BerandaBudaya
Kamis, 11 Okt 2017 17:06

Tarikan Topeng Kuno, Trio Maestro Tari Pamerkan Koleksi Museum Bali

Maestro topeng menarikan topeng koleksi Museum Bali, Denpasar, Rabu (11/10/2017). (Eka Adhiyasa/Balipost)

Sebagai sarana pendidikan dan komunikasi, museum sebaiknya tak hanya memajang, tapi juga mendemonstrasikan koleksinya, misal dengan menarikan topeng.

Inibaru.id – Sangat sedikit yang ngeh tentang fungsi topeng yang merupakan bagian penting dari suatu seni pertunjukan. Maka, untuk memperkenalkan seluk-beluk pertopengan kepada masyarakat, trio maestro seni asal Bali menarikan sejumlah topeng kuno pada Rabu (11/10/2017).

Bertempat di Museum Bali, Denpasar, ketiganya mendemonstrasikan topeng-topeng koleksi Museum Bali. Ketiga maestro tersebut adalah Prof I Made Bandem, I Ketut Kodi, dan Prof I Wayan Dibia.

“Kami ingin menampilkan keragaman yang dimiliki Museum Bali, karena selain sebagai sarana pendidikan, museum sekaligus berfungsi sebagai sarana berkomunikasi," ungkap Prof Bandem di sela-sela acara Workshop "Demonstrasi Topeng" seperti diberitakan Antaranews, Rabu (11/10).

Baca juga:
36 Desainer Akan Ramaikan Solo Batik Fashion Tahun Ini
Warga Beijing Terpikat Karya Seni Rupa Kontemporer Indonesia

Dalam kesempatan itu, maestro seni tari dan budayawan tersebut membawakan Topeng Dalem Arsa Wijaya. Sementara, I Ketut Kodi menari Topeng Tua dan topeng untuk Bebondresan, sedangkan Prof Dibia membawakan Topeng Jauk Manis, Jauk Keras, dan Barong Ket.

"Lewat kegiatan ini, kami ingin menyosialisasikan bahwa topeng termasuk seni pertunjukan yang sangat hebat dan menjadi pengungkap sejarah. Mudah-mudahan topeng bisa juga nanti diusulkan sebagai Warisan Budaya Dunia Tak Benda," ucapnya.

Menurut Prof Bandem, topeng di Museum Bali ada yang berasal dari abad ke-18. Dari 386 koleksi topeng di Museum Bali, tambahnya, selama ini hanya sebagian kecil yang bisa dipamerkan karena keterbatasan gedung.

"Ke depan, kalau bisa Museum Bali mempunyai program untuk memamerkan koleksi lainnya seperti lukisan, tekstil, hingga benda-benda arkeologi, termasuk juga mengundang para tokoh-tokohnya untuk menjadi narasumber," ucapnya.

Sementara, dalam kesempatan yang sama, Prof Dibia berharap, topeng yang dipamerkan di Museum Bali dapat dikelompokkan sesuai jenisnya.

Baca juga:
Bertajuk Tari Kolosal, FGS 2017 Libatkan 1.286 Penari
Jazz Mengalun dari Telaga Ngebel Ponorogo

“Misal ada kelompok topeng bebarongan, wayang wong, dan sebagainya,” ungkap dia.

Adapun Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, Dewa Putu Beratha, tak menampik adanya keterbatasan ruang di Museum Bali.

“Yang bisa dipajang hanya sekitar 10 persen dari total koleksi yang ada,” jelasnya.

Sebagai informasi, Museum Bali mempunyai total 14.612 jenis koleksi  topeng, etnografika, biologika, lukisan, kain tenun endek, dan songket.

"Lewat demonstrasi topeng, kami ingin memperkenalkan kepada masyarakat bahwa koleksi topeng yang ada memiliki nilai seni tinggi. Selanjutnya kami ingin menumbuhkan rasa bangga dan menguatkan karakter anak-anak maupun generasi muda agar tertarik berkunjung ke Museum Bali," tandasnya. (GIL/SA)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: