Inibaru.id – Sebuah musala berukuran kecil yang ada Kampung Persengkongan, Kelurahan Tegalsari, Tegal Barat, Kota Tegal disebut-sebut sebagai musala tertua di Tegal. Langgar Dhuwur namanya. Di musala yang kabarnya sudah eksis sejak dua abad yang lalu itulah, Islam mulai menyebar di Kota Bahari dan sekitarnya.
Meski belum benar-benar dipastikan, sejumlah pihak meyakini Langgar Dhuwur sudah eksis pada 1241 Hijriyah atau 1821 Masehi. Lokasinya yang nggak jauh dari Pelabuhan Tegal diyakini jadi tempat para pedagang yang singgah di sana beribadah. Apalagi, nama kampung itu adalah Pesengkongan yang diyakini berasal dari nama salah seorang saudagar keturunan Melayu dan Gujarat yang ikut membangun musala tersebut, yaitu Sengkong.
Bangunan yang kini dikenal dengan nama lain Musala Istiqomah ini memang sudah direnovasi di sana sini sehingga terlihat seperti musala kecil pada umumnya. Apalagi, lokasinya juga ada di permukiman penduduk yang padat. Tapi, di beberapa titik, masih ada bagian yang diyakini masih asli sejak kali pertama musala ini berdiri seperti kayu penyangga atap dari bahan jati, kubah, mimbar, hingga kentongannya.
Konon, pada zaman dahulu, musala dengan luas hanya 182 meter persegi dan dua lantai ini juga dipakai sebagai tempat menginap calon jemaah haji dari Tegal sebelum berangkat ke Arab Saudi. Mereka kemudian berangkat menggunakan kapal dan berlayar selama berminggu-minggu sebelum tiba di Tanah Suci.
Di musala ini pula, dulu terdapat dua kamar yang jadi tempat beristirahat dua syekh yang berasal dari Gujarat. Keduanya memberikan sejumlah petunjuk bagi para calon jemaah haji sebelum menunaikan ibadah haji.
“Dulu Pesengkongan isinya adalah para pendatang dari Sumatra, Sulawesi, dan Gujarat yang berdagang dan menyebarkan Islam di Tegal. Merekalah yang membangun musala ini sebagai tempat beribadah dan tempat singgah calon jemaah haji sebelum berlayar,” ungkap salah seorang pengurus Langgar Dhuwur Helmi Saleh sebagaimana dilansir dari Ayotegal, Sabtu (10/4/2021).
Nah, karena lantai bawah dipakai sebagai tempat beristirahat, warga setempat pun hanya bisa memakai lantai atas untuk beribadah. Dari situlah nama Langgar Dhuwur berasal. Nama ini bertahan sampai 1970-an dan berubah jadi Musala Istiqomah untuk keperluan administrasi pemerintahan.
Selain dianggap sebagai musala pertama di Tegal, Langgar Dhuwur juga dulu pernah jadi lokasi Kantor Catatan Agama pertama di Tegal. Tapi, kantor tersebut kini sudah pindah ke bangunan Kantor Kementerian Agama Tegal yang ada di Jalan Perintis Kemerdekaan.
Wah, nggak disangka, musala kecil bernama Langgar Dhuwur yang ada di tengah perkampungan padat di Kota Tegal ternyata menyimpan sejarah sebanyak itu. Semoga saja bangunan ini terus eksis dan dirawat dengan baik! (Arie Widodo/E10)