BerandaTradisinesia
Rabu, 30 Apr 2024 20:50

Tugu Joko Songo Karanganyar, Simbol Perjuangan 9 Jejaka Melawan Penjajah

Tugu Joko Songo di dekat Pasar Matesih, Karanganyar. (Google Street View)

Meski bentuknya seperti tugu biasa, nyatanya Tugu Joko Songo menyimpan kisah perjuangan 9 jejaka dalam melawan penjajah. Seperti apa ya, kisahnya?

Inibaru.id – Berjarak kurang lebih 15 kilometer ke arah timur dari pusat kota Karanganyar, Jawa Tengah terdapat sebuah monumen bernama Tugu Joko Songo. Meski terlihat nggak istimewa, nyatanya monumen ini dibangun sebagai pengingat atas perjuangan sejumlah pemuda yang melawan penjajah di masa perang mempertahankan kemerdekaan, Millens.

Lokasi Tugu Joko Songo nggak jauh dari Pasar Matesih. Tinggi tugunya hanya 2,5 meter. Di sana, kamu juga bakal menemukan prasasti bertuliskan “Angudi leburing angkoro penjajah, amrih luhuring anak putu”. Makna dari tulisan tersebut adalah “Usaha untuk memusnahkan angkara murka para penjajah, demi meningkatnya martabat anak cucu.”

Memangnya, seperti apa sih kisah di balik berdirinya Tugu Joko Songo ini? Jadi, semua bermula dari Agresi Militer Belanda II yang berlangsung pada 1948. Kala itu, di Karanganyar terdapat pasukan yang terdiri atas sejumlah pemuda bernama Pasukan Alap-Alap.

“Kalau dicermati, tulisan di prasasti tugu itu kalau disingkat berdasarkan huruf awalan setiap kata jadi ALAP-ALAP. Karena memang demi mengingat perjuangan pasukan tersebut saat berperang melawan penjajah di Matesih,” terang sesepuh warga setempat, Wardoyo sebagaimana dilansir dari Okezone, Rabu (10/11/2021).

Asal kamu tahu saja, wilayah gerilya Pasukan Alap-Alap ini cukup luas, yaitu di sekitar eks-Karesidenan Solo sampai ke Salatiga. Mereka juga ditugaskan untuk menjaga sejumlah bangunan penting seperti Keraton Solo, Keraton Mangkunegaran, dan Gedung Sasana Pustaka.

Dulu, di Tugu Joko Songo terdapat makam para pejuang yang gugur melawan penjajah. (Google Street View)

Sayangnya, pada 5 Januari 1949, Pasukan Alap-Alap yang kala itu jumlahnya hanya belasan orang bertemu dengan ratusan prajurit Belanda yang sedang berpatroli. Pertarungan pun nggak terelakkan.

“Dulu masih belantara. Tapi, Pasukan Alap-Alap sempat bikin Belanda kocar-kacir dengan bom tarik. Sayangnya, pihak Belanda mampu meminta bantuan tambahan pasukan dari Solo dengan senjata lengkap. Pada akhirnya, 9 orang pemuda yang masih belum menikah itu gugur diberondong peluru Belanda,” lanjut Wardoyo.

Sembilan orang pemuda tersebut adalah GKR Bambang Hadijokowaluyo (Waloeyo), Salam Hasyim, Soekoto, Slamet, Soenarto, Soepriyadi, Roesman Lilik, Moeryoto, dan Lakstoto. Gugurnya mereka jadi inspirasi pembangunan Tugu Joko Songo, Millens.

O ya, kabarnya sih, dulu di depan tugu ada makam dari para pejuang tersebut. Tapi, jasad para pejuang itu kemudian dipindah ke Taman Makam Pahlawan. Sebagai ganti, nama para pejuang disematkan pada sebuah prasasti yang ada di dekat tugu.

Hm, Tugu Joko Songo di Karanganyar ternyata memiliki cerita sejarah perjuangan mempertahankan kemerdekaan yang cukup memilukan. Omong-omong, kamu pernah datang ke monumen tersebut belum, nih? (Arie Widodo/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024