BerandaFoto Esai
Senin, 31 Des 2023 09:44

Piknik Asyik sekaligus Petik Melon Hidroponik di Mellizo Hydro Farm Pati

Surga melon di lereng pegunungan Muria. (Inibaru.id/ Rizki Arganingsih)

Di Mellizo Hydro Farm Pati, kamu bisa piknik asyik bareng keluarga sekaligus petik melon hidroponik yang manis dan menyegarkan dengan harga yang ramah di kantong.

Inibaru.id - Rasa penasaran saya pada keberadaan "surga melon" di lereng pegunungan Muria yang sempat viral di medsos akhirnya terbayar lunas belum lama ini. Berangkat pagi-pagi sembari memikul rasa takut bakal kecewa karena ekspektasi nggak sesuai kenyataan, kekhawatiran itu sirna begitu saya sampai di lokasi.

Tiba sekitar pukul 09.00 WIB, saya menyaksikan sendiri betapa ranumnya melon-melon yang tumbuh di lahan tersebut. Oya, tempat yang saya tuju adalah Mellizo Hydro Farm, lokawisata petik buah yang berlokasi di Desa Gunungsari, Kecamatan Tlogowungu, Kabupaten Pati, Jawa Tengah.

Tempat wisata berbentuk green house berukuran 10x30 meter ini baru dibuka untuk umum pada 20 Desember 2023 lalu. Begitu tiba, saya yang datang bersama seorang kawan pun segera menghambur ke dalam, nggak sabar untuk segera mencicipi melon yang konon sangat segar dan supermanis itu.

Setiba di dalam green house, mata saya berbinar melihat sendiri deretan pohon melon yang ditanam dengan rapi, tumbuh merambat ke atas. Di tiap pepohonan hijau yang tumbuh di atas polybag putih tersebut, terdapat buah melon berwarna kekuningan yang agaknya telah siap petik.

Wisata Edukatif Murah Meriah

Mellizo Hydro Farm dibuka untuk umum mulai pukul 08.00 sampai 15.00 WIB. Untuk memasuki green house ini, kita cukup membayar biaya tiket masuk yang relatif terjangkau, yakni Rp5.000 per orang. Menurut saya, tempat ini menarik karena melon-melon ini yang ditanam dengan sistem hidroponik.

Sedikit informasi, hidroponik adalah sistem budi daya menanam dengan media berupa air alih-alih tanah. Jadi, buat yang pengin belajar metode penanaman tersebut, sudah benar kalau kamu datang ke tempat ini.

Pengunjung Mellizo Hydro Farm memang rata-rata orang yang pengin belajar tentang penanaman melon hidroponik yang terbilang unik ini. Saat kami datang, saya juga melihat rombongan anak TK yang tengah berwisata ke sini. Berdiri di tengah-tengah mereka adalah Aristya, sang pemilik kebun melon.

Setelah menyapa Aris, sapaan Aristya, kami pun segera bergabung dengan adik-adik TK berseragam biru merah bertuliskan "TK Bhakti Putra" yang tampak antusias mengikuti wisata edukatif nan murah meriah tersebut.

Memetik Melon Sendiri

Dari kejauhan saya bisa mendengar gimana Aris mulai menjelaskan tentang ciri-ciri buah melon yang telah siap dipetik. Melon yang matang, dia menjelaskan, mempunyai satu ciri khas, yakni daun benderanya berwarna kuning.

"Daun bendera adalah daun yang tumbuh tepat di atas buah melon,” terang Aris sambil menunjuk ke arah daun yang dimaksud.

Setelah memberikan penjelasan singkat, dia lantas mengangsurkan gunting pemotong ke anak-anak agar mereka bisa segera memulai aksi memetik buah. Dalam memandu anak-anak, Aris dibantu sahabatnya, yakni Mohammad Khoirul Anam atau lebih akrab disapa Irul.

Aris pun memberikan gunting khusus kepada anak-anak untuk mulai aksi memetik buah. Bersama sahabatnya, Moh. Khoirul Anam atau Irul, mereka memandu anak-anak TK dalam petualangan memetik melon langsung dari pohonnya sendiri.

Melon dari Thailand

Seperti yang telah saya katakan sebelumnya, daya tarik terbesar dari wisata edukatif murah meriah di Kabupaten Pati ini adalah sensasi memetik buah sendiri langsung dari pohonnya. Hal ini juga sempat disinggung Irul saat kami punya kesempatan untuk ngobrol di sela kesibukan mereka.

"Pengunjung memang dipersilakan untuk memetik buah melon sendiri, dengan tujuan agar mereka mendapatkan pengalaman yang lebih seru sepulang dari sini," terang pemuda yang mengaku memilih benih melon impor dari Thailand tersebut.

Hal itu pun segera diiyakan Trisnawati, guru TK Bhakti Putra yang membersamai anak-anak memetik melon di Mellizo Hydro Farm. Dengan menyambangi tempat ini, dia mengungkapkan, para anak didiknya bisa belajar, melihat langsung, memetik , sekaligus merasakan melon hasil kutipan sendiri.

"Melon yang dipetik dihargai Rp35 ribu per kilo, menurut saya sebanding dengan rasa yang lebih manis dan tekstur yang lebih renyah dibanding melon lokal yang biasa kita beli di pasar,” tandasnya.

Menurut saya, nggak berlebihan kalau Mellizo Hydro Farm didaku sebagai surga melon di Pati. Yap, karena memang belum ada yang seperti ini di sini. Err, atau saya yang mainnya kurang jauh? Ha-ha.(Rizki Arganingsih/E03)

Seorang guru tengah mengenalkan buah melon kepada murid-muridnya.
Bibit buah melon manis yang menggiurkan ini diimpor dari Thailand, lo.
Beberapa anak tengah memperhatikan buah melon yang ditanam dengan sistem budi daya hidroponik.
Buah melon yang sudah matang memiliki daun bendera yang sudah mengering.
Seorang anak TK tengah memetik buah melon yang sudah matang
Ekspresi senang anak-anak saat berkunjung ke tempat wisata edukasi melon hidroponik.
Green house sebagai tempat tumbuh melon hidroponik ini luasnya 10x30 meter.
Anak-anak menikmati satai buah melon yang segar.
Aris, salah seorang owner melon hidroponik Mellizo Hydro Farm tengah mengurangi daun pada tanaman melon agar buah berkembang dengan baik.
Satu buah melon hidroponik di Mellizo Hydro Farm memiliki berat lebih dari 1 kilogram.

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Cantiknya Deburan Ombak Berpadu Sunset di Pantai Midodaren Gunungkidul

8 Nov 2024

Mengapa Nggak Ada Bagian Bendera Wales di Bendera Union Jack Inggris Raya?

8 Nov 2024

Jadi Kabupaten dengan Angka Kemiskinan Terendah, Berapa Jumlah Orang Miskin di Jepara?

8 Nov 2024

Banyak Pasangan Sulit Mengakhiri Hubungan yang Nggak Sehat, Mengapa?

8 Nov 2024

Tanpa Gajih, Kesegaran Luar Biasa di Setiap Suapan Sop Sapi Bu Murah Kudus Hanya Rp10 Ribu!

8 Nov 2024

Kenakan Toga, Puluhan Lansia di Jepara Diwisuda

8 Nov 2024

Keseruan Pati Playon Ikuti 'The Big Tour'; Pemanasan sebelum Borobudur Marathon 2024

8 Nov 2024

Sarapan Lima Ribu, Cara Unik Warga Bulustalan Semarang Berbagi dengan Sesama

8 Nov 2024

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024