BerandaTradisinesia
Kamis, 25 Sep 2019 14:25

Sejarah Panjang Batik Pekalongan, Berkembang Pesat Pasca-Perang Diponegoro

Batik Pekalongan. (Medanbisnisdaily)

Batik Pekalongan terkenal dinamis dan begitu mengikuti zaman. Mungkin, inilah yang membuatnya bertahan hingga sekarang, saat sejumlah perusahaan kain di sejumlah wilayah mulai bertumbangan.

Inibaru.id – Batik Pekalongan memang nggak ada matinya! Produksi batik terus dilakukan di rumah-rumah penduduk. Sentra penjualan batik di kota pesisir utara Jawa Tengah itu juga nggak pernah sepi pembeli.

Selain Solo dan Yogyakarta, serta Rembang, Pekalongan memang punya sejarah yang cukup panjang tentang barik. Kendati nggak ada catatan resmi kapan batik Pekalongan mulai dikenal, keberadaan batik di sana konon telah muncul muncul sekitar akhir abad ke-18 atau awal abad ke-19.

Keberadaan batik di Pekalongan ini diperkuat dengan adanya catatan Deperindag terkait batik motif pohon kecil yang diyakini dibuat pada 1802.

Batik di Pekalongan hampir selalu reaktif terhadap perkembangan zaman. Motif batiknya dinamis. Misal, pada masa penjajahan Jepang, Pekalongan punya motif Jawa Hokokai yang mirip motif kimono Jepang.

Lalu, ada motif Tritura pada 1960-an, dan motif tsunami sebagai respons atas bencana besar di Indonesia itu beberapa tahun silam.

Perkembangan batik di wilayah berjuluk Kota Batik itu diperkirakan mengalami perkembangan paling pesat pasca-Perang Diponegoro pada 1825-1830. Kala itu, keluarga keraton terpaksa meninggalkan lingkungan kerajaan dan menyebar ke daerah-daerah di sebelah timur dan barat.

Nah, keluarga kerajaan, dan para pengikutnya, itu kemudian mengembangkan batik di tempat mereka tinggal, di antaranya di Gresik, Madura, Tulungagung, Cirebon, Banyumas, hingga Pekalongan.

Hm, perkembangan batik yang cukup panjang! Sudah tahu, kan, sekarang? (IB20/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: