inibaru indonesia logo
Beranda
Hits
Sejarah Penamaan Stasiun Solo Balapan
Minggu, 24 Sep 2023 08:08
Penulis:
Bagikan:
Stasiun Solo Balapan. (Surakarta.go.id)

Stasiun Solo Balapan. (Surakarta.go.id)

Pernah terpikir nggak mengapa ada "balapan" di Stasiun Balapan? Siapa yang adu cepat di stasiun itu, ya? Nah, berikut adalah penjelasan terkait dengan nama tersebut.

Inibaru.id – Salah satu stasiun kereta api yang paling populer di Indonesia adalah Stasiun Solo Balapan. Alasannya, nama stasiun ini jadi salah satu lagu paling terkenal yang dinyanyikan almarhum Didi Kempot. Betewe, kamu pernah terpikir nggak mengapa stasiun ini diberi nama Solo Balapan?

Balapan sering dianggap sebagai adu kecepatan. Selain balap lari, kita juga mengenal balap sepeda, balap motor, balap mobil, atau lainnya. Nah, mengingat nama ini disematkan di sebuah stasiun, apakah mungkin hal ini berarti di sana dulu ada balap kereta?

Kalau soal ini, kita perlu tahu sejarah stasiun yang ada di Banjarsari, Surakarta, namun masuk dalam lingkup wilayah Daerah Operasional (Daop) 6 Yogyakarta ini. Kalau menurut situs Heritage KAI, stasiun ini diresmikan pada 10 Februari 1870. Stasiun ini jadi penanda sudah eksisnya jalur kereta Semarang – Solo. Bahkan, pada 1872, terungkap bahwa Nenderlandsch Indische Spoorweg Maatschappij (NISM) sudah mengelola dua kali perjalanan kereta dari Semarang dan Solo dalam sehari.

Saat kali pertama diresmikan, namanya adalah Stasiun Solo saja. Lantas, dari mana asal penyematan Balapan? Usut punya usut, hal ini disebabkan oleh lahan yang dipakai untuk pembangunan stasiun tersebut dulunya dipakai untuk lomba pacuan kuda.

Begini, lahan yang dipakai stasiun tersebut dulunya adalah Alun-Alun Utara yang dimiliki Keraton Mangkunegaran Surakarta. Nah, lomba balap kuda itu sering digelar saat Mangkunegoro IV bertahta.

Alasan lahan tersebut dipilih adalah karena jika ada jalur kereta dibangun di situ, relnya bisa mengarah langsung ke Semarang.

Stasiun Balapan pada masa penjajahan Belanda. (Wikipedia/hdl.handle.net/1887.1/item:771716)
Stasiun Balapan pada masa penjajahan Belanda. (Wikipedia/hdl.handle.net/1887.1/item:771716)

Warga setempat yang sudah kadung terbiasa menyebut lokasi stasiun sebagai lokasi balapan kuda pada akhirnya menyebutnya sebagai Stasiun Solo Balapan. Akhirnya, nama tersebut pun jadi nama resmi stasiun yang paling sibuk di Kota Solo dan melayani kereta di jalur lintas tengah dan selatan Jawa itu.

Menariknya, sebelum lebih populer sebagai stasiun yang melayani kereta penumpang, awalnya stasiun ini diperuntukkan untuk melayani kereta yang mengangkut hasil bumi seperti gula, tembakau, dan kopi dari wilayah Solo dan sekitarnya. Hasil bumi itu kemudian dikirim ke Pelabuhan Semarang untuk diekspor ke luar negeri.

Kondisi ini berubah pada 1926 saat stasiun tersebut direnovasi jadi lebih luas sehingga mampu mengakomodasi kereta penumpang. Gaya arsitektur Eropa pun diterapkan pada bangunan baru stasiun. Perancangnya juga didatangkan dari Eropa, yaitu Thomas Karsten. Nah, arsitektur itu masih bertahan dan bisa kita lihat sampai sekarang.

Menarik banget ya cerita tentang Stasiun Solo Balapan ini, Millens? Pernah nggak kamu naik atau turun kereta di sana? (Arie Widodo/E05)

Komentar

inibaru indonesia logo

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

Social Media

Copyright © 2024 Inibaru Media - Media Group. All Right Reserved