BerandaAdventurial
Kamis, 22 Nov 2023 17:08

Musim Dingin, Penduduk Utqiagvik Akan Hidup Tanpa Matahari selama 2 Bulan

Sunset menawan di Utqiagvik ini nggak akan bisa disaksikan warga setempat hingga dua bulan ke depan karena kota di Alaska, AS, tersebut bakal hidup tanpa matahari selama musim dingin. (Alaskapublic)

Sunset terakhir pada 19 November lalu menjadi awal musim dingin, yang berarti selama sekitar dua bulan setelahnya penduduk Utqiagvik akan hidup tanpa matahari.

Inibaru.id – Kendati sebagian besar wilayah subtropis di belahan bumi bagian utara saat ini masih musim gugur, daerah di lingkar Kutub Utara rupanya telah memasuki musim dingin. Salju mulai turun dengan lebat, bahkan sudah ada beberapa wilayah yang hidup tanpa matahari, salah satunya Ufqiagvik.

Ufqiagvik adalah sebuah kota di Alaska, AS. Ahli meteorologi Joe Ruch mengungkapkan, sunset akhir pekan lalu, tepatnya pada Minggu, 19 November 2023, menjadi matahari terakhir yang bisa disaksikan warga Ufqiagvik tahun ini.

Melalui akun Twitter resminya, @KRDOJoe, Ruch mengatakan, datangnya musim dingin menandakan berakhirnya sinar matahari untuk sekitar 4.900 warga dari salah satu kota paling utara di dunia tersebut pada tahun ini.

Sinar matahari baru saja terbenam di Ufqiagvik, Alaska, dan baru akan terbit lagi pada 23 Januari tahun depan atau 65 hari lagi,” tulis meteorolog lulusan Penn State University itu.

Kota yang Selalu Dingin

Utqiagvik yang masuk dalam lingkar kutub menjadikan kota paling utara di Alaska ini selalu dingin sepanjang tahun. (Arcpublishing via Adn)

Perlu kamu tahu, Utqiagvik merupakan kota paling utara di Alaska yang jaraknya sekitar 515 kilometer di dalam garis Lingkar Arktik. Dari poros kutub, jaraknya hanya sekitar 2.100 kilometer, menjadikannya sebagai salah satu kota yang diselimuti hawa dingin sepanjang tahun.

Suhu paling hangat di sana biasanya hanya dirasakan pada pertengahan Juli, yakni sekitar 5-6 derajat Celsius. Sementara, pada bulan-bulan ini hingga pergantian tahun, Utqiagvik yang memasuki musim dingin bisa bersuhu menembus minus 20 derajat Celsius.

Suhu yang ekstrem ini menjadikan warga setempat kesulitan untuk bercocok tanam. Bahkan, pada musim dingin, terlalu berisiko bagi siapa pun untuk berada di luar ruangan karena angin bisa berembus sangat kencang.

Selain itu, hampir semua cairan dan banyak hal akan membeku pada saat-saat ini, termasuk tubuh yang terlalu lama terpapar udara luar. Kemudian, salju yang terus turun dan penerangan yang minim menjadikannya berbahaya bagi warga untuk beraktivitas di luar rumah.

Matahari yang Nggak Terbit

Saat musim dingin, cahaya matahari hanya terlihat dari kejauhan selama beberapa jam saja. (Wikipedia/Golden retrievers)

Matahari yang nggak terbit hingga puluhan hari di Utqiagvik adalah peristiwa Polar Night alias Malam Kutub. Peristiwa ini disebabkan oleh fenomena semu titik balik matahari yang sebenarnya disebabkan oleh berubahnya kemiringan bumi saat melakukan revolusi (bumi mengelilingi matahari).

Perubahan kemiringan ini selain membuat belahan bumi utara mengalami musim dingin pada pergantian tahun juga menjadikan sebagian kecil wilayah di Alaska (AS), Finlandia, Norwegia, Swedia, Rusia, serta Greenland (Denmark) nggak terpapar sinar matahari selama berhari-hari.

Namun, ketiadaan matahari ini nggak lantas menjadikan wilayah seperti Utqiagvik gelap total. Dalam sehari, mereka bisa melihat matahari di ufuk laiknya sunrise selama beberapa saat, yang biasanya dipakai warga untuk beraktivitas, sebelum kembali terbenam.

Pada musim dingin ini, bahkan warga setempat mengalami kesulitan untuk mengira-ira apakah hari sudah berganti atau belum. Maka, untuk mengukur pergantian hari tersebut, mereka harus menggunakan patokan jam.

Hm, bisa kebayang nggak gimana rasanya tinggal Utqiagvik pada musim dingin seperti sekarang ini ya? (Arie Widodo/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: