Inibaru.id - Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung. Mau pergi ke mana pun, sudah pasti ada aturan yang harus dihormati. Kepatuhan pada budaya setempat dapat mencerminkan kepribadian seseorang. Jangan mentang-mentang cuma berlibur, kamu jadi mengabaikan etika.
Nah, negara yang sangat patuh pada peraturan dan memiliki kedisiplinan yang tinggi adalah Jepang. Di sana, kamu nggak bisa seenaknya melakukan hal yang nggak sepatutnya. Selain membuat orang lain nggak nyaman, menyalahi etika juga bisa bikin malu satu negara. Eh, ini beneran lo. Sering kan kamu mendapati ada orang yang komplain mengenai sikap wisatawan asing karena dianggap nggak menghormati budaya lokal? Duh, jangan sampai ya!
Buat kamu yang punya rencana pergi ke Jepang, sebaiknya pahami dulu deh etika dasar yang berlaku di sana. Nggak mau kan jadi "pusat perhatian" oleh warga lokal gara-gara bersikap nggak sopan?
Lalu, apa saja etika dasar yang harus diketahui saat berlibur ke Jepang? Berikut rangkumannya.
1. Makan atau minum di kereta
Kalau kamu naik kereta cepat untuk destinasi dekat, mending jangan coba-coba makan atau minum deh. Makan dan minum di kereta bisa dianggap tindakan yang mengganggu penumpang lain. Meski begitu nggak masalah jika yang kamu makan itu permen.
Lain lagi kalau kamu naik shinkasen atau kereta peluru, kamu boleh makan dan minum karena biasanya waktu tempuh cukup lama.
2. Berbicara dengan suara keras di kereta
Etika lain yang harus kamu ketahui ketika naik kereta adalah nggak berbicara dengan suara keras baik dengan penumpang lain atau mengobrol di telepon. Kalaupun telepon itu penting, angkat sebentar kemudian tutup. Mau ngobrol lama? Turun dulu di stasiun terdekat.
Turun di stasiun atau halte terdekat hanya untuk menerima panggilan wajar banget kok di sana. Daripada kamu dipelototin orang karena bersuara terlalu keras di dalam transportasi, ya mending turun saja. Lagipula, apa nyaman ngobrol sama pasangan atau teman sambil didengerin orang satu gerbong?
3. Etika menggunakan sumpit
Sama seperti budaya kita, ada hal yang boleh dan pamali dilakukan ketika makan. Di Jepang, kamu nggak boleh bermain-main dengan sumpit. mengoper makanan dengan sumpit dan diterima dengan sumpit, menunjuk makanan atau orang dengan sumpit, dan menancapkan sumpit pada nasi secara vertikal. Untuk yang terakhir ini cukup fatal karena menyerupai upacara membakar dupa untuk orang yang meninggal.
O ya, karena alat makan utama di sana adalah sumpit, jadi kamu harus selalu menggunakannya. Jangan sekali-kali memakai tangan untuk makan atau mengambil lauk hanya karena kamu biasa begitu di sini. Kalau sumpit sedang nggak digunakan, taruh di atas tatakan sumpit yang disediakan.
4. Mengumbar kemesraan di depan umum
Mungkin generasi muda Jepang sudah sedikit terbuka soal hal ini. Tapi tetap saja, jumlah penduduk yang konservatif jauh lebih banyak. Mereka nggak biasa menunjukkan kontak fisik di depan umum. Orang Jepang juga nggak berjabat tangan ya, apalagi cipika-cipiki. Mereka membungkuk untuk memberikan salam.
5. Lupakan tip
Berita baiknya, orang Jepang nggak doyan tip. Semua tagihan di restoran atau hotel adalah biaya final. Semuanya sudah diperhitungkan dengan baik. Tapi, kalau kamu merasa perlu memberi tip, masukkan dulu uangnya ke dalam amplop. Mereka bakal merasa tersinggung jika uang tip diberikan begitu saja. Kamu dianggap nggak sopan.
6. Pakai nampan
Banyak toko di Jepang yang menyediakan nampan kecil untuk menampung uang dari pelanggan. Jadi, letakkan dulu kartu atau uang di atas nampan ketika membayar alih-alih menyerahkan langsung pada kasir.
Nah, itulah etika umum ketika berada di Jepang. Ingat-ingat ya, Millens kalau sepatutnya kita selalu bersikap sopan di mana pun. Kan katanya orang Indonesia unggah-ungguh-nya keren? (Lip/MG44/E05)