BerandaTradisinesia
Rabu, 22 Agu 2023 11:35

Rumah-Rumah yang Dibangun Tanpa Bahan Semen dan Keramik

Rumah tradisional di Kampung Jalawastu, Brebes. (YouTube/Bambang Losari)

Di Kampung Jalawastu, Brebes, kamu nggak bakal menemui rumah yang dibuat dari bahan semen dan keramik. Lantai rumah juga masih dari tanah. Apa alasan warga tetap memegang teguh tradisi rumah tradisional ini, ya?

Inibaru.id – Meski rumah-rumah tradisional di Indonesia dibangun dengan bahan alam seperti kayu, bambu, jerami, dan lain-lain, perkembangan teknologi membuat rumah-rumah dengan bahan tersebut semakin jarang ditemui. Kini, kebanyakan rumah dibangun dengan bahan yang lebih modern seperti semen, batu bata, keramik, dan sebagainya.

Tapi di Kampung Jalawastu yang ada di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, kamu nggak bakal menemukan rumah dengan bahan-bahan modern. Soalnya, di sana ada kepercayaan bahwa rumah harus dibangun tanpa bahan semen dan keramik. Kok bisa?

Kampung ini ada di Desa Ciseureuh, Kecamatan Ketangguhan. Kalau dari pusat kota Brebes, jaraknya sekitar 70 kilometer. Lokasinya ada di kawasan perbukitan dan nggak jauh dari perbatasan Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Barat.

“Nggak ada satu pun dari 145 kepala keluarga yang ada di Kampung Jalawastu Brebes tinggal di rumah dengan bahan semen dan keramik,” cerita Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Brebes Wijanarto sebagaimana dikutip dari Detik, Minggu (4/4/2021).

Semua rumah di sana memakai bahan utama kayu. Dindingnya terbuat dari papan dan lantainya masih berupa tanah. Bisa jadi, hanya dua bahan bangunan modern yang dipakai yaitu seng pada atap dan kloset dari bahan plastik.

Warga Kampung Jalawastu, Brebes. (Majlisgugurgunung)

Omong-omong, apa sih alasan warga sampai nggak mau memakai bahan bangunan semen dan keramik untuk rumahnya? Ternyata warga Kampung Jalawastu memegang teguh sejumlah pantangan. Selain nggak memakai bahan bangunan tersebut, mereka juga nggak boleh mementaskan wayang, menanam bawang merah, serta memelihara angsa, bebek, kerbau, dan domba.

“Kalau melanggar pantangan itu, masyarakat percaya akan ada musibah yang datang,” lanjut Wijanarto.

Keberadaan pantangan ini berasal dari adanya mitos Dayeuh Lemah Kaputihan yang dipercaya warga setempat. Dalam mitos tersebut, Kampung Jalawastu disebut-sebut masuk dalam wilayah tanah suci yang ditinggali para dewa dan wali. Nah, demi menghormati keberadaan mereka, warga pun harus menjaga perkataan dan perilakunya serta menghindari pantangan-pantangan yang sudah disebutkan, Millens.

O ya, ada hal lain yang unik dari kampung ini, yaitu bahasa dan dialek yang dipakai warganya. Lokasinya memang masuk wilayah Brebes, Jawa Tengah, tapi warga kampung memakai Bahasa Sunda untuk percakapan sehari-hari dengan dialek ngapak. Pasti menarik banget untuk didengar ya?

Kalau kamu pengin mendatangi langsung Kampung Jalawastu, Brebes, coba deh datang pas tradisi Ngasa. Biasanya, tradisi ini digelar setiap Selasa Kliwon Mangsa Kesanga pada kalender Jawa. Dalam tradisi ini, ada pantangan unik lain yang harus dipatuhi, yaitu jamuan makannya nggak boleh berupa nasi, telur, daging, dan ikan.

Menarik banget ya tradisi yang dipegang teguh Kampung Jalawastu, Brebes ini, Millens. (Arie Widodo/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: