BerandaTradisinesia
Senin, 31 Mar 2024 10:26

Tradisi Dukutan, Cara Warga Tawangmangu Mencegah Bencana

Tawur agung, salah satu prosesi dalam tradisi dukutan yang digelar di Tawangmangu. (Jatengprov)

Dihiasi dengan prosesi tawur agung yang meriah, Tradisi Dukutan digelar setahun sekali oleh warga Nglurah, Tawangmangu demi mencegah datangnya bencana.

Inibaru.id – Meski diberkahi dengan alam yang subur dan sumber daya alam yang melimpah, orang Indonesia juga harus selalu bersiap menghadapi datangnya bencana alam. Nah, untuk mencegah terjadinya bencana, ada sejumlah cara yang dilakukan, termasuk di antaranya adalah dengan menggelar tradisi tertentu.

Hal inilah yang dilakukan di Lingkungan Nglurah, Kelurahan Tawangmangu, Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Di sana, warga rutin menggelar tradisi dukutan demi mencegah bencana.

Kali terakhir tradisi ini digelar adalah pada Selasa (5/12/2023) lalu, tepatnya pada Selasa Kliwon Wuku Dukut dalam Penanggalan Jawa. Pada hari itulah, warga setempat menggelar tradisi Dukutan di Situs Candi Menggung.

Sejak pukul 06.00 WIB, warga sudah mendatangi situs tersebut dengan membawa aneka sesaji serta hasil bumi. Malam sebelumnya, warga juga menggelar acara tirakatan, Millens.

“Tujuan dari tradisi ini adalah memohon kepada Tuhan Yang Maha Kuasa agar Lingkungan Nglurah tetap aman dan jauh dari bencana, selalu diberkati keberkahan, dimudahkan rezekinya, dihindarkan dari malapetaka, dan keinginan para warga bisa terlaksana,” ungkap koordinator Lingkungan Nglurah yang juga ikut serta dalam tradisi ini Ismanto Hartono sebagaimana dilansir dari Radarsolo, Rabu (6/12/2023).

Sejarah Tradisi Dukutan

Warga membawa hasil bumi dan sesaji ke Candi Menggung. (Rri/Qaasid Ahmad Argadiraksa)

Tradisi dukutan ternyata lebih dari sekadar cara warga untuk meminta bantuan dan pertolongan Tuhan. Tradisi ini ternyata muncul berkat adanya sejarah yang terkait dengan keberadaan dua arca yang ada di Situs Candi Menggung. Arca tersebut dikenal dengan nama Nyai Roso Putih serta Kyai Menggung.

Ceritanya, pada zaman dahulu, warga Nglurah Lor serta Nglurah Kidul nggak bisa hidup rukun dan terus berseteru. Nah, kedua tokoh tersebut kemudian meminta masyarakat dari kedua wilayah untuk melupakan permusuhan dan saling membantu.

Salah satu cara untuk mewujudkan kedamaian dari kedua kelompok masyarakat tersebut adalah dengan menggelar tawur agung. Prosesi ini memang dianggap cocok untuk melenyapkan berbagai hal yang bersifat duniawi, termasuk emosi dan rasa ingin bermusuhan.

Nah, prosesi tawur agung ini masih digelar hingga sekarang. Diharapkan, kerukunan warga dalam menjalankan tradisi ini mendapatkan berkah dari Yang Maha Kuasa dan wilayah tersebut pun bebas dari berbagai bencana.

“Dengan melakukannya, kami menghadap Yang Agung dengan jiwa yang bersih dan suci, meninggalkan keduniawian, hanya fokus memohon kepada-Nya,” lanjut Ismanto.

Hm, menarik banget ya. Ternyata di Indonesia ada tradisi Dukutan yang digelar demi mencegah datangnya bencana. Semoga saja tradisi ini tetap lestari hingga puluhan atau ratusan tahun di masa depan, ya, Millens? (Arie Widodo/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024