BerandaHits
Jumat, 18 Apr 2024 11:48

Anemia Aplastik Jadi Efek Samping Obat Sakit Kepala; Masyarakat Khawatir

Kasus anemia aplastik akibat penggunaan obat sakit kepala dengan kandungan propyphenazone sangat jarang terjadi. (Pexels)

Ramai perbincangan di kalangan masyarakat bahwa obat sakit kepala Paramex mempunyai efek samping memicu anemia aplastik. Bagaimana penjelasan dari hal ini dan patutkah kita mengkawatirkannya?

Inibaru.id - Beberapa hari lalu, masyarakat kita dibuat kaget atas meninggalnya komika terkenal Babe Cabita. Lelaki berambut kribo yang aktif memproduksi konten komedi itu mengembuskan napas terakhir lantaran mengidap penyakit langka Anemia Aplastik.

Belum lama dari kabar tersebut, kini muncul kabar bahwa produk obat sakit kepala Paramex mencantumkan efek samping, salah satunya adalah anemia aplastik pada kemasannya. FYI, sebelumnya pada bungkus Paramex nggak tertera efek samping tersebut.

Hal ini tentu saja bikin gaduh masyarakat terutama bagi yang sering mengonsumsi obat sakit kepala tersebut ya, Millens? Lalu, apakah kita sebagai masyarakat harus waspada dan khawatir dengan efek samping itu? Apa komentar dari pihak Paramex?

Anemia aplastik memang dapat dipicu oleh penggunaan obat tertentu. Kondisi tersebut dikenal sebagai drug-induced aplastic anemia atau anemia aplastik yang diinduksi obat.

Menurut spesialis penyakit dalam dr Ronald Alexander Hukom, anemia aplastik adalah efek samping obat yang dapat mengancam jiwa karena obat-obatan tertentu berpotensi menjadi racun bagi sumsum tulang.

Namun, kamu nggak perlu khawatir berlebihan karena kasus anemia aplastik akibat penggunaan obat sakit kepala dengan kandungan propyphenazone sangat jarang terjadi. Prof Zullies Ikawati dari Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada menyebut risiko itu meningkat saat obat dikonsumsi dalam jangka panjang.

"Dari obat itu, yang pernah dilaporkan dapat menyebabkan anemia aplastic adalah propyphenazone. Tapi itupun dengan penggunaan yang kronis atau jangka panjang, sementara obat-obat ini umumnya digunakan bila perlu saja. Sehingga risikonya termasuk kecil," katanya, dikutip dari Detik (18/4/2024).

Kenapa Dicantumkan pada Kemasan?

Anemia aplastik dapat dipicu oleh penggunaan obat tertentu. (Unsplash/Stacy)

Kamu pasti bertanya-tanya, kalau kemungkinannya kecil, kenapa Paramex mencantumkan efek samping tersebut dan malah berpotensi membuat heboh masyarakat? PT Konimex yang memproduksi obat sakit kepala Paramex menegaskan, pencantuman efek samping anemia aplastik itu telah sesuai ketentuan BPOM RI.

"Dengan ini PT Konimex sebagai pemilik merek dan produk Paramex menginformasikan bahwa penambahan keterangan mengenai efek samping risiko anemia aplastik adalah hasil dari proses registrasi obat yang telah menyertai nomor izin edar dari BPOM DTL 7813003810A1," tulis Rachmadi Joesoef, CEO PT Konimex, dalam pernyataan resmi tertanggal 16 April 2024.

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI melalui Kepala Biro Kerja Sama dan Humas Noorman Effendi pun membenarkan bahwa penambahan efek samping anemia aplastik dalam kemasan obat yang dimaksud sudah melalui persetujuan BPOM saat izin edar Paramex yang diperpanjang pada 5 November 2020.

"Jadi berdasarkan hasil evaluasi dan kajian BPOM, penambahan risiko anemia aplastik sebagai efek samping obat, tetap harus dicantumkan dalam kemasan. Meskipun untuk kejadian ini frekuensinya terkategori jarang (rare) yaitu 1 kasus per 1 juta pengguna," jelasnya.

Dia memastikan, obat sakit kepala dengan kandungan propyphenazone aman selama dikonsumsi sesuai dosis dan anjuran yang tercantum dalam kemasan. Meski mencantumkan efek samping anemia aplastik, hingga saat ini belum pernah ada laporan efek samping tersebut baik di Indonesia maupun di dunia berdasarkan catatan organisasi kesehatan dunia WHO.

Nah, kini kamu jadi tahu kan bahwa minum obat sakit kepala bakal aman-aman saja jika pengunaannya sesuai petunjuk dalam kemasan dan nggak jangka panjang. Btw, apakah obat sakit kepala andalanmu juga mencantumkan efek samping anemia aplastik dalam kemasannya, Millens? (Siti Khatijah/E07)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024

Menyusuri Perjuangan Ibu Ruswo yang Diabadikan Menjadi Nama Jalan di Yogyakarta

11 Nov 2024

Aksi Bersih Pantai Kartini dan Bandengan, 717,5 Kg Sampah Terkumpul

12 Nov 2024

Mau Berapa Kecelakaan Lagi Sampai Aturan tentang Muatan Truk di Jalan Tol Dipatuhi?

12 Nov 2024

Mulai Sekarang Masyarakat Bisa Laporkan Segala Keluhan ke Lapor Mas Wapres

12 Nov 2024

Musim Gugur, Banyak Tempat di Korea Diselimuti Rerumputan Berwarna Merah Muda

12 Nov 2024

Indonesia Perkuat Layanan Jantung Nasional, 13 Dokter Spesialis Berguru ke Tiongkok

12 Nov 2024

Saatnya Ayah Ambil Peran Mendidik Anak Tanpa Wariskan Patriarki

12 Nov 2024