyek pembangunan gedung pemerintahan, genteng Sokka dari Kebumen pasti jadi pilihan.

Popularitasnya Menurun

Sayangnya, genteng Sokka Kebumen semakin menurun popularitasnya. Penyebabnya banyak. Salah satunya adalah lahan di mana dulu para pengrajin bisa mendapatkan tanah liat berkualitas semakin berkurang karena dijadikan perumahan.

Selain itu, kayu bakar yang dipakai untuk membakar genteng juga semakin mahal. Kebanyakan pekerja di pabrik genteng juga berusia tua. Sudah jarang pekerja dengan usia muda.

Duh, semoga saja genteng Sokka Kebumen bisa bertahan dan tetap dipakai sebagai atap di rumah-rumah Indonesia, ya Millens? (Sor, Tri/IB09/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: