Inibaru.id – Shibuya Crossing menjadi salah satu tempat paling ikonik untuk menggambarkan Jepang. Biasanya, persimpangan tersibuk di Negeri Sakura ini digambarkan penuh dengan orang-orang yang berpapasan melintasi zebra cross dengan cara jalan yang cepat khas orang Negeri Sakura.
Kenapa Shibuya Crossing bisa begitu terkenal? Sebelumnya, perlu kamu tahu bahwa Shibuya adalah salah satu distrik di Tokyo yang menjadi pusat komersial, keuangan, dan fesyen terbesar di sana. Luas wilayah ini hanya 15 kilometer persegi dengan populasi mencapai 200 ribu jiwa.
Saking "hidup"-nya wilayah ini, dua stasiun kereta utama mereka, yakni Stasiun Shinjuku dan Shibuya, disebut sebagai yang tersibuk di dunia. Jutaan orang keluar masuk distrik khusus itu setiap hari. Bahkan, Shibuya Crossing diyakini bisa dilewati hingga lebih dari 2,4 juta orang setiap hari.
Ramainya Shibuya juga dipengaruhi oleh anak muda yang menjadikan wilayah tersebut sebagai kiblat fesyen dan budaya, sekaligus pusat menghabiskan dunia malam, baik bagi warga setempat, turis lokal, maupun wisatawan asing.
Menjadi Pusat Jalur Kereta
Ihwal mula Shibuya menjadi salah satu wilayah paling ramai di Jepang dimulai sejak stasiun beroperasi di desa itu pada 1885, sebagai bagian dari Jalur Shinagawa. Namun, seiring berjalannya waktu, stasiun ini jadi pusat pemberhentian delapan jalur kereta di Tokyo dan kota-kota satelit di sekitarnya.
Pada 1889, Shibuya digabung dengan desa-desa di sekitarnya menjadi Minami-Toshima County. Pada 1909, statusnya berubah jadi “Town” atau kota kecil, yang meliputi Harajuku, Sendagaya, Jingumae, dan Yoyohata.
Pada 1932, Shibuya resmi menjadi bagian dari wilayah Tokyo. Jumlah penduduk yang meningkat dan perekonomian yang berkembang membuat pemerintah membuka jalur Tokyo Toyoko Line pada 1932, menjadikan Stasiun Shibuya sebagai salah satu pemberhentian terpenting antara Tokyo-Yokohama.
Pada jalur ini pula, kemudian muncul sebuah kisah sedih yang populer di seluruh dunia, tentang seekor anjing setia bernama Hachiko. Selama 12 tahun (1923-1935), ia menunggu tuannya yang sebetulnya telah meninggal.
Menjadi Pusat Wisata
Kesetiaan Hachiko terhadap tuannya menginspirasi pemerintah setempat untuk mengabadikannya dengan membangun patung anjing jenis akita itu di dekat stasiun pada April 1934. Patung tersebut rupanya begitu terkenal di seluruh dunia, sehingga menjadikannya sebagai daya tarik wisata di Jepang.
Shibuya kian ramai dikunjungi wisatawan setelah banyak mal didirikan di kawasan tersebut sekitar dekade 1970-an. Salah satunya adalah Shibuya 109 yang dikenal karena menyediakan barang fesyen dari berbagai jenama terkenal.
Tingkat popularitas Shibuya sebagai destinasi wisata fesyen semakin meledak setelah daerah yang cukup dekat dengan Stasiun Shibuya, yakni Harujuku, berkembang menjadi salah satu pusat fesyen dan etalase kreasi busana paling terkenal di kalangan anak muda di seluruh Jepang.
Hal itulah yang menjadikan Shibuya Crossing begitu ramai dilalui orang sampai sekarang. Kalau ada kesempatan ke Jepang, jangan lupa mampir ke persimpangan ikonik ini ya, Millens! (Arie Widodo/E03)