BerandaAdventurial
Minggu, 6 Jan 2024 09:21

Tugu-Tugu Ikonik yang Ada di Kota Solo

Tugu Jam Pasar Gedhe dibangun dengan tujuan menciptakan kesadaran dan kedisiplinan masyarakat. (Tribunsolo/Imam Saputro)

Ada banyak tugu berdiri di wilayah-wilayah strategis Kota Solo. Selain bentuknya unik, tugu-tugu tersebut juga memiliki arti yang mendalam.

Inibaru.id - Solo, salah satu kota wisata yang banyak dikunjungi orang, baik dari dalam maupun luar negeri. Pesona keindahan alamnya, seni budayanya yang kaya, serta ragam kuliner lezatnya telah berhasil menarik perhatian wisatawan untuk datang dan menikmati segala keunikan yang dimiliki oleh kota ini.

Kota yang juga disebut Surakarta itu juga menjadi pusat kegiatan seni dan budaya. Ragam pertunjukan seni, seperti wayang kulit dan tari-tarian tradisional, menjadi daya tarik tersendiri bagi para pecinta seni dan kebudayaan.

Tapi, nggak berhenti sampai di situ saja. Di Solo juga banyak landmark ikonik yang menjadi ciri khas, salah satunya tugu. Nah, di Kota Liwet itu ada beberapa tugu yang berdiri di titik-titik tertentu. Mengutip dari surakarta.go.id, inilah tugu-tugu yang ada di Solo.

1. Tugu Jam Pasar Gedhe

Tugu Jam Pasar Gedhe berlokasi di depan pintu masuk Pasar Gedhe Harjonagoro. Menurut data inventarisasi Bappeda Solo 1995, tugu ini dibangun pada masa pemerintahan Pakubuwono X.

Tujuan pembangunan tugu ini adalah untuk menciptakan kesadaran dan kedisiplinan masyarakat dan untuk mencegah terjadinya kecelakaan. Tujuan ini pula yang melatarbelakangi letak tugu yang berdiri kokoh di perempatan jalan itu.

2. Tugu Pemandengan

Tugu Pemandengan berada di seberang Kantor Balaikota Surakarta. Tugu ini sekaligus menjadi penanda pusat Kota Solo atau titik nol Kota Solo.

Tugu dengan tinggi tiga meter ini memiliki bentuk bangunan segiempat yang mengerucut ke atas. Terdapat empat lentera yang mengarah ke segala arah.

Bangunan ini menjadi titik kosmologi perkotaan pada zamannya. Dahulu, Tugu Pemandengan dijadikan sebagai titik fokus pandangan raja Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat ketika lenggah (duduk) di Sitihinggil.

3. Tugu Kebangkitan Nasional

Tugu Kebangkitan Nasional juga biasa disebut Tugu Lilin. (Detik/Bayu Ardi Isnanto)

Tugu Kebangkitan Nasional atau yang biasa disebut sebagai Tugu Lilin berada di Jalan Dr Wahidin, Kelurahan Penumping, Kecamatan Laweyan, Kota Solo. Tugu yang sudah ada sejak 1933 ini dibangun untuk memperingati 25 tahun berdirinya Boedi Oetomo.

Tugu ini memiliki bentuk yang menggambarkan kekuatan. Sementara itu, lilin memilki arti penerang jalan. Konsep tugu ini dicanangkan oleh Ir Soetedjo yang mendapat dukungan dari masyarakat karena dianggap telah memenuhi cita-cita kebangsaan.

4. Tugu Cembengan

Tugu Cembengan yang berada di wilayah Jebres ini didirikan untuk penanda ke pemakaman khusus Tionghoa. Pemakaman itu terletak di timur laut kampus Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo.

Nama tugu ini diambil dari bahasa Tionghoa, 'ching bing' yang berarti penghormatan. Jika diamati, Tugu Cembengan berbentuk tingkatan yang salah satunya terdapat lubang di bagian tengah, berfungsi untuk meletakkan penerangan.

5. Tugu Keris

Tugu Keris akan terlihat dari pintu masuk utama Terminal Tirtonadi ke arah timur. Tugu ini berdiri kokoh di dekat Jembatan Tirtonadi. Tugu setinggi 25 meter ini memiliki warna keemasan. Warna tersebut berasal dari lempengan tembaga.

Keris dipilih untuk dijadikan tugu karena benda ini merupakan senjata tradisional dari Jawa. Selain itu, keris juga telah diakui UNESCO sebagai warisan budaya dunia.

Nah, tugu-tugu di Solo itu rupanya punya makna yang mendalam bagi masyarakat Kota Solo, ya? Maka, jika kamu melintas di jalanan Solo dan melihat salah satu dari tugu-tugu tersebut, bisa mengambil gambarnya dulu untuk kenang-kenangan, Millens. (Siti Khatijah/E07)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024