BerandaCoffreak
Jumat, 26 Apr 2018 18:37

Mengenal Karakter Kopi dari Tingkat Pemanggangannya

Menyangrai kopi dengan mesin roasting. (media.buzzle.com)

Tingkatan pada saat pemanggangan menentukan karakteristik dan cita rasa kopi. Apa saja ya tingkatannya?

Inibaru.id – Selain spesifikasi asal kopi (single origin) dan cara seduh kopi (coffee brewing), ada satu faktor lain yang juga memengaruhi cita rasa kopi, yakni pemanggangan kopi (coffee roasting). Biji kopi yang baik bisa rusak jika kita salah memanggangnya. Karena itulah, konon proses ini menjadi salah satu yang paling sulit.

Terdapat beberapa cara "memanggang" kopi. Secara tradisional, masyarakat acap menyangrai langsung biji kopi yang sudah kering di atas wajan. Ada juga yang disangrai bersama pasir, biar nggak gosong. Sementara, cara modern biasa dilakukan dengan menggunakan mesin roasting.

Pebisnis kopi sekaligus pemilik kedai Lost in Coffee Semarang Agung Kurniawan mengatakan, roasting menjadi elemen penting di dunia perkopian lantaran karakter kopi akan berubah dalam proses ini. 

Baca juga:
Etalase dan Laboratorium Kopi Bernama Lost in Coffee
Kopi Jagung dan Masyarakat Melarat Zaman Kolonial

"Karakter kopi juga akan menjadi beragam pada proses tersebut," tutur Agung, kala membuka obrolan dengan Inibaru.id di kedainya, Jalan Dewi Sartika Raya No 5, Gunung Pati, Semarang, Jawa Tengah, beberapa waktu lalu.

Lelaki yang telah menggeluti bisnis kopi selama 15 tahun tersebut menjelaskan, perbedaan karakter tersebut umumnya sangat dipengaruhi oleh tingkat atau level pemanggangan. Dia menambahkan, tingkat pemanggangan kopi dibagi tiga, yakni light roast, medium roast, dan dark roast. Ketiga level itu, kata Agung, akan menciptakan efek yang berbeda pada tiap kopi.

“Kami biasa menyebutnya profil kopi," terang Agung.

Dia juga menuturkan, kopi yang berbeda saat "diperlakukan" dengan level pemanggangan berbeda pun akan menghasilkan rasa yang lain pula. Agung kemudian mengibaratkan proses ini seperti ketika bermain musik.

"Ya, seperti seni musik, kalau gitar dipetik dengan kunci berbeda dan cara berbeda, nada yang dihasilkan pun nggak sama. Nah, itu persis kopi,” jelas lelaki yang juga dikenal sebagai salah seorang penyuplai biji kopi panggang untuk kedai-kedai kopi di Semarang dan sekitarnya tersebut.

Bagaimana perbedaan ketiga jenis pemanggangan tersebut?

1. Light Roast

Tingkat pemanggangan kopi yang pertama adalah light roast. Pada tingkatan ini, biji kopi mentah atau raw green bean yang siap dipanggang sudah mengalami proses pengeringan dari mentah menuju penguningan (yellowing), lalu pencoklatan (browning), hingga fase awal pecah pertama (first crack).

Karena hanya melalui beberapa fase tersebut, kopi hasil panggang tingkat light atau ringan ini cenderung memliki karakteristik lembut seperti teh. Nggak ada kilau minyak yang berlebih pada permukaan biji kopi ini lantaran nggak disangrai terlalu lama dan dalam temperatur cukup rendah.

Hasil panggang tingkat light biasanya hanya bisa diseduh dengan menggunakan alat manual brew seperti V60, karena kalau dengan cara ditubruk saja rasanya kurang oke,” terang Agung.

2. Medium Roast

Tingkat pemanggangan kopi yang kedua adalah medium roast. Kopi pada tingkatan ini sudah memasuki proses karamelisasi (caramelized) yang cenderung membentuk karakter dan aroma rasa manis. Pada tingkat ini, rasa medium roast lebih seimbang dalam hal tingkat keasaman.

"Tekstur kopi pada tingkat ini lebih kental. Kadar kafeinnya juga lebih sedikit dari light roast," ungkap Agung, "Secara visual, kopi pada tingkat ini terlihat lebih berwarna cokelat gelap."

3. Medium to Dark Roast

Naik satu tingkat di atasnya ada medium to dark. Agung mengungkapkan, biji kopi pada tingkat inilah yang paling laris dijual di tokonya, KnK Koffee Resources.

"Kopi ini lebih mudah diseduh dan sudah terasa enak hanya dengan ditubruk. Karakter aroma dan rasanya cenderung pahit manis yang nikmat," terang Agung.

4. Dark Roast

Yang terakhir adalah dark roast. Pada fase ini, kopi sudah banyak mengalami perubahan, mulai dari berat massa yang jadi lebih ringan dan warna yang lebih gelap. Fase ini juga ditandai dengan minyak yang mulai tampak pada permukaan biji. Ciri lainnya, tutur Agung, adalah ukurannya yang jadi lebih besar dibanding saat mentah.

Baca juga:
Mengintip Dapur Kopi Tekodeko Koffiehuis
Bar(s)ista Gisza: Lakoni Profesi Sepenuh Hati!

"Pada kopi ini, karakteristik aroma dan rasanya cenderung lebih pahit dan kafeinnya lebih sedikit," pungkasnya.

Gimana, Millens, sudah tahu cara roastingnya, bukan? Kalau kurang paham, silakan datang ke Lost in Coffee dan tanya lebih lanjut ihwal pemanggangan kopi ini. Happy roasting! (Verawati Meidiana/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Lakukan Misi Kemanusiaan di Filipina, 10 Kru Heli Dapat Penghargaan Khusus

15 Nov 2024

Dapatkan Promo Pilkada 10 Persen Tiket Kereta Api untuk Keberangkatan 26-28 November 2024!

15 Nov 2024

Suruh Siswa Sujud dan Menggonggong, Ivan Dijerat Pasal Perlindungan Anak

15 Nov 2024

Soto Rem-Bang Gang Kuwera, Andalan Mahasiswa UNY Memadamkan Kelaparan

15 Nov 2024

Berbahaya, Jangan Googling Kata-kata Ini di Internet!

15 Nov 2024

Peluang Timnas Indonesia Melawan Jepang; Masih Ada Asa untuk Mencuri Poin

15 Nov 2024

JOMO, Menemukan Kebahagiaan dengan Melewatkan Hal-Hal yang Nggak Perlu

15 Nov 2024

Cantiknya Pantai Peyuyon; Serasa Main di Pantai Pribadi

16 Nov 2024

Hari Pemungutan Suara Pilkada 2024 Jadi Hari Libur Nasional

16 Nov 2024

Secuil Potongan Kehidupan Orang Indonesia di Short Video 'We' Karya Aco Tenri

16 Nov 2024

Gawai, Salah Satu Penyebab Kasus Kanker Usus Besar Naik di Kalangan Anak Muda Indonesia

16 Nov 2024

Sekda Imbau ASN Kabupaten Semarang Konsumsi Susu Segar

16 Nov 2024

Promo Besar Belum Tentu Hemat, Hati-Hati Belanja Impulsif!

16 Nov 2024

Alasan Kucing Suka Dielus Dagunya

17 Nov 2024

Mitos Bukan Sih Adopsi Anak Bisa Memancing Kehamilan?

17 Nov 2024

Nggak Pernah Mati, Laptop yang Di-sleep Terus Aman?

17 Nov 2024

Kala Air Terjun dan Lautan Bertemu di Pantai Surumanis Kebumen

17 Nov 2024

Cakwe Medan, Melegenda di Jalan Gajah Mada Semarang Sejak 40 Tahun Silam

17 Nov 2024

Sekuntum Senyum Petani Mawar di Tengah Dingin Sumowono yang Menusuk

17 Nov 2024

Asal Nama Kecamatan Wedi di Klaten, Terkait dengan Pasir atau Rasa Takut?

18 Nov 2024