Inibaru.id - Tahu nggak kalau petani zaman sekarang nggak perlu lagi terjun ke sawah dan berkotor-kotoran? Ada cara menanam yang lebih modern, namanya metode tanam hidroponik.
Seperti yang kita tahu, hidroponik adalah metode pertanian inovatif yang tidak menggunakan tanah sebagai media tanam. Sebagai gantinya, sistem hidroponik memanfaatkan larutan nutrisi khusus yang memberikan semua zat yang diperlukan tanaman untuk tumbuh dan berkembang.
Metode pertanian ini dilakukan oleh dua pemuda dari Desa Gunungsari, Kecamatan Tlogowungu, Kabupaten Pati. Mereka berhasil menunjukkan bahwa bercocok tanam juga bisa dilakukan di lahan seluas 10x30 meter.
Inilah kisah perjuangan Aristya dan Moh. Khoirul Anam, dua sahabat yang memulai usaha budidaya melon hidroponik dengan nama "Mellizo Hydro Farm".
"Mellizo" diambil dari bahasa Spanyol yang berarti berdua atau kembar, sesuai dengan karakteristik usaha hidroponik ini yang dikelola bersama-sama oleh Aris dan Irul.
Sempat Menanam Selada
Berbeda dengan petani zaman old yang belajarnya di sawah, Aris dan Irul belajar dari internet. Dengan modal nekat dan belajar otodidak, mereka memulai usaha hidroponik itu setahun silam. Awalnya, mereka mencoba peruntungan dengan selada hidroponik, tapi sepertinya kurang klik.
"Pemasaran selada hidroponik agak sulit. Harga jual nggak sebanding sama kerja keras kami yang harus mengirim produk ke sana kemari,” terang Aris tersenyum getir.
Baca Juga:
Tips Menyiram Tanaman Saat Cuaca PanasSelain permasalahan teknis, ada juga drama sosial yang menambahi awal berdirinya Mellizo Hydro Farm ini. Saat baru memulai bisnis, banyak orang di sekitar mereka yang nggak mendukung usaha hidroponik itu.
"Awal-awal merintis, banyak yang nggak mendukung. Beberapa meremehkan terkait budidaya hidroponik selada kami," ujar pemuda 27 tahun itu, mengingat masa sulit di awal perjalanan Mellizo Hydro Farm.
Setelah mencoba peruntungan di selada hidroponik yang kurang memuaskan, akhirnya mereka pindah haluan ke melon hidroponik. Keputusan beralih ke melon bukan tanpa alasan. Aris dan Irul melihat prospek yang cerah untuk buah manis ini.
"Kami membeli biji melon ini secara online, mbak. Melon ini impor dari Thailand, jadi rasanya dan teksturnya berbeda dari melon lokal," jelas Aris.
Setelah 60 hari masa penanaman, Mellizo Hydro Farm menghasilkan sekitar 800 tanaman melon dengan hasil yang memuaskan.
"Dari segi perawatan, melon hidroponik juga lebih mudah daripada selada hidroponik," Ujar Irul menimpali pendapat Aris sambil tersenyum bangga.
Di cuaca yang sering berubah-bubah ini, Irul atau yang akrab disebut Ucil ini mengeluhkan bahwa ada beberapa melonnya yang terkena penyakit jamur dan penyakit lain seperti kutu kebul dan virus gemini.
"Seiring cuaca yang berubah-ubah, pertumbuhan buah melon sangat terpengaruh. Contohnya pas hujan kemarin, beberapa pohon melon kami terkena penyakit jamur. Tapi tenang, kami langsung mengatatasinya dengan penyemprotan," terang Ucil.
Untuk kedepannya, Aris dan Ucil berharap dapat mengembangkan Mellizo Hydro Farm dengan mendirikan lebih banyak greenhouse. Mereka berharap dapat menghasilkan lebih banyak produk lagi. Keduanya berkomitmen untuk terus berjuang dan berkembang dalam bisnis hidroponik.
Nah, kalau kalian suka buah melon dan kebetulan lagi di Pati, mending langsung gas ke Mellizo Hydro Farm, deh! Alamat lengkapnya di Desa Gunungsari, Kecamatan Tlogowungu, Kabupaten Pati. Dijamin nggak bakal rugi, deh! (Rizki Arganingsih/E10)