BerandaTradisinesia
Rabu, 5 Mar 2019 14:48

Umat Hindu di Boyolali Kembali Gelar Mendak Tirta untuk Panjatkan Harapan

Mendak Tirta di Boyolali. (krjogja.com)

Mendak Tirta telah menjadi tradisi tahunan menjelang Nyepi di Boyolali, Jawa Tengah. Tradisi ini selalu berhasil menyedot perhatian warga untuk ikut datang menyaksikan. Bagaimana prosesinya digelar?

Inibaru.id – Hari Raya Nyepi tinggal menunggu hari. Seperti tahun-tahun sebelumnya, warga Desa Bandengan, Boyolali, Jawa Tengah, khususnya yang beragama Hindu, kembali menggelar Mendak Tirta. Digelar pada Sabtu (2/3/2019), ritual dilakukan dengan melakukan kirab sepanjang tak kurang dari satu kilometer.

Tak hanya umat Hindu, acara yang oleh Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Pinandito Sutanto dianggap sebagai perwujudan toleransi masyarakat Boyolali itu juga diikuti seluruh lapisan masyarakat.

Sebelum memulai Mendak Tirta, warga lebih dulu berkumpul di Pura Buana Suci Saraswati. Setelah siap, rombongan bertolak menuju mata air Karangduwet, Kecamatan Banyudono, sejauh kurang lebih satu kilometer.

Dalam kirab tersebut, warga yang mengenakan kostum keraton juga mengusung dua gunungan yang disebut Gunungan Lanang dan Gunungan Wadon. Gunungan-gunungan tersebut berisi bermacam hasil bumi.

Ratusan umat Hindu mengikuti ritual Mendak Tirta pada 12 Maret 2018 di Pengging, Boyolali. (JSnews/Triawati PP)

Setiba di mata air, prosesi pengambilan air suci pun dilakukan. Umbul Siri Inggil dan Guyangan Karangduwet jadi tempat-tempat yang dipilih lantaran keduanya menjadi mata air yang sakral. Lewat ritual ini, warga memohon diberi keselamatan, kedamaian, kebahagiaan, dan pencerahan hidup.

Selesai? Belum! Air yang sudah diambil nantinya digunakan dalam upacara Tawur Agung. Upacara ini diselenggarakan di perbatasan provinsi Jawa Tengah dan DIY sebelum berakhir di Candi Prambanan.

Dikutip dari Liputan6.com, Minggu (3/3), Pinandito mengatakan, air suci dalam upacara ini diharapkan bisa menghapus dosa umat manusia.

"Semoga Nyepi bisa membawa berkah bagi seluruh masyarakat Indonesia," harapnya.

Hm, semoga Nyepi tahun ini juga semakin menguatkan persatuan antar golongan ya, Millens. Bukankah damai memang lebih indah? (IB15/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ganti Karangan Bunga dengan Tanaman Hidup, Imbauan Bupati Temanggung Terpilih

19 Feb 2025

Perjalanan Kasus Korupsi Wali Kota Semarang sebelum Resmi Jadi Tersangka KPK

20 Feb 2025

Tiongkok Buka Lowongan 'Pasukan Pertahanan Planet': Cegah Asteroid Hantam Bumi

20 Feb 2025

Mudik Gasik, Kebiasaan Unik Warga Kampung Satai di Boyolali Sambut Sadranan

20 Feb 2025

Operasi Pasar GPM Digelar Pemerintah Jelang dan Selama Ramadan 2025

20 Feb 2025

'Kabur Aja Dulu' adalah Autokritik untuk Kebijakan yang Lebih Baik

20 Feb 2025

Profil Sukatani, Band Purbalingga yang Tarik Lagu karena Dianggap Singgung Polisi

21 Feb 2025

Tidak Ada Lagi Subsidi BBM pada 2027, Klaim Luhut Binsar Pandjaitan

21 Feb 2025

Mengapa Huruf N pada Tulisan Nutella Berwarna Hitam?

21 Feb 2025

Polda Jateng Gelar Ramp Check di Mangkang: Uji Emisi dan Cek Fasilitas Keselamatan

21 Feb 2025

Di Masjid Sheikh Zayed Solo Kamu juga Bisa Cari Jodoh!

21 Feb 2025

Serunya Menonton Pesawat Lepas Landas dan Mendarat di Gardu Pandang YIA Kulon Progo

21 Feb 2025

UMKM Perlu Prioritaskan Pajak dan Legalitas untuk Hindari Risiko Kerugian

21 Feb 2025

Faceless Content: Solusi bagi Introvert yang Ingin Menjadi Kreator

21 Feb 2025

Sejarah Kode ACAB yang Kembali Populer setelah Klarifikasi Sukatani

22 Feb 2025

Viral Band Sukatani Minta Maaf dan Tarik Lagu, Polda Jateng Klaim Menghargai Kebebasan Berekspresi

22 Feb 2025

Warteg Warmo, Lokasi yang Jadi Inspirasi Lagu 'Begadang' Rhoma Irama

22 Feb 2025

Memahami Rasa Trauma dan Duka Mendalam lewat Film 'The Graduates'

22 Feb 2025

Sejarah Nama Kawasan Kalibanteng di Kota Semarang

22 Feb 2025

Janji Bupati; Rembang Fokus Tingkatkan Layanan Kesehatan, Kendal Lanjutkan Pembangunan

22 Feb 2025