BerandaHits
Kamis, 12 Nov 2025 19:00

Asal Usul Kata 'Roger' dalam Dunia Penerbangan

Kata 'Roger' menjadi simbol keselamatan di dunia penerbangan. (Shutterstock)

Kata 'Roger' yang sering terdengar dalam komunikasi pilot ternyata bukan sekadar jawaban singkat “ya.” Ia lahir dari kebutuhan akan kejelasan di tengah bisingnya transmisi radio perang dan kini menjadi simbol keselamatan serta ketepatan komunikasi di dunia penerbangan.

Inibaru.id - Pernahkah kamu mendengar istilah “Roger that!” di film perang atau percakapan radio pilot? Kata sederhana ini ternyata punya sejarah panjang yang membentang dari zaman Kode Morse hingga komunikasi udara modern. Dalam dunia penerbangan, “Roger” bukan sekadar berarti “ya,” melainkan simbol ketepatan, keselamatan, dan efisiensi komunikasi.

Kisahnya bermula di awal abad ke-20, ketika komunikasi jarak jauh masih mengandalkan Kode Morse. Saat itu, huruf R dipakai untuk menandakan kata “Received” atau “diterima.” Namun, ketika teknologi radio suara mulai digunakan, muncul masalah baru seperti kualitas transmisi yang buruk dan penuh gangguan membuat banyak pesan tersampaikan secara keliru. Maka, diciptakanlah alfabet ejaan fonetik, sistem yang menetapkan satu kata khusus untuk setiap huruf agar lebih mudah dikenali meski dalam kondisi bising.

Untuk huruf R, militer Amerika Serikat memilih kata “Roger.” Alasannya sederhana tapi krusial. Kata ini jelas diucapkan, mudah dikenali, dan kecil kemungkinan disalahpahami. Pilihan ini terbukti efektif, terutama saat Perang Dunia II. Saat itu, Inggris dan Amerika menyepakati alfabet militer gabungan bernama Able Baker Alphabet, yang menjadikan “Roger” sebagai standar internasional.

Menariknya, pada tahun 1956, “Roger” resmi dipensiunkan dari alfabet fonetik dunia dan diganti oleh kata “Romeo.” Namun, alih-alih hilang, “Roger” justru menemukan makna baru. Ia nggak lagi sekadar mewakili huruf “R,” melainkan menjadi istilah prosedur resmi yang berarti “Received and understood” yang artinya pesan diterima dan dipahami.

Dalam dunia penerbangan, salah kata akan sangat berbahaya. (Freepik)

Dalam komunikasi penerbangan, perbedaan antara “Roger” dan “Wilco” (Will Comply) sangat penting. “Roger” menandakan penerimaan pesan, sedangkan “Wilco” menegaskan komitmen untuk melaksanakan instruksi.

Kejelasan semacam ini bukan soal gaya, tapi soal keselamatan. Dalam dunia penerbangan, satu kata yang salah bisa berarti nyawa. Karena itu, “Roger” menjadi bagian nggak terpisahkan dari etika komunikasi udara. Kata ini pendek, tegas, dan bebas ambiguitas.

Kini, istilah “Roger” telah menembus budaya populer. Dari film komedi Airplane! hingga obrolan sehari-hari, frasa “Roger that!” dipahami semua orang sebagai bentuk setuju yang ringkas dan keren. Ia menjadi bukti bagaimana bahasa teknis militer bisa hidup jauh di luar ruang kontrol dan kokpit, menembus budaya dan waktu.

Pada akhirnya, “Roger” bukan sekadar jargon penerbangan, melainkan warisan linguistik dari perjuangan manusia melawan keterbatasan teknologi. Sebuah kata yang lahir dari bisingnya radio perang, namun tetap terdengar jelas hingga langit masa kini. Menarik banget ya, Gez? (Siti Zumrokhatun/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: